Termasuk golongan ini adalah Pneumocystitis Carini Pneumonia PCP yang diduga disebabkan oleh jamur. PCP dan biasanya menjadi tahap awal serangan
penyakit pada pengidap HIVAIDS Misnadiarly, 2008. Pneumonia Carini belakangan ini menjadi infeksi berat yang fatal bagi penderita AIDS akibat
kelemahan sistem kekebalan tubuh mereka. PCP merupakan infeksi oportunistik dan dapat juga terjadi pada pejamu dengan gangguan imunitas seperti pasien yang
mendapat terapi imunisupresif untuk pengobatan kanker atau transplantasi organ Price, Sylvia Anderson dan Wilson, 2006.
Pneumonia lain yang lebih jarang adalah disebabkan oleh masuknya makanan, cairan, gas, debu, maupun jamur. Ricketsia juga masuk golongan antara virus dan
bakteri yang menyebabkan demam Rocky Mountai, demam Q, Tipus dan Psittacocis Misnadiarly, 2008.
2.2.4 Klasifikasi Pneumonia
Menurut Brunner dan Suddarth 2002 berdasarkan agen penyebab dikategorikan sebagai :
a. Pneumonia Bakterialis Pneumonia yang disebabkan oleh, Pneumonia Streptokokus; Pneumonia
Stafilokokus; Pneumonia Klebsiella; Pneumonia Pseudomonas; Haemophilus Influenza.
b. Pneumonia Atipikal Pneumonia atipikal beragam gejalanya, tergantung kepada agen penyebab,
Penyakit Legionnaires ; Pneumonia Mikoplasma; Pneumonia Virus; Pneumonia Pneumosistis Carinii PPC; Pneumonia Fungi; Pneumonia Klamidia; Tuberkulosis.
Universitas Sumatera Utara
2.2.5 Gejala dan Tanda Pneumonia
a. Gejala Gejala penyakit pneumonia biasanya didahului dengan infeksi saluran napas
atas akut selama beberapa hari. Selain didapatkan demam, menggigil, suhu tubuh meningkat dapat mencapai 40 derajat celcius, sesak napas, nyeri dada dan batuk
dengan dahak kental, terkadang dapat bewarna kuning hingga hijau. Pada sebagian penderita juga ditemui gejala lain seperti nyeri perut, kurang nafsu makan, dan sakit
kepala Misnadiarly, 2008. b. Tanda
Menurut Misnadiarly 2008, tanda-tanda penyakit pneumonia pada balita antara lain : Batuk nonproduktif ; Ingus nasal discharge ; suara napas lemah ;
Penggunaan otot bantu napas ; Demam ; Cyanosis kebiru-biruan ; Thorax photo menunjukan infiltrasi melebar ; Sakit kepala; Kekauan dan nyeri otot; Sesak napas;
Menggigil; Berkeringat; Lelah; Terkadang kulit menjadi lembab ; Mual dan muntah
2.2.6 Faktor Resiko Pneumonia Balita
Beberapa faktor resiko yang meningkatkan insidens pneumonia antara lain umur kurang dari 2 bulan, laki-laki, gizi kurang, BBLR, tidak mendapat ASI
memadai, polusi udara, kepadatan tempat tinggal, imunisasi yang tidak memadai, membedong anak menyelimuti berlebihan dan defisiensi vitamin A.
Sedangkan faktor resiko yang meningkatkan angka kematian pneumonia antara lain umur kurang dari 2 bulan, tingkat sosio ekonomi rendah, gizi kurang,
BBLR, tingkat pendidikan ibu yang rendah, tingkat jangkauan pelayanan kesehatan
Universitas Sumatera Utara
yang rendah, kepadatan tempat tinggal, imunisasi yang tidak memadai dan menderita penyakit kronis.
Faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian pneumonia dibagi menjadi 4 empat faktor, yaitu : faktor anak, faktor ibu, faktor sosio ekonomis, faktor
lingkungan.
a. Faktor Anak