Kerangka Berpikir KERANGKA TEORI

Dengan adanya interaksi yang rutin antara pendamping LSM dengan masyarakat diharapkan program pemberdayaaan akan menjadi lebih efektif. Masyarakat akan lebih membuka diri, ini dapat mendorong munculnya partisipasi dari masyarakat setempat. Pentingnya partisipasi dalam program pemberdayaan masyarakat dimaksudkan untuk keberlanjutan dari program pemberdayaan masyarakat. Dengan adanya partispasi masyarakat, diharapkan masyarakat suatu saat akan menjadi mandiri. Menjadikan masyarakat mandiri butuh proses yang lama, karenanya sangat penting keberlanjutan program pemberdayaan masyarakat, dimana program tersebut memberikan peluang kepada masyarakat untuk mendapatkan penghasilan untuk kehidupan sehari-harinya dan untuk kehidupannya di masa yang akan datang.

2.4. Kerangka Berpikir

Studi ini dilakukan untuk mengkaji implementasi kegiatan pemberdayaan masyarakat melalui program rehabilitasi dan rekontruksi rumah korban gempa dan Tsunami di Kemukiman Meuraksa Kecamatan Blang Morgat Kota Lhoukseumawe. Program rehabilitasi dan rekontruksi wilayah dan kehidupan masyarakat Nanggroe Aceh Darussalam bertujuan untuk mengembalikan kondisi psikologis masyarakat, kehidupan sosial ekonomi dan pemerintahan melalui usaha-usaha rehabilitasi dan rekontruksi. Rehabilitasi dan rekontruksi rumah M. Irsyadi: Pemberdayaan Masyarakat Dalam Program Rehabilitasi dan Rekonstruksi Rumah Korban Tsunami di Kemukiman Meuraksa Kecamatan Blang USU e-Repository © 2008. yang rusak salah satu tujuannya untuk memberdayakan masyarakat yang kehilangan rumah akibat bencana gempa dan Tsunami. Pendekatan yang digunakan baik oleh pemerintah pusatdaerah maupun LSM domestik dan Intemasional dalam pemberdayaan masyarakat korban gempa dan Tsunami di Nanggroe Aceh Darussalam, menggunakan pendekatan partispatif dan memperhatikan aspirasi serta kebutuhan masyarakat Nanggroe Aceh Darussalam. Pendekatan ini berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 2 tahun 2005 tentang Badan Rehabilitasi dan Rekontruksi Wilayah Dan Kehidupan Masyarakat Nanggroe Aceh dan Nias. Masyarakat dilibatkan sejak awal, mulai dari perencanaan sampai ke pelaksanaan kegiatan. Semua proses rehabilitasi rumah diserahkan sepenuhnya kepada masyarakat, disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat. Dalam rehabilitasi dan rekontruksi rumah masyarakat korban gempa dan tsunami di Kemukiman Meuraksa Kecamatan Blang Mangat Kota Lhoukseumawe, terdapat unsur pemberdayaan masyarakat. Masyarakat yang semula kehilangan rumah, akhirnya mendapatkan bantuan untuk rehabilitasi rumah mereka, akhirnya masyarakat sudah lebih berdaya karena mereka sudah mendapatkan bantuan rumah. Dalam proses rehabilitasi dan rekontruksi rumah tersebut di atas, juga melibatkan masyarakat setempat, adanya partisipasi dari masyarakat. Penting juga diperhatikan jaringan pemberdayaan masyarakat yang terdapat di Kemukiman Meuraksa. Pelaku pemberdayaan tidak hanya pemerintah tapi juga LSM domestik M. Irsyadi: Pemberdayaan Masyarakat Dalam Program Rehabilitasi dan Rekonstruksi Rumah Korban Tsunami di Kemukiman Meuraksa Kecamatan Blang USU e-Repository © 2008. dan Internasional turut berperan serta dalam proses rehabilitasi dan rekontruksi rumah masyarakat korban gempa dan Tsunami di Kemukiman Meuraksa . Pada proses rehabilitasi dan rekontruksi rumah korban gempa bumi dan Tsunami di Kemukiman Meuraksa, masyarakat bisa mendapatkan penghasilan dengan bekerja sebagai buruh atau tukang dalam pelaksanaan rehabilitasi rumah korban gempa dan Tsunami di Kemukiman Meuraksa. Sebagian masyarakat di Kemukiman Meuraksa kehilangan mata pencahariannya yang didapat dari usaha taninya. Pada akhimya masyarakat Kemukiman Meuraksa memperoleh banyak manfaat dari proses rehabilitasi dan rekontruksi rumah korban gempa dan Tsunami di Kemukiman Meuraksa . Gambar 2. Kerangka Pemikiran Kajian Rehabilitasi dan Rekontruksi Rumah Partisipasi Jaringan Kerjasama Manfaat Program Pemberdayaan Proses M. Irsyadi: Pemberdayaan Masyarakat Dalam Program Rehabilitasi dan Rekonstruksi Rumah Korban Tsunami di Kemukiman Meuraksa Kecamatan Blang USU e-Repository © 2008.

BAB III METODE PENELITIAN