Biografi Tokoh Pembawa Gerakan Wahabiyah

kekuasaan dari Palmyra hingga Oman, daerah kekuasaan terluas di Semenanjung Arab. 13 Wahabiyah yang pada mulanya sebuah gerakan kecil tapi pada akhirnya dapat berkembang dan kuat menjadi sebuah gerakan besar di Arab Saudi. Untuk selanjutnya, wilayah-wilayah yang masih tersisa berada di bawah kekuasaan keluarga al- Sa’ud dan keturunan Ibn Abd al-Wahhab. Wilayah-wilayah yang sempat dikuasai keduanya, yang mengambil nama al- Syaikh kini menciut hingga hanya meliputi daerah Nejd Selatan. Namun agenda sosial, keagamaan dan politik, yang berangkat dari ideologi Wahabiyah tetap berurat-akar di seluruh Nejd, yang kelak bangkit kembali ketika memasuki abad ke-20. 14

B. Biografi Tokoh Pembawa Gerakan Wahabiyah

Muhammad bin Abdul Wahhab yang lahir di Nejd, Arab Saudi tahun 1703 M adalah seorang dari golongan Bani Siman, dari Tamim. Ayahnya yang bernama Abdul Wahhab adalah seorang hakim di kota kelahirannya, di masa pemerintahan Abdullah ibn Muhammad ibn Muammar dan beliau juga mengajar hadis dan fikih di masjid kota tersebut. Kakeknya Sulaiman adalah seorang mufti di Nejd. Muhamamd bin Abdul Wahhab juga memulai belajar agama dari ayahnya sendiri dengan membaca dan menghafal al- Qur’an. 13 Philip K. Hitti, History Of The Arab, Jakarta: PT Serambi Ilmu Semesta, 2010, Cet. Ke- 10, h. 948. 14 Jonh L.Esposito, Ensixlopedi Oxford Dunia Islam Modern, Bandung: Mizan, 2001, h. 162. Sampai pada akhirnya beliau berkelana mencari ilmu ke Makkah, Madinah dan Basrah. 15 Pendidikan Muhammad bin Abdul Wahhab sendiri dimulai di Madinah yakni berguru pada ustadz Sulaiman al-Kurdi dan Muhammad Hayat al-Kind. Di masa pendidikannya, kedua orang guru Muhammad bin Abdul Wahhab, yakni ustadz Sulaiman al-Kurdi dan Muhammad Hayat al- Kind telah melihat tanda-tanda kecerdasan Abdul Wahhab. Mereka menemukan tanda-tanda kemampuan ijtihad pada diri Abdul Wahhab. 16 Setelah menyelesaikan pelajarannya di Madinah ia pergi merantau ke Basrah dan tinggal di kota ini selama empat tahun. Selanjutnya, ia pindah lagi ke Baghdad dan di sini ia menikah dengan wanita kaya. Lima tahun kemudian, setelah isterinya meninggal dunia, ia pindah ke Kurdistan, selanjutnya ke Hamdan dan ke Isfahan. Di kota tersebut akhirnya ia sempat juga mempelajari falsafah dan tasawuf. Dan setelah bertahun-tahun merantau akhirnya ia kembali ke tempat kelahirannya di Nejd. 17 Selain falsafah dan Tasawuf, Syekh Muhammad bin Abdul Wahhab juga memiliki minat yang sangat besar terhadap buku-buku tafsir, hadis, dan prinsip-prinsip keimanan. Dia mempelajari fikih mazhab Hambali dari ayahnya yang merupakan seorang ulama mazhab Hambali juga hingga 15 Mufrodi, Islam Di Kawasan Kebudayaan Arab, h. 152. 16 Herry Muhammad, DKK, Tokoh-Tokoh Islam Yang Berpengaruh Abad 20, Jakarta: Gema Insani, 2006, h. 244. 