Penyusunan Dan Penguasaan Materi Pemilihan Bahasa

hati mereka siapa yang tahu. Maka agar manusia tetap memperhatikan kita dalam berdakwah kita selalu memohon kepada Allah agar dakwah yang kita sampaikan dapat lancar dan mengena ke hati mad’u, meminta kepada Allah agar dibimbing dalam berdakwah dan tidak melukai hati orang. Sebab persiapan fisikpun tidak cukup dalam berdakwah, dengan persiapan bathin kita akan selalu berpegang pada Allah meminta bimbingan dari-Nya supaya apa yang kita sampaikan benar-benar datangnya dari Allah jadi dakwah yang kita serukan tidak menyimpang. 14

2. Penyusunan Dan Penguasaan Materi

Dakwah adalah proses mengkomunikasikan materi dakwah kepada tujuan dakwah atau sasaran yang dimaksud oleh da’i itu sendiri. Oleh karena itu seorang da’i harus mempersiapkan diri dalam melakukan aktifitas dakwah. Di samping penguasaan materi-materi dakwah, juga teknik dalam penyampaian dakwah yang dapat diterima oleh masyarakat. Menurut KH. Abdul Rahman al-Madinah, selayaknya materi yang akan disampaikan da’i harus sesuai dengan kondisi dan kebutuhan masyarakat. Materi yang beliau sajikan bersumber dari al-Quran, Hadits, Fatwa Ulama dan lain sebagainya yang sesuai dengan materi yang akan dibahas. Serta materi yang diangkatpun harus yang sedang menjadi pembicaraan masyarakat atau aktual, dikemas secara mendalam dengan gaya bahasa yang menarik, karena dengan ini maka dakwah yang disampaikan akan mengena kepada tujuan atau sasaran. 14 Wawancara Pribadi Dengan KH. Abdul Rahman al-Madinah. Penyusunan dan penguasaan materi dakwah yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat merupakan suatu kewajiban bagi seorang da’i, sebab tanpa penguasaan materi yang mendalam maka akan sulit membanguan kredibilitas seorang da’i, sehingga dakwah yang disampaikan ngawur dan asal-asalan, dakwah seperti ini akan membingungkan mad’u yang menerimanya. Namun jika da’i mampu menguasai materi yang disajikan dengan bagus otomatis penyampaiannyapun akan bagus pula, da’i terlihat tenang dan santai, mad’upun akan mudah menerima pesan yang disampaikan.

3. Pemilihan Bahasa

Bahasa adalah momentum sebuah kata yang dapat membuat orang lain paham dan mengerti. Seorang da’i harus pandai memilih kata-kata dan mengemasnya dengan bahasa yang tepat agar jamaah mudah menerimanya. Aristoteles memberikan nasehat ini; gunakan bahasa yang tepat, benar dan dapat diterima. Pilih kata-kata yang jelas dan langsung, sampaikan kalimat yang indah, mulia, dan hidup dan sesuaikan bahasa dengan pesan khalayak dan pembicaraan. Dalam dakwah KH. Abdul Rahman al-Madinah menggunakan bahasa yang mudah dipahami dan dicerna oleh jamaah. Bahasa yang beliau gunakan merupakan bahasa indonesia, namun sekali-kali beliau juga menggunakan bahasa inggris sebagai guyonan agar jamaah menjadi segar, setelah beliau mengucapkan bahasa inggris, beliau selalu berkata” udah dengering aja gua mau gaya ini”, logat yang beliau gunakan gaya suara betawi yang khas. Gaya bahasa yang disesuaikan audiencenya yang dihadapi rangkain kata- kata yang tidak bertele-tele, susunan kata yang teratur dan sistematis, membuat ceramah yang enak didengar dan dipahami oleh mad’unya dalam hal ini para santrinya. Olah vokal yang jelas lantang bicara tanpa ada rasa takut, sebab apa yang beliau sampaikan adalah suatu kebenaran yang harus diketahui dan dipahami. Pengunaan bahasa, mimik dan intonasi retorika dakwah KH. Abdul Rahman al-Madinah mampu meyakinkan mad’unya dalam pelaksanan dakwah bil-lisan , penerapan dan penggunaan gaya serta intonasi retorika dakwah beliau dapat dikatakan bagus, karena penyampaian sesuai dengan tingkat variasi keilmuannya.

4. Materi Dakwah