Teori-teori Pertumbuhan Ekonomi Pertumbuhan Ekonomi

Fahmi Hasbullah : Analisis Pengaruh Ekspor Sektor Industri Dan Penanaman Modal Asing Sektor Industri Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Indonesia, 2009. USU Repository © 2009 Yr = Pendapatan sewa Yi = Pendapatan bunga Yp = Pendapatan laba atau profit c Pendekatan Pengeluaran Consumption Approach Metode ini dihitung dengan menjumlahkan semua pengeluaran yang dilakukan berbagai golongan pembeli dalam masyarakat. Secara matematis Rahardja, 2001:182: Y = C + I + G + X – M di mana : Y = PDB Pendapatan Domestik Bruto C = Pengeluaran Rumah tangga konsumen untuk konsumsi I = pengeluaran rumah tangga perusahaan untuk investasi G = pengeluaran rumah tangga pemerintah X-M = ekspor netto atau pengeluaran rumah tangga luar negeri Yang dihitung hanya nilai transaksi-transaksi barang jadi saja, untuk menghindari adanya perhitungan ganda.

2.1.3 Teori-teori Pertumbuhan Ekonomi

Teori-teori pertumbuhan ekonomi melihat hubungan antara pertumbuhan ekonomi dengan faktor-faktor penentu pertumbuhan ekonomi. Ada beberapa teori mengenai pertumbuhan ekonomi, yaitu: Fahmi Hasbullah : Analisis Pengaruh Ekspor Sektor Industri Dan Penanaman Modal Asing Sektor Industri Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Indonesia, 2009. USU Repository © 2009 a Teori Jumlah Penduduk Optimal Optimal Population Theory Teori ini telah lama dikembangkan oleh kaum Klasik. Menurut teori ini, berlakunya The Law of Diminishing Return TLDR menyebabkan tidak semua penduduk dapat dilibatkan dalam proses produksi. Jika dipaksakan, justru akan menurunkan tingkat output perekonomian. Gambar 2.1 Jumlah Penduduk Optimal Sumber : Rahardja, 2001:178 Pada gambar, kurva TP 1 menunjukkan hubungan antara jumlah tenaga kerja dengan tingkat output fungsi produksi. Kondisi optimal akan tercapai jika jumlah penduduk tenaga kerja yang terlibat dalam proses produksi adalah L 1 , dengan jumlah output Tenaga Kerja Q 3 Q 1 Q 2 L 1 L 2 TP 2 TP 1 Total Produksi Output Fahmi Hasbullah : Analisis Pengaruh Ekspor Sektor Industri Dan Penanaman Modal Asing Sektor Industri Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Indonesia, 2009. USU Repository © 2009 PDB adalah Q 1 . Jika jumlah tenaga kerja ditambah menjadi L 2 PDB justru berkurang menjadi Q 2 . Hal ini karena cepat terjadinya TLDR. Agar penambahan tenaga kerja ke L 2 dapat meningkatkan output, misalnya menjadi Q 3 , yang harus dilakukan adalah investasi fisik barang modal dan SDM yang menunda terjadinya gejala TLDR. Bahkan kedua investasi tersebut menimbulkan sinerji. Jika hal tersebut yang terjadi, maka fungsi produksi membaik. Hal itu digambarkan dengan bergesernya kurva produksi ke TP 2 . Penambahan tenaga kerja akan meningkatkan output PDB. b Teori Pertumbuhan Neo Klasik Neo Classic Growth Theory Teori ini dikembangkan oleh Solow 1956 dan merupakan penyempurnaan teori- teori klasik sebelumnya. Fokus pembahasan teori ini adalah akumulasi stok barang modal dan keterkaitannya dengan keputusan masyarakat untuk menabung atau melakukan inve stasi. Asumsi penting dari model Solow antara lain: 1. Tingkat teknologi dianggap konstan tidak ada kemajuan teknologi, 2. Tingkat depresiasi dianggap konstan, 3. Tidak ada perdagangan luar negeri atau aliran keluar masuk barang modal, 4. Tidak ada sektor pemerintah 5. Tingkat pertambahan