17 Harun Nasution, Pembaharuan Dalam Islam Sejarah Pemikiran Dan Gerakan, Jakarta: Bulan Bintang, 1982, h. 23. akhirnya beliau banyak memperoleh gagasan-gagasan tentang Islam yang benar. Pemikiran yang dicetuskan oleh Muhammad Abd al-Wahhab sendiri adalah untuk memperbaiki kedudukan Islam, di mana hal itu timbul bukan sebagai reaksi terhadap suasana politik, tetapi sebagai reaksi terhadap faham tauhid yang terdapat di kalangan umat Islam di waktu itu. Pada akhirnya beliau memutuskan usai melaksanakan haji ke Baitullah dan melakukan ritual-ritualnya, dia melanjutkan pergi ke Madinah di mana syekh Muhammad menentang praktek kaum Muslim yang bertawasul kepada makam suci Rasullulah SAW. Kemudian dia kembali ke Nejd, lalu dari sana dia berangkat lagi ke Basrah dengan maksud di mana setelah itu akan meninggalkan Basrah menuju Damaskus. Dan dari sana dia memutuskan pergi ke Huraymalah, salah satu dari kota-kota di wilayah Nejd. 18 Sekembalinya ke daerah asalnya, ia menghabiskan waktu untuk merenung, dan baru setelah itu ia mengajukan pokok-pokok pikiranya seperti termaktub dalam kitab at-Tauhid kepada masyarakat. Pada awalnya, idenya tidak begitu mendapat tanggapan banyak dan mendapatkan tantangan, salah satunya adalah dari saudaranya sendiri yaitu kakaknya, Sulaiman dan sepupunya Abdullah bin Husain. 19 Dan sejak ayahnya wafat, Syekh Muhammad mulai bergerak mendakwahkan keyakinan agamanya sendiri serta menolak praktik 18 Ja’far Subhani, Syekh Muhammad Bin Abdul Wahhab Dan Ajaranya. Penerjemah Arif M Dan Nainul Aksa Jakarta: Citra, 2007, h. 12. 19 Muhammad,DKK, Tokoh-Tokoh Islam Yang Berpengaruh Abad 20, h. 244. keagamaan para penduduk Huraymalah. Sekelompok orang dari Huraymalah mengikutinya, hingga kegiatan dakwah yang dibawa oleh Muhammad bin Abdul Wahhab mendapat popularitas dan terkenal. Dengan berkembangnya dakwah yang dibawanya, Abdul Wahhab kemudian berangkat melanjutkan dakwahnya dari Huraymalah menuju kota Uyaynah. Pada waktu itu Usman bin Hamid adalah kepala daerah kota Uyaynah. Akan tetapi Usman menghindar darinya serta mengusirnya keluar dari kota Uyaynah. Tahun 1160 H, setelah dipaksa keluar dari kota Uyaynah, Syekh Muhammad bin Abdul Wahhab berangkat menuju kota Dar ’iyyah salah satu kota yang termasyhur di wilayah Nejd. Saat itu Muhammad bin Mas’ud datuk dari ke luarga Sa’ud adalah amir kota Dariyah. Dia pergi menemui syekh dan memuliakan serta bersikap baik kepadanya. Syekh juga memberikan janji kekuasaan serta dominasi kepadanya atas seluruh kota di wilayah Nejd. Dengan jalan inilah, hubungan antara Syekh Muhammad bin Abdul Wahhab dan pemerintahan al-Saud terjadi. 20 Abdul Wahhab bekerjasama secara sistematis dan saling menguntungkan dengan keluarga Sa’ud. Dalam waktu setahun sesampainya di Dariyah, Abdul Wahhab memperoleh pengikut hampir seluruh penduduk kota. Pengikut Abdul Wahhab makin lama makin bertambah, sementara itu, keluarga Sa’ud yang hampir seluruh kehidupanya terlibat dalam peperangan 20 Subhani, Syekh Muhammad Bin Abdul Wahhab Dan Ajaranya, h.13. dengan kepala-kepala suku lainya selama 28 tahun, secara perlahan namun pasti memasuki kejayaan. 21 Dan adapun pemikiran Muhammad ibn Wahhab dapat mempengaruhi dunia Islam di masa moderen sejak abad kesembilan belas. Walaupun ia sendiri hidup di masa sebelumnya, tetapi pemikirannya mengilhami gerakan- gerakan pembaharuan dalam Islam pada abad setelahnya. Pemikiran keagamaan yang dibawanya difokuskan kepada pemurnian tauhid, oleh karenanya kelompok ini menamakan dirinya sebagai Muwahhidun. 