Penilaian Kinerja URAIAN TEORITIS

Marnov P.P. Nainggolan : Analisis Pengaruh LDR, NIM dan BOPO Terhadap ROA Bank Umum Indonesia, 2009. USU Repository © 2009

2.4 Neraca Bank

Untuk mempermudah pemahaman bagaimana bank beroperasi, perlu dipahami sebagaimana halnya dalam neraca perusahaan, neraca bank juga merupakan persamaan dari : TOTAL ASSET = Kewajiban + Modal Neraca bank menggambarkan sumber-sumber dana dan penggunaan dana bank. Bank mendapat dana dengan cara menerima simpanan giro, tabungan dan deposito berjangka kemudian mengalokasikannya dengan memberi pinjaman atau membeli surat-surat berharga. Bank memperoleh pendapatan dari bunga kredit atau surat-surat berharga. Agar bank mendapatkan margin, maka tingkat bunga kredit harus lebih tinggi dari biaya yang dibayarkan kepada pemilik dana. Penyaluran dana dalam bentuk kredit mendominasi aset bank. Sementara dana masyarakat merupakan sumber utama dana bank terutama dalam bentuk giro, tabungan dan deposito berjangka.

2.5 Penilaian Kinerja

Kinerja bisa dikatakan seberapa baik hasil yang dicapai atau prestasi yang diperlihatkan oleh perusahaan dalam mencapai tujuan atau target yang telah ditetapkan dan yang pada akhirnya untuk dapat mendukung perekonomian sehingga tercapai kesejahteraan. Kinerja perbankan sendiri dalam beberapa tahun terakhir, terutama setelah terjadi krisis perbankan, perhatian pemerintah di berbagai negara termasuk Indonesia terhadap kebijakan pengaturan dan pengawasan bank semakin Marnov P.P. Nainggolan : Analisis Pengaruh LDR, NIM dan BOPO Terhadap ROA Bank Umum Indonesia, 2009. USU Repository © 2009 besar. Perhatian tersebut antara lain karena semakin disadari arti penting dan peran strategis sektor perbankan dalam suatu perekonomian. Kegagalan suatu bank khususnya yang bersifat sistemik akan dapat mengakibatkan terjadinya krisis yang dapat mengganggu kegiatan suatu perekonomian. Kajian yang dilakukan Lindgren 1996 menunjukkan bahwa banyak negara yang perekonomian rusak sebagai akibat tidak sehatnya sektor perbankan. Sektor keuangan, terutama di negara-negara berkembang, masih didominasi oleh lembaga perbankan. Di Indonesia, misalnya, menurut Yunus Husein 2003, industri perbankan menguasai sekitar 93 dari total industri keuangan. Dalam kondisi yang demikian, apabila lembaga perbankan tidak sehat dan tidak befungsi secara optimal, maka dapat dipastikan akan berakibat pada terganggunya kegiatan perekonomian. Menurut Andrew Crocket 997 stabilitas dan kesehatan sektor perbankan sebagai bagian dari stabilitas sektor keuangan yang terkait erat dengan kesehatan suatu perekonomian. Kinerja perbankan tersebut dapat diukur dengan menggunakan Kidwell Peterson, 1981 : 274 :  Rata-rata tingkat bunga pinjaman  Rata-rata tingkat bunga simpanan  Profitabilitas perbankan Ketiga ukuran di atas dapat kita uraikan menurut sudut pandang yang berbeda-beda, baik itu dari sudut pandang pemilik private performance ataupun dari sudut sosial social performance. Misalnya,tingkat bunga pinjaman yang rendah akan dinilai baik oleh pemerintah karena dilihat dari sudut pandang sosial, tetapi hal Marnov P.P. Nainggolan : Analisis Pengaruh LDR, NIM dan BOPO Terhadap ROA Bank Umum Indonesia, 2009. USU Repository © 2009 ini belum tentu baik jika dilihat dari sudut pandang pemilik sehingga ini yang membuat tingkat bunga pinjaman dan tingkat bunga simpanan menjadi indikator yang lemah dalam penilaian kinerja suatu bank. Untuk profitabilitas menjadi alat ukur kinerja yang tepat Gilbert : 1984. Profitabilitas mencerminkan seberapa besar kemampuan bank untuk memperoleh keuntungan dan ini ditunjukan melalui tingkat kesehatan bank.

2.6 Kesehatan Bank