penduduk tenaga kerja juga dianggap konstan, 6. Seluruh penduduk bekerja sehingga jumlah penduduk = jumlah tenaga kerja. Dengan asumsi-asumsi tersebut, dapat dipersempit faktor-faktor penentu pertumbuhan menjadi hanya stok barang modal dan tenaga kerja. Lebih lanjut lagi, dapat diasumsikan bahwa PDB per kapita semata-mata ditentukan oleh stok barang modal per Fahmi Hasbullah : Analisis Pengaruh Ekspor Sektor Industri Dan Penanaman Modal Asing Sektor Industri Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Indonesia, 2009. USU Repository © 2009 tenaga kerja. Jika Q = output atau PDB, K = barang modal, dan L = tenaga kerja, maka y = fk di mana y = PDB per kapita atau QL dan k = barang modal per kapita atau KL Untuk menjaga agar perekonomian dapat mempertahankan tingkat outputnya, stok barang modal per kapita tidak boleh berkurang. Untuk itu tingkat investasi yang dilakukan harus mempunyai dua fungsi: 1. Mengganti barang modal yang sudah usang. Tingkat investasi untuk memenuhi fungsi ini adalah dKL. 2. Menambah stok barang modal sebagai respons terhadap pertambahan tenaga kerja. Tingkat investasi untuk memenuhi fungsi kedua adalah n KL atau nk. Investasi total yang dibutuhkan agar perekonomian dapat mempertahankan tingkat produksinya adalah n+dk. Selanjutnya, dianggap ada hubungan proporsional antara tingkat tabungan dengan tingkat produksi per kapita, misalnya sebesar s, sehingga sy = sfk. Perekonomian dikatakan berada dalam kondisi keseimbangan stabil bila jumlah tabungan sama dengan kebutuhan investasi. Keadaan keseimbangan stabil akan berubah jika terjadi perubahan tingkat tabungan, perubahan tingkat teknologi, dan percepatan perkembangan teknologi. c Teori Pertumbuhan Endojenus Endogenous Growth Theory Teori ini dikembangkan oleh Romer 1986 dan merupakan pengembangan dari teori Klasik-Neo Klasik yang kelemahannya terletak pada asumsi bahwa teknologi bersifat eksojenus. Konsekuensi asumsi ini adalah terjadinya The Law of Diminishing Return, karena teknologi dianggap sebagai faktor eksogen dan tetap. Konsekuensi yang Fahmi Hasbullah : Analisis Pengaruh Ekspor Sektor Industri Dan Penanaman Modal Asing Sektor Industri Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Indonesia, 2009. USU Repository © 2009 lebih serius adalah perekonomian yang terlebih dahulu maju, dalam jangka panjang akan terkejar perekonomian yang lebih terbelakang, selama tingkat pertambahan penduduk, tingkat tabungan, dan akses terhadap teknologi adalah sama. Teknologi merupakan barang publik. Oleh karenanya, selama perusahaan dapat menikmati dampak yang sama dari teknologi tersebut, tidak ada satu perusahaan pun yang berusaha memonopoli. Dengan demikian dalam hal ini, faktor teknologi bukanlah sebagai faktor eksogen melainkan faktor endogen. d Teori Schumpeter Schumpeter berpandangan bahwa pertumbuhan ekonomi sangat ditentukan oleh kemampuan kewirausahawanan entrepreneurship. Sebab, para pengusahalah yang mempunyai kemampuan dan keberanian mengaplikasi penemuan-penemuan baru dalam aktivitas produksi. Langkah-langkah pengaplikasian penemuan-penemuan baru dalam dunia usaha merupakan langkah inovasi. Termasuk dalam langkah-langkah inovasi adalah penyusunan teknik-tahap produksi serta masalah organisasi-manajemen, agar produk yang dihasilkan dapat diterima pasar. e Teori Harrod-Domar Teori Harrod-Domar dikembangkan secara terpisah dalam periode yang bersamaan oleh E.S. Domar dan R.F. Harrod. Keduanya melihat pentingnya investasi terhadap pertumbuhan ekonomi, sebab investasi akan meningkatkan stok barang modal, yang memungkinkan peningkatan output. 