22 Muhammad bin Abdul Wahhab sendiri adalah pendiri kelompok Wahabi yang mazhab fikihnya dijadikan mazhab resmi kerajaan Arab Saudi. Orang- orang Eropa dan lawan politiknya menisbatkan nama “Wahabi” untuk menjuluki gerakan yang dipimpinnya. Di dunia Islam, nama Muhammad bin Abdul Wahhab dikenal berkat perjuanganya memurnikan ajaran Islam melalui pemurnian tauhid. Masalah tauhid, yang merupakan pondasi agama Islam mendapat perhatian yang begitu besar oleh Muhammad bin Abdul Wahhab. 23 Abdul Wahhab juga termasuk ulama yang produktif. Puluhan judul kitab telah dikarangnya, diantara kitabnya adalah: Kitab at-Tauhid, Kasyfu Asy-Syubhat, Thulatha al-Usul, Mukhtasar as-Sirah an-Nabawiyah, al- Qawaid al- Arba‟, Usul al-Iman, kitab Mufib al-Mustafid fi Kufri Tariq at- 21 Mohammad,DKK, Tokoh-Tokoh Islam Yang Berpengaruh Abad 20, h. 245. 22 Mufrodi, Islam Di Kawasan Kebudayaan Arab, h. 151. 23 Mohammad,DKK, Tokoh-Tokoh Islam Yang Berpengaruh Abad 20, h. 244. Tauhid, Syurut as-Solah wa Arkaanuha, kitab Fadh al-Islam, M ajmu‟ Rasail fi at-Tauhid Wal Iman wa Masail al-Jahiliyah, Kitab At-Toharoh, Mukhtasar al-Insof fi M a‟rifah ar-Rajih Minal Khilaf, Nasihah al-Muslimin bi Ahaadith Khatimah Mursalin, kitab al- Kabair, Mukhtasar Zaadul Ma‟ad, kitab Fadailul Qur‟an, Istimbath Minal Qur‟an, al-Hudha an-Nabawi, Majmu as- Sawaiq, Majmu‟ al-Hadith „Ala Abwab al-Fiqh, Ahaadith al-Fitan, Mukhtasar al-Bukhari, Ar-Rasail asy-Syakhsyiyah, Ikhtisar as-Syarh al- Kabir, Masail al-Jahiliyyah dan sebagainya. Disamping itu terdapat anak-anak murid Muhammad bin Abdul Wahhab yang muncul sebagai tenaga penggerak Da’wah As-Salafiyah di tempat-tempat wilayah Arab Saudi. Mereka kebanyakan telah menjadi qadhi dan Mufti di seluruh pelosok tanah Arab. Di antara mereka itu adalah Syeikh Abdul Aziz bin Abdullah al-Husain al-Naasiri , Syeikh Sa’id bin Huja’i, Syeikh Abdurrahman bin Naami, Syeikh Hamid bin Naasir bin Utsman bin Ma’mar, Syeikh Ahmad bin Rasyid al-Uraini, Syeikh Abdul Aziz Abu Hasan, Syeikh Abdul Aziz bin Suwailim, Syeikh Hasan bin Aidan dan lain-lain sebagainya. 24 Adapun ajaran tauhid yang dibangun oleh Muhammad ibn Abdul Wahhab itu yang semula hanya di Nejd, Arabia Tengah dengan Dar’iyyah sebagai pusatnya, menyebar keseluruh Jazirah Arabia, kemudian keluar Arabia, seperti ke Mesir, Afrika, India bahkan sampai juga ke Indonesia. 24 Prosiding Seminar Perpustakaan Negara Malaysia, Tokoh-Tokoh Mujaddid Islam, Selangor: Badan Pengkhidmatan Penerangan Islam, 1994, hlm. 81-82. Ajaran tersebut dibawa oleh para jamaah haji yang datang ke Makkah, mereka menyebarkan ajaran itu setelah berkenalan dengan ajaran tauhid tersebut di Makkah. Ajaran Ibn Abdul Wahhab dikokohkan lagi dengan dukungan kekuatan politik yang diprakarsai oleh Muhammad ibn Sa’ud. Bersatunya agama dan politik tersebut membuahkan negara besar Saudi Arabia. Abdul Wahhab sendiri wafat tahu n 1792 di Dar’iyyah, yang sempat juga menyaksikan dakwah yang dilakukan oleh para pengikutnya. Di sinilah kita dapat melihat bahwa Ibn Abdul Wahhab adalah seseorang yang dapat dimasukkan ke dalam kelompok pembaharu pra- moderen di samping menyerang praktek-praktek sufi yang menyeleweng juga tