Kualitas Kredit URAIAN TEORITIS

Marnov P.P. Nainggolan : Analisis Pengaruh LDR, NIM dan BOPO Terhadap ROA Bank Umum Indonesia, 2009. USU Repository © 2009 Pelaksanaan penilaian tingkat kesehatan tersebut dilakukan dengan mengkuantifikasikan komponen dari masing-masing faktor. Selanjutnya, faktor dan komponen diberikan bobot sesuai dengan besarnya pengaruh terhadap kesehatan bank. Penilaian faktor dan komponen dilakukan dengan sistem kredit reward system yang dinyatakan dalam nilai kredit 0 sampai 100. Berdasarkan hasil penilaian atas dasar bobot, kemudian ditetapkan 4 predikat tingkat kesehatan bank yaitu : a. Sehat, jika nilai kredit 81 sampai 100 b. Cukup sehat, jika nilai kredit 66 sampai dengan kurang 81 c. Kurang sehat, jika nilai kredit 51 sampai dengan kurang 66 d. Tidak sehat, jika nilai kredit 0 sampai dengan kurang 51

2.7 Kualitas Kredit

Hidup matinya suatu bank sangatlah dipengaruhi oleh jumlah kredit yang disalurkan dalam suatu periode. Artinya semakin banyak kredit yang disalurkan semakin besar pula perolehan laba Kasmir :119. Bahkan hampir semua bank masih mengandalkan penghasilan utamanya dari jumlah penyaluran kredit spread based, di samping dari penghasilan atas fee based yang berupa biaya-biaya dari jasa-jasa bank lainnya yang dibebankan pada nasabah. Dalam praktiknya banyaknya jumlah kredit yang disalurkan juga harus memperhatikan kualitas kredit tersebut. Artinya semakin berkualitas kredit yang disalurkan atau kredit yang diberikan, akan memperkecil resiko terhadap kemungkinan kredit tersebut bermasalah. Dalam hal ini prinsip kehati-hatian bank dalam menyalurkan kredit perlu memperhatikan kualitas kredit. Bukan tidak mungkin Marnov P.P. Nainggolan : Analisis Pengaruh LDR, NIM dan BOPO Terhadap ROA Bank Umum Indonesia, 2009. USU Repository © 2009 kredit yang jumlahnya cukup banyak akan mengakibatkan kerugian apabila kredit yang disalurkan tersebut ternyata tidak berkualitas dan mengakibatkan kredit tersebut bermasalah. Oleh karena itu, dalam melepaskan kreditnya agar berkualitas, pihak perbankan perlu memperhatikan dua unsur yaitu sebagai berikut : 1. Tingkat perolehan laba return, artinya jumlah laba yang akan diperoleh atas penyaluran kredit. Jumlah perolehan laba tersebut terus harus memenuhi ketentuan yang berlaku apabila ingin dinilai baik kesehatannya. 2. Tingkat resiko risk. Artinya tingkat resiko yang akan dihadapi terhadap kemungkinan melesetnya perolehan laba bank dari kredit yang disalurkan. Dalam memenuhi tingkat perolehan laba bank agar dikatakan dapat memenuhi kriteria ketentuan yang berlaku, perbankan harus memperhatikan empat faktor seperti di bawah ini agar kesehatan bank dapat diukur sesuai ketentuan tersebut. 1. Tingkat Return ON Assets ROA 2. Return ON Equity ROE 3. Timing of Return waktu perolehan laba 4. Future Prospect prospek ke dapan Selanjutnya, tingkat perolehan laba bank juga harus mengetahui resiko-resiko yang akan dihadapinya. Resiko ini merupakan kondisi dan situasi yang akan dihadapi di masa yang akan datang yang sangat besar pengaruhnya terhadap perolehan laba bank. Secara umum jenis-jenis resiko yang mungkin atau bakal dihadapi meliputi sebagai berikut : Marnov P.P. Nainggolan : Analisis Pengaruh LDR, NIM dan BOPO Terhadap ROA Bank Umum Indonesia, 2009. USU Repository © 2009 1. Resiko Lingkungan Resiko yang berkaitan dengan lingkungan perbankan terutama yang berkaitan dengan lingkungan luar eksternal perbankan. Resiko lingkungan terdiri dari resiko ekonomi, resiko kompetisi dan resiko peraturan. 2. Resiko Manajemen Resiko yang berkaitan dengan resiko dari dalam perusahaan internal seperti resiko organisasi, resiko kemampuan dan resiko kegagalan. 3. Resiko Penyerahan Resiko penyerahan ini juga lebih terpengaruh oleh internal bank seperti resiko operasional, resiko teknologi dan resiko strategik. 4. Resiko Keuangan Resiko keuangan bekaitan dengan pengaruh internal dan eksternal bank seperti resiko kredit, resiko likuiditas, resiko suku bunga dan resiko internasional. Untuk menentukan berkualitas atau tidaknya suatu kredit perlu diberikan ukuran-ukuran tertentu. Bank Indonesia menggolongkan kualitas kredit menurut ketentuan sebagai berikut : Marnov P.P. Nainggolan : Analisis Pengaruh LDR, NIM dan BOPO Terhadap ROA Bank Umum Indonesia, 2009. USU Repository © 2009 1. Lancar pas Dikatakan lancar apabila : a. Pembayaran angsuran pokok dan atau bunga tepat waktu. b. Memiliki mutasi rekening yang aktif c. Bagian dari kredit dijamin dengan agunan tunai cash collateral. 2. Dalam Perhatian Khusus special mention Dikatakan dalam perhatian khusus apabila : a. Terdapat tunggakkan pada angsuran pokok atau bunga yang belum melampaui 90 hari. b. Terjadi cerukan c. Jarang terjadi pelanggaran terhadap kontrak yang disepakati. d. Mutasi Rekening relatif aktif dan didukung oleh pinjaman baru. 3. Kurang Lancar substandard Dikatakan kurang lancar apabila : a. Terdapat tunggakkan pembayaran angsuran pokok atau bunga yang telah melampaui 90 hari. b. Sering terjadi cerukan c. Terjadi pelanggaran terhadap kontrak lebih dari 90 hari. d. Frekuensi mutasi rekening relatif rendah. e. Adanya indikasi masalah pada keuangan debitur. f. Dokumen pinjaman yang lemah. Marnov P.P. Nainggolan : Analisis Pengaruh LDR, NIM dan BOPO Terhadap ROA Bank Umum Indonesia, 2009. USU Repository © 2009 4. Diragukan doubtful Dikatakan diragukan apabila : a. Terdapat tunggakan angsuran pokok atau bunga yang telah melampaui 180 hari. b. Terjadi cerukan yang bersifat permanen. c. Adanya wanprestasi lebih dari 180 hari. d. Terjadi kapitalisasi bunga. e. Dokumen hukum uang lemah, baik pada perjanjian dan jaminan. 5. Macet loss Dikatakan macet apabila : a. Terdapat tunggakkan angsuran pokok dan atau bunga yang telah melampaui 270 hari. b. Kerugian operasional ditutup dengan pinjaman baru. c. Jaminan tidak dapat dicairkan pada nilai yang wajar, baik dari segi hukum dan kondisi pasar. Selanjutnya, dalam hubungannya dengan tingkat kesehatan bank ditetapkan melalui kriteria sebagaai berikut : Marnov P.P. Nainggolan : Analisis Pengaruh LDR, NIM dan BOPO Terhadap ROA Bank Umum Indonesia, 2009. USU Repository © 2009 Tabel 2.2 No Kriteria Bobot 1 Permodalan Capital Adequacy Ratio 20,0 2 Aktiva Produktif a. Non Performing Loan NPL b. Pemenuhan PPAP 12,5 7,5 3 Rentabilitas a. Return On Assets b. Return On Equity 10.0 10.0 4 Likuiditas a. Loan to Deposit Ratio b. Pertumbuhan kreditpertumbuhan dana 15,0 5,0 5 Efisiensi a. Beban OperasionalPendapatan Opersional b. Net Interest Margin NIM 10,0 10,0 T O T A L 100,0

2.8 Analisis Likuiditas