Fahmi Hasbullah : Analisis Pengaruh Ekspor Sektor Industri Dan Penanaman Modal Asing Sektor Industri Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Indonesia, 2009.
USU Repository © 2009
Pada tahun 1989 sampai dengan tahu 1997 PMA di Indonesia sempat mengalami penurunan menjadi US 4.718,8 juta, tetapi pada tahun 1990 meningkat drastis menjadi
US 8.750,10 juta, Pada tahun 1991 sampai 1998, PMA di Indonesia terus mengalami fluktuasi. Pada
tahun 1998, PMA mengalami penurunan dari tahun sebelumnya yaitu dari US 33.832,5 juta menjadi US 13.567,5 juta. Hal ini disebabkan karena Indonesia dilanda krisis
ekonomi yang sangat parah. Begitu juga pada tahun 1999, PMA juga mengalami penurunan sekitar 24,6. Pada tahun 2000, PMA mulai menunjukkan peningkatan
sekitar 19,34, dan pada tahun 2001, PMA hanya mengalami penurunan sedikit sehingga bearda pada posisi US 15.045 juta.
Hal ini berlanjut dan terus mengalami fluktuasihingga pada akhirnya pada tahun 2005, PMA mengalami peningkatan sebesar US 13.579,3juta. PMA terus mengalami
peningkatan yang cukup berarti hingga tahun 2006 dan sangat mempengaruhi laju pertumbuhan ekonomi di Indonesia.
4.2.5 Perkembangan Tingkat Suku Bunga
Tingkat suku bunga merupakan salah satu dari instrumen dalam melaksanakan kebijakan moneter dengan tujuan pengendalian jumlah uang beredar
melalui OPT. Adapun perkembangan tingkat suku bunga di Indonesia dapat dilihat pada tabel
berikut:
Fahmi Hasbullah : Analisis Pengaruh Ekspor Sektor Industri Dan Penanaman Modal Asing Sektor Industri Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Indonesia, 2009.
USU Repository © 2009
Fahmi Hasbullah : Analisis Pengaruh Ekspor Sektor Industri Dan Penanaman Modal Asing Sektor Industri Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Indonesia, 2009.
USU Repository © 2009
Tabel 4.3 Tingkat Suku Bunga
Tahun Tingkat suku bunga
1987 14,00
1988 13,54
1989 15,30
1990 11,64
1991 17,87
1992 18,03
1993 13,79
1994 9,08
1995 11,59
1996 13,34
1997 12,26
1998 17,38
1999 37,84
2000 12,64
2001 14,31
2002 17,63
2003 13,12
2004 8,34
2005 7,30
2006 12,83
Sumber: Bank Indonesia, Laporan Bulanan, Juli 2006.
Pada tabel di atas dapat dilihat bahwa tingkat suku bunga tahun 1998 tingkat suku bunga meningkat cukup tajam sekitar 37,84. Persentase ini lebih besar dari tahun
sebelumnya. Hal ini dikarenakan terjadinya inflasi sekitar 77 di Indonesia akibat krisis moneter. Sehingga dalam menyerap dan mengendalikan jumlah uang yang beredar terlalu
banyak di masyarakat maka diperlukan penyesuaian tingkat suku bunga yang nantinya akan mempengaruhi tingkat suku bunga perbankan. Pada saat itu, tingkat suku bunga
perbankan juga ikut naik. Kemudian pada tahun 1999 tingkat suku bunga mengalami penurunan. Hal ini bertujuan untuk mengundang para investor dalam menanamkan
Fahmi Hasbullah : Analisis Pengaruh Ekspor Sektor Industri Dan Penanaman Modal Asing Sektor Industri Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Indonesia, 2009.
USU Repository © 2009
modalnya di Indonesia di mana tingkat suku bunga merupakan patokan dalam menentukan tingkat suku bunga investasi. Adanya anggapan dengan menurunnya tingkat
suku bunga investasi maka banyak para investor yang ingin menanamkan modalnya di Indonesia. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan PDB riil Indonesia.
Pada tahun-tahun berikutnya, tingkat suku bunga secara perlahan mulai memperlihatkan penurunan sampai pada tahun 2004 berada pada posisi 7,30. Namun
pada tahun berikutnya, tingkat suku bunga mengalami peningkatan sehingga berada pada posisi 12,83. Hal ini dikarenakan adanya kenaikan inflasi di Indonesia yang disebabkan
kenaikan administered price. Setelah pada tahun 2005 tingkat suku bunga mengalami kenaikan, maka pada Mei
2006, BI mulai menurunkan tingkat suku bunga. Pada April 2006 tingkat suku bunga berada pada posisi 12,75, namun pada Mei 2006 mengalami penurunan dan berada
pada posisi 12,5. Dan pada September 2006 tingkat suku bunga berada pada posisi 11,25.
4.3. Hasil dan Analisis