Materi Dakwah Penerapan Retorika KH. Abdul Rahman al-Madinah Dalam Berdakwah

Gaya bahasa yang disesuaikan audiencenya yang dihadapi rangkain kata- kata yang tidak bertele-tele, susunan kata yang teratur dan sistematis, membuat ceramah yang enak didengar dan dipahami oleh mad’unya dalam hal ini para santrinya. Olah vokal yang jelas lantang bicara tanpa ada rasa takut, sebab apa yang beliau sampaikan adalah suatu kebenaran yang harus diketahui dan dipahami. Pengunaan bahasa, mimik dan intonasi retorika dakwah KH. Abdul Rahman al-Madinah mampu meyakinkan mad’unya dalam pelaksanan dakwah bil-lisan , penerapan dan penggunaan gaya serta intonasi retorika dakwah beliau dapat dikatakan bagus, karena penyampaian sesuai dengan tingkat variasi keilmuannya.

4. Materi Dakwah

Materi yang diangkat harus relevan dengan kondisi atau yang tengah menjadi perhatian masyarakat saat ini, agar masyarakat berantusias dalam mendengarkan dakwah yang disampaikan. Penyampaian materi harus disampaikan secara mendalam agar mad’u dapat memahami masalah-masalah yang sedang dihadapinya. Menurut KH. Abdul Rahman al-Madinah salah satu penyebab kegagalan dakwah karena da’i kurang mempersiapkan tema atau materi yang akan dibahas, sebab jika kurang persiapan dalam berdakwah maka da’i akan bingung sendiri apa yang harus ia sampaikan, otomatis karena kurang persiapan maka akan dakwah gagal. Oleh karena itu persiapan materi dalam berdakwah menjadi salah satu faktor yang utama dalam berdakwah. Setelah penulis menghadiri beberapa kali ceramah beliau, baik di lingkungan pesantren maupun di luar, seperti malelis-majelis yang beliau asuh. Beliau menggunakan topik atau materi dakwah sesuai dengan metode yang penulis gunakan pada bab dua yaitu: Pertama, masalah akidah keimanan, masalah pokok yang menjadi materi dakwah adalah aqidah islamiyah, aspek akidah ini yang akan membentuk moral manusia. Kedua, masalah syari’ah, hukum atau syariah disebut sebagai cermin peradaban dalam pengertian bahwa ketika ia tumbuh matang dan sempurna, maka peradaban mencerminkan dirinya dalam hukum-hukumnya. Materi dakwah yang menyajikan unsur syariat harus dapat menggambarkan atau memberikan informasi yang jelas di bidang hukum dalam bentuk status hukum yang berifat wajib, mubah, makruh, dan haram. Ketiga, masalah mu’amalah, Islam merupakan agama yang melakukan urusan mu’amalah lebih besar porsinya daripada urusan ibadah. Ibadah dalam mu’amalah di sini, diartkan sebagai ibadah yang mencakup hubungan dengan Allah SWT dalam rangka mengabdi padanya. Beliau selau menganjurkan agar kita selalu menjaga tali silaturahmi pada siapapun, karena itu akan menyebabkan turunnya rahmat kepada kita, seperti dipanjangkan umurnya dan dipermudah rejekinya. Keempat, masalah akhlak. Islam mengajarkan agar manusia berbuat baik dengan ukuran yang bersumber pada Allah. Sebagaimana telah diaktualisasikan oleh Rasulluloh SAW. Materi dakwah yang beliau sampaikan dapat diketahui dari pembukaan yang beliau gunakan. Apakah materi itu tentang Maulid, Isra Miraj, ataupun acara َا ٌّ ﺪ ّﺮ ىﺬ ّ دﻮ ﻮ ا ف ﺪ دﻮ ﻮ ﺮ ﺧ و ثﻮ ﺮ ﺧ نﺎﻜ ﺎ ﻄ او دﻮ ا ّ او ﺧ ا مرﺎﻜ ّنا ﺪﻬ ا و ﻚ ﺮ ﺪ و ﷲا ا ا نا ﺪﻬ ا ق ّ ﻮ ر و ﺪ ﺪ ّا ّﻬ ّ ّ و ّ ّ ﺎ ﺪ مﻮ ا رﺎ او دﻮ و ﺎ ا و ا و ﺪ ّﺪ ا . ّ ا ﺪ ﺎ : ﺰ ﺰ ﺎﻬ ﺎ آ ﺎ لﺎ ّاو ﻚ ﻈ ﺧ 15 ّﺪ ارﻮ ا و ﺎ ا بر ﷲﺪ ا ﷲﺪ ا ّﺪ اوﺎ ّ او ّ او ة م ّ ّ ﺎ ﻮ وﺎ وﺎ ﺪ ا مﻮ ا دﻮ و ا و ﺪ ّﺪ . اﺎ ﻚ ﺎ ّ ﺎ ّا ﺎ ّاةﻮ و ﻮ ﻜ ا ا ا ﻚ ﻈ ا ا ﷲﺎ ﺎ . لﺎ ﺎ : ّ ا ا كﻮ ﺪ ة ّ ا ا ﻏ ا ّ ّنا ﺮ ا ناﺮ و دﻮﻬ نﺎآ ﺮ ا ناﺮ ا. 16

5. Humor