Pada awal Januari 2006 pembangunan rumah yang dibangun tersebut oleh masyarakat sendiri dibawah koordinator komite pembangunan gampong yang
dibiayai oleh Malteser International, maka masyarakat yang tinggal di barak dan tenda-tenda darurat pindah kembali ke rumah masing-masing bagi rumahnya yang
telah siap dibangun.
4.4.2. Rehabilitasi dan Rekontruksi Rumah Sebagai Program Pemberdayaan Masyarakat
Pemerintah melakukan pendekatan baru untuk rehabilitasi dan rekonstruksi wilayah dan kehidupan masyarakat Nanggroe Aceh Darussalam yaitu pendekatan
pemberdayaan masyarakat yang berbasis masyarakat. Program rehabilitasi dan rekontruksi wilayah dan kehidupan masyarakat di Nanggroe Aceh Darussalam
meliputi perbaikan dan pemulihan semua aspek pelayanan publik atau masyarakat sampai tingkat yang memadai pada wilayah Nanggroe Aceh Darussalam pasca
bencana, dengan sasaran utama untuk normalisasi atau berjalannya secara wajar semua aspek pemerintahan dan kehidupan masyarakat di wilayah Nanggroe Aceh
Darussalam pasca bencana dan pembangunan kembali semua prasarana, sarana, kelembagaan di wilayah Nanggroe Aceh Darussalam pasca bencana, baik di tingkat
pemerintahan maupun masyarakat, dengan sasaran utama tumbuh berkembangnya kegiatan perekonomian, sosial dan budaya, tegaknya hukum dan ketertiban, dan
bangkitnya peran serta partisipasi masyarakat sipil dalam segala aspek kehidupan bermasyarakat di wilayah Nanggroe Aceh Darussalam pasca bencana.
M. Irsyadi: Pemberdayaan Masyarakat Dalam Program Rehabilitasi dan Rekonstruksi Rumah Korban Tsunami di Kemukiman Meuraksa Kecamatan Blang USU e-Repository © 2008.
Memberikan bantuan kepada masyarakat korban gempa dan tsunami merupakan awal dari pemberdayaan, dari yang berdaya memberikan bantuan kepada
yang tidak berdaya. Bantuan yang mengalir ke Nanggroe Aceh Darussalam harus disalurkan dengan baik. Selain bantuan berupa sandang pangan yang perlu
diperhatikan adalah bantuan moril untuk memberikan dorongan kepada masyarakat Nanggroe Aceh Darussalam agar dapat bangkit dari keterpurukan yang diakibatkan
oleh bencana alam yang menimpa wilayahnya. Masyarakat Nanggroe Aceh Darussalam saat ini berada dalam kondisi yang
powerless lemah, mereka kehilangan keluarga dan harta bendanya akibat bencana yang menimpa mereka, sehingga perlu diberikan power kekuatan untuk bertahan
hidup dan menata masa depannya kembali. Pemberdayaan yang dilakukan pada masyarakat Nanggroe Aceh Darussalam
pasca gempa dan Tsunami dapat mengembangkan potensi ekonomi masyarakat Nanggroe Aceh Darussalam yang pada akhirnya akan meningkatkan harkat dan
martabat masyarakat Nanggroe Aceh Darusalam. Dengan meningkatnya harkat dan martabat Masyarakat Nanggroe Aceh Darussalam maka akan timbul kembali rasa
percaya diri dan ini akan membangkitkan kembali harga diri masyarakat Nanggroe Aceh Darussalam serta budaya setempat tetap akan terpelihara dengan baik.
Bantuan rumah yang diberikan membuat masyarakat kembali bersemangat dalam menata kehidupannya. Dengan adanya tempat tinggal, paling tidak sudah
terpenuhi satu kebutuhan mereka, mereka sudah kembali berdaya untuk melanjutkan
M. Irsyadi: Pemberdayaan Masyarakat Dalam Program Rehabilitasi dan Rekonstruksi Rumah Korban Tsunami di Kemukiman Meuraksa Kecamatan Blang USU e-Repository © 2008.
kehidupan mereka. Dengan adanya rumah sebagai tempat tinggal dan tempat berlindung, masyarakat bisa menata kembali kehidupannya, rumah bisa dijadikan
tempat usaha, karena sebagian masyarakat Kecamatan Blang Mangat mempunyai mata pencaharian tambahan sebagai pengrajin anyaman bambu, pengrajin emping
melinjo dan beternak. Rumah tidak saja sebagai tempat berlindung tetapi juga berfungsi sebagai tempat usaha.
Rumah adalah tempat seseorang dapat mengidentifikasi diri secara eksistensial terlindungi lalu mengatur perencanaan hidup secara benar. Bagi
pengungsi, membangun rumah adalah mengembalikan rasa percaya diri, menyembuhkan luka batin dan memotivasi kearah lebih kreatif. Penyediaan rumah
sebagai salah cara untuk melupakan pengalaman traumatik yang pemah dimiliki. Tanpa rumah, proyek pemulihan ekonomi kurang sempurna karena seseorang merasa
terus dalam dalam kondisi darurat. Pengerjaan rumah bantuan diserahkan kepada masyarakat Gampong, sebagian
masyarakat bekerja sebagai tukang dalam rehabilitasi rumah-rumah yang rusak, mereka mendapatkan penghasilan untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari, karena
walaupun mereka masih tinggal di barak dan tenda namun pada bulan Oktober 2005 bantuan sembako dan Jadup sudah tidak lagi diberikan.
Sebagian besar masyarakat di Kemukiman Meuraksa kehilangan mata pencaharian atau sumber pendapatan keluarga, lahan pertambakan dan peralatan
nelayan di Gampong tersebut mengalami kerusakan yang parah, ini menyebabkan
M. Irsyadi: Pemberdayaan Masyarakat Dalam Program Rehabilitasi dan Rekonstruksi Rumah Korban Tsunami di Kemukiman Meuraksa Kecamatan Blang USU e-Repository © 2008.
masyarakat kehilangan mata pencaharian, masyarakat menjadi penganguran akibatnya mereka tidak mempunyai penghasilan. Mata pencaharian utama
masyarakat adalah dari nelayan. Saat itu masyarakat memerlukan pekerjaan untuk mencukupi kebutuhan hidupnya sehari-hari.
Dengan bekerja sebagai tukang atau buruh dalam pembangunan rumah korban gempa dan tsunami, maka mereka sudah mempunyai sumber penghasilan walaupun
sifatnya sementara. Harapan lainnya, dengan adanya pekerjaan baru paling tidak mereka sudah ada kegiatan yang dapat menghasilkan, sehingga mereka lebih berdaya
dan perlahan pulih dari trauma akibat bencana yang telah menimpa. Dengan ada proses rehabilitasi rumah ini juga akan mempengaruhi roda perekonomian di
Gampong tersebut, dengan rekonstruksi diharapkan dapat merangsang kehidupan perekonomian setempat.
4.5. Partisipasi Masyarakat Di Kemukiman Meuraksa