1. Investasi Fahmi Hasbullah : Analisis Pengaruh Ekspor Sektor Industri Dan Penanaman Modal Asing Sektor Industri Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Indonesia, 2009. USU Repository © 2009 Tingkat output suatu perekonomian mempunyai hubungan proporsional konstan dengan jumlah stok barang modal. Jika tingkat output dinotasikan Y dan stok barang modal dinotasikan K, maka: Y= K……..……………......……………………………………………………1 dimana adalah rasio output barang modal capital output ratio, disingkat COR yaitu angka yang menunjukkan berapa jumlah output yang dapat dihasilkan dari stok barang modal tersedia. Umumnya niulai adalah positif namun lebih kecil daripada satu 0 1. Misalnya, stok barang modal adalah 10.000 bila nilai COR adalah 0,5 = 0,5, maka output yang dihasilkan adalah 5.000. Jika perekonomian ingin meningkatkan output menjadi 6.000 ∆=1.000 unit, maka stok barang modal harus ditingkatkan menjadi 12.000 unit ∆K=2.000 unit. Dapat juga dikatakan ∆K∆Y=2. Angka 2 adalah bilangan yang menunjukkan berapa unit barang modal yang harus ditambah untuk meningkatkan output sebanyak satu unit. Angka ini disebut nilai rasio output kapital inkramental incramental capital output ratio, disingkat ICOR. Angka ICOR dapat diperoleh dengan: ∆Y= ∆K………….……………..……………………………………………….2 α 1 = ∆ ∆ Y K ….…………………………..…………………………………………..3 Dari persamaan 3 terlihat bahwa nilai ICOR adalah 1 atau sama dengan 1COR. Bila nilai COR=0,25, maka nilai ICOR=10,25=4. Dalam kasus diatas nilai COR=0,5, sehingga ICOR=10,5=2, berarti untuk meningkatkan output sebanyak 1.000 unit, stok barang modal yang harus ditambah I adalah 2.000. 2. Tabungan Fahmi Hasbullah : Analisis Pengaruh Ekspor Sektor Industri Dan Penanaman Modal Asing Sektor Industri Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Indonesia, 2009. USU Repository © 2009 Untuk melakukan investasi, perekonomian harus mampu menyisihkan outputnya sebagai tabungan. Bila tabungan merupakan bagian proporsional konstan dari pendapatan, hubungan tabungan saving S dengan output Y adalah S= Y 3. Pertumbuhan Ekonomi Tingkat pertumbuhan output keseimbangan terjadi pada saat Investasi sama dengan Tabungan atau pada saat I=S, S= Y=∆K= ∆Y=I Y= ∆Y α α = ∆ = Y Y Ekonomi n Pertumbuha Bila tingkat tabungan merupakan 6 pendapatan, sedangkan COR=0,5 atau ICOR=2, maka pertumbuhan ekonomi yang diharapkan adalah 62=3 per tahun Rahardja, 2001: 193-202. f Tahap-tahap Pertumbuhan Ekonomi Rostow W.W. Rostow mengemukakan teori tahapan tipikal pertumbuhan ekonomi yang dilalui oleh suatu perekonomian. Tahap-tahap yang dimaksud adalah: 1. Tahap Masyarakat Tradisional Pada tahap masyarakat tradisional ini, masyarakat masih menggunakan cara-cara produksi primitif dan dipengaruhi oleh nilai-nilai tak rasional serta adat istiadat. Tingkat produksi dan produktivitas sangat rendah. 2. Tahap Prasyarat Lepas Landas Tahap ini merupakan transisi persiapan mencapai pertumbuhan dan perkembangan lebih lanjut. Fahmi Hasbullah : Analisis Pengaruh Ekspor Sektor Industri Dan Penanaman Modal Asing Sektor Industri Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Indonesia, 2009.