Proses Penanganan Pneumonia dengan Manajemen Terpadu Balita Sakit MTBS

kerja pada umumnya. Memberikan rasa nyaman dan senang bekerja kepada tenaga kesehatan, memberikan kesan yang baik terhadap para pasien.

5.2 Proses

Proses ini lebih memfokuskan pada aktivitas program MTBS. Hal-hal yang dilihat dari gambaran proses ini yaitu proses berjalannya program MTBS. Dalam proses manajemen kasus MTBS setelah menilai dan mengklasifikasikan penyakit anak, langkah selanjutnya adalah menentukan tindakan dan memberi pengobatan yang dibutuhkan. Pengobatan anak sakit dapat dimulai di klinik dan diteruskan dengan pengobatan lanjutan di rumah. Pada beberapa keadaan, anak yang sakit berat perlu dirujuk ke rumah sakit untuk perawatan lebih lanjut. Dalam hal ini perlu dilakukan tindakan pra rujukan sebelum anak di rujuk Depkes RI, 2008.

5.2.1 Proses Penanganan Pneumonia dengan Manajemen Terpadu Balita Sakit MTBS

Dalam proses penanganan pneumonia dengan MTBS diawali dengan pendaftaran di ruang registrasi, tenaga kesehatan di loket mengisi formulir MTBS yaitu identitas anak dan status kunjungan, kemudian formulir diantarkan ke ruang pemeriksaan. Pasien kemudian menuju ruang MTBS untuk diperiksa oleh petugas. Pemeriksaan dimulai dengan melakukan penilaian yang dilanjutkan dengan pembuatan klasifikasi yang diikuti dengan pemberian tindakan. Konseling menjadi langkah selanjutnya dan menjadi bagian tak terpisah dari alur MTBS. Ketua tim menentukan konseling apa yang diperlukan saat pemeriksaan., misalnya perlu diberikan konseling kesehatan lingkungan, gizi, atau imunisasi dan juga berhak meminta petugas yang bersangkutan untuk melakukan konseling. Setelah konseling Universitas Sumatera Utara selesai maka pasien disuruh kembali ke ketua tim untuk diberikan konseling mengenai cara perawatan anak di rumah. Proses penanganan pneumonia yang dilaksanakan di Puskesmas Bandar Khalipah yaitu dimulai dari balita yang datang ke meja registrasi untuk mendaftar, setelah itu balita diarahkan langsung ke ruangan poli anakMTBS untuk dilakukan pengobatan. Di ruangan diukur berat badan dan tinggi badan balita dan juga ditanyakan kelengkapan imunisasi dan pemberian vitamin A untuk balita yang belum mendapatkannya, itu semua dilakukan oleh tenaga kesehatan. Menilai dan membuat klasifikasi penyakit dilakukan dengan beberapa kegiatan, antara dengan memeriksa tanda bahaya umum. Tanda bahaya umum dapat terjadi pada penyakit apapun dan tidak dapat membantu menentukan jenis penyakit secara spesifik. Hanya dengan satu tanda bahaya umum saja, sudah cukup untuk menunjukkan bahwa penyakit itu berat, sehingga sebelum melakukan penilaian setiap penyakit, penting memeriksa beberapa tanda bahaya umum seperti tidak bisa minum, muntahkan semuanya, kejang, serta tidak sadar. Setelah beberapa tahap diatas, kemudian dilakukan kegiatan untuk menentukan jenis tindakan atau pengobatan yang perlu dilakukan. Tindakan ini berarti menentukan tindakan atau pengobatan yang sesuai. Langkahnya adalah merujuk anak, memberikan obat yang sesuai, mengajari ibu cara memberikan obat di rumah, di tahap ini juga tidak terjadi pengisian formulir MTBS. Pelaksanaan MTBS belum efektif dan efisien karena waktu tunggu balita yang terlalu lama karena semua pelaksanaan dilakukan di ruangan poli anak yang sekaligus ruangan MTBS dan KIA. Masalah ini akan semakin berat jika anak rewel ketika akan Universitas Sumatera Utara dihitung frekuensi nafasnya sehingga harus ditunggu sampai anak diam agar bisa dihitung frekuensi nafasnya. Pemberian Konseling merupakan bagian dari penanganan pneumonia dengan MTBS tidak berjalan dengan baik di Puskesmas Bandar Khalipah, hampir semua ibu balita tidak mendapatkan konseling melalui KNI. Kegunaan dari KNI tersebut sangat banyak dengan untuk tindakan pencegahan penyakit preventif seperti; pemberian ASI kepada balita, pengetahuan untuk penambahan gizi balita serta cara member asupan makan kepada balita ketika balita sulit untuk makan. Pelayanan yang ada di Puskesmas Bandar Khalipah lebih mengutamakan pelayanan kuratif dan rehabilitatif. Pelayanan promotif dan preventif adalah pelayanan yang digunakan sebagai sarana konseling bagi tenaga kesehatan kepada ibu balita, sehingga ibu mendapat pengetahuan tentang peyakit dan perawatan pertama yang akan diberikan di rumah, jika seorang ibu tidak mengetahui penyakit dan cara pencegahan penyakit anaknya maka untuk selanjutnya anaknya bisa kembali menderita penyakit yang sama.

5.2.2 Monitoring dan Evaluasi

Dokumen yang terkait

Analisis Penatalaksanaan Pneumonia pada Balita dengan Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) di Puskesmas Belawan Kota Medan Tahun 2016

4 35 113

Analisis Penatalaksanaan Pneumonia pada Balita dengan Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) di Puskesmas Belawan Kota Medan Tahun 2016

0 0 19

Analisis Penatalaksanaan Pneumonia pada Balita dengan Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) di Puskesmas Belawan Kota Medan Tahun 2016

0 0 2

Analisis Penatalaksanaan Pneumonia pada Balita dengan Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) di Puskesmas Belawan Kota Medan Tahun 2016

1 1 9

Analisis Penatalaksanaan Pneumonia pada Balita dengan Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) di Puskesmas Belawan Kota Medan Tahun 2016

0 0 32

Analisis Penatalaksanaan Pneumonia pada Balita dengan Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) di Puskesmas Belawan Kota Medan Tahun 2016

0 3 4

Analisis Penatalaksanaan Pneumonia pada Balita dengan Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) di Puskesmas Belawan Kota Medan Tahun 2016

0 1 9

Implementasi Penanganan Pneumonia pada Balita dengan Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) di Puskesmas Bandar Khalipah Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang Tahun 2015

0 1 33

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Implementasi Penanganan Pneumonia pada Balita dengan Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) di Puskesmas Bandar Khalipah Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang Tahun 2015

0 2 8

IMPLEMENTASI PENANGANAN PNEUMONIA PADA BALITA DENGAN MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT (MTBS) DI PUSKESMAS BANDAR KHALIPAH KECAMATAN PERCUT SEI TUAN KABUPATEN DELI SERDANG TAHUN 2015

0 0 15