Pengertian Retorika Tujuan Dan Fungsi Retorika

BAB II LANDASAN TEORITIS

A. Ruang Lingkup Retorika

1. Pengertian Retorika

Di tinjau dari segi bahasa retorika berasal dari bahasa yunani yaitu rhetor yang berarti seorang juru pidato, yang mempunyai sinonim orator. 1 Dalam bahasa arab disebut fannul khitabah, sedangkan retorika menurut encyclopedia britania, seperti yang dikutip Datuk Tombak Alam, retorika adalah kesenian menggunakan bahasa untuk menghasilkan kesan yang diinginkan terhadap pembaca dan pendengar. 2 Definisi retorika menurut kamus besar bahasa indonesia adalah, keterampilan berbahasa secara efektif dalam karang mengarang atau seni berpidato yang muluk-muluk dan bombastis. 3 Dalam arti yang sempit berarti retorika adalah bagaimana seseorang meggunakan tutur bahasa yang baik dan jelas agar dapat mempengaruhi orang lain dengan tujuan dan maksud tertentu. Banyak para pakar yang mengungkapkan definisi retorika dari segi istilah, beberapa pendapat antara lain: Jalaluddin Rahmat mengatakan dalam bukunya retorika modern pendekatan praktis, bahwa retorika adalah pemekaran bakat-bakat tertinggi manusia, yakni 1 M.H. Israr, Retorika Dan Dakwah Islam Era Modern, Jakarta: CV. Firdaus, 1993, Cet. Ke-.1, hal. 10. 2 Datuk Tombak Alam, Kunci Sukses Penerangan Dan Dakwah, Jakarta: PT. Rhineka Cipta, hal. 36. 3 Departemen Pendidikan Nasioanal, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, Edisi ke-3, Cet. Ke-2, hal. 953. 12 rasio dan cita rasa lewat bahasa selaku kemampuan untuk berkomunikasi dalam medan pikiran. 4 I Gusti Ngurah Oka mengatakan bahwa retorika adalah ilmu yang mengajarkan tindak dan usaha efektif dalam persuasi penataan dan penampilan kultur untuk membina saling pengertian, dan kerjasama serta kedamaian dalam kehidupan masyarakat. 5 Wahidin Saputra, mengatakan bahwa retorika adalah ilmu yang mempelajari tentang bagaimana betutur kata di hadapan orang lain dengan sistematis, logis, untuk memberikan pemahaman dan meyakinkan orang lain. 6

2. Tujuan Dan Fungsi Retorika

a. Tujuan Retorika ketika Aristoteles di sekitar abad ke-4 SM, menampilkan retorika sebagai ilmu yang berdiri sendiri, dikatakan bahwa tujuannya adalah persuasi, yang dimaksudkan persuasi dalam hubungan ini adalah yakinnya penanggap tutur akan kebenaran gagasan topik tutur. Secara retorika bertujuan berbicara kepada massa itu dapat dijelaskan sebagai berikut: 4 Jalaluddin Rahmat, Retorika Modern Pendekatan Praktis, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1998, hal. 5. 5 I Gusti Ngurah Oka, Retorika Sebuah Tinjauan Sejarah Pengantar, Bandung: Terate, 1976, Cet. Ke-1, hal. 13. 6 Wahidin Saputra, Retorika Dakwah Lisan, Teknik Khitabah, Buku Ajar Fakultas Dakwah UIN Syarif Hidayatulloh Jakarta: Dakwah Pres 2006, hal. 2. a to inform, yaitu memberikan penerangan dan pengertian kepada massa, guna memberikan penerangan yang mampu menanamkan pengertian dengan sebaik-baiknya. b to convine, yaitu meyakinkan atau menginsafkan. c to inspire, yaitu menimbulkan inspirasi dengan teknik dan sistem penyampaian yang baik dan bijaksana. d to entertain, yaitu menggembirakan, menghibur atau menyenangkan dan memuaskan. e to actuate to put into action, yaitu menggerakan dan mengarahkan mereka untuk bertindak merealisir dan melaksanakan ide yang telah dikomunikasikan oleh orator di hadapan massa. 7 b. Fungsi Retorika Menurut Plato, retorika bertujuan untuk memberikan kemampuan dalam menggunakan bahasa yang sempurna, dan merupakan jalan bagi seseorang untuk memperoleh pengetahuan yang luas. 8 Sedangkan menurut Aristoteles, menampilkan retorika sebagai ilmu yang beridri sendiri, yang dikatakan tujuannya adalah untuk mempengaruhi orang persuasif. 9 7 T,A Lathief Rosydy, Dasar-Dasar Retorika Komunikasi Dan Informasi, Medan: PT.Firma Rinbow,1939, hal. 234-235 8 Onong Uchana Effendi, Filsafat Komunikasi, Bandung: Citra Aditia Bakti, 2003, hal. 55 9 I Gusti Ngurah Oka, Retorika Sebuah Tinjauan Sejarah Pengantar, hal. 63 Aristoteles menyebutkan tiga cara untuk mempengaruhi orang lain: a. Ethos: anda harus bisa dan sanggup menunjukan pada khalayak bahwa anda memiliki pengetahuan yang luas dan status terhormat. b. Phatos: anda mampu menyentuh hati, khalayak perasaan, emosi, harapan, kebencian dan kasih sayang mereka. c. Logos: anda harus meyakinkan khalayak dengan mengajukan bukti. Pada situasi ini anda harus mendekati khalayak melalui otak atau pola pikir mereka. 10 I Gusti Ngurah Oka mejelaskan bahwa retorika adalah untuk: a. Menyediakan gambaran yang jelas tentang manusia terutama dalam hubungan kegiatan bertuturnya, termasuk ke dalam gambaran ini antara lain gambaran proses kejiwaan ketika ia terdodong untuk bertutur ketika ia mengidentifikasi pokok persoalan dan retorika bertutur ditampilkan. b. Menampilkan gambaran yang jelas tentang bahasa atau benda yang bisa diangkat menjadi topik tutur, misalnya gambaran tentang hakikatnya, strukturnya, fungsi dan sebagainya. c. Mengemukakan gambaran yang terperinci tentang masalah tutur misalnya, dikemukakan tentang hakikatnya, strukturnya, bagian-bagian dan sebagainya. d. Bersama-sama dengan penampilan gambaran ketiga hal tersebut di atas disiapkan pula bimbingan tentang: a Cara memilih topik. 10 Toto Tasmara, Komunikasi Dakwah, Jakarta: Gaya Media Pratama, t.t, hal. 156 b Cara-cara memandang dan menganalisa topik tutur untuk menentukan sasaran ulasan yang persuasif dan objektif. c Pemilihan jenis tutur yang disesuaikan dan tujuan yang hendak dicapai. d Pemilihan materi bahasa serta penyusunan menjadi kalimat-kalimat yang padu, utuh, mantap, dan bervariasi. Pemilihan gaya bahasa dan gaya tutur dalam penampilan tuturnya. 11 Setelah bahan pidato dipersiapkan, untuk selanjutnya adalah mengatur materi dakwah dan menyusunnya dengan menarik. Banyak cara menyusun pidato, akan tetapi semuanya harus didasari pada tiga prinsip yaitu: 1 Kesatuan unity komposisi yang baik adalah merupakan kesatuan yang utuh. Ini meliputi kesatuan dalam isi, tujuan dan sifat. Dalam isi maksudnya adalah gagasan tunggal harus mendominasi uraian, mengenai tujuanpun harus jelas, apakah tujuan pidato itu untuk menghibur, memberitahukan dan mempengaruhi, begitupun sifat pembicara apakah serius, informal, formal atau bermain-main dengan demikian akan jelas apa yang akan disampaikan dalam pidato tersebut. 2 Pertautan-pertautan coherency ini menunjukan urutan bagian yang berkaitan satus ama lain, pertautan menyebabkan perpindahan dari pokok yang satu ke pokok yang lainnya secara lancar. 11 I Gusti Ngurah Oka, Retorika Sebuah Tinjauan Pengantar, hal.65 3. Titik berat emphasis, bila kesatuan dan pertauatn membantu pendengar untuk mengikuti dengan mudah jalannya pembicaraan, maka titik berat menunjukan mereka pada bagian-bagian yang penting patut diperhatikan. 12 Jika kita memahami arti fungsi retorika agak sejalan dengan fungsi dari komunikasi, yaitu pada umumnya fungsi komunikasi ada empat yakni: 1 Mass Information, yaitu untuk memberi dan menerima informasi kepada khayalak. Komunikasi dapat digunakan untuk menyampaikan dan menerima informasi. Hal ini bisa dilakukan oleh setiap orang dengan pengetahuannya. Tanpa komunikasi informasi tidak dapat disampaikan dan diterima. 2 Mass Education, yaitu member pedidikan. Biasanya fungsi ini dilakukan oleh guru kepada muridnya untuk meningkatkan pengetahuan atau oleh siapa saja yang mempunyai keinginan untuk memberi pendidikan. 3 Mass Persuasion, yaitu untuk mempengaruhi. Hal ini bisa dilakukan oleh setiap orang atau lembaga yang mencari dukungan. Dan ini lebih banyak digunakan oleh orang yang bisnis, dengan cara mempengaruhi melalui iklan yang dibuat. 4 Mass Entertainment, yaitu untuk menghibur, biasanya dilakukan oleh amatir radio, televisi ataupun orang yang mempunyai professional menghibur. 13 12 Jaluddin Rahmat, Retorika Modern, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2002, Cet. Ke-6, hal, 32-34 13 Roudhonah, Ilmu Komunikasi, Jakarta:UIN Jakarta Press,2007, Cet. Ke-1, hal. 52

3. Lima Hukum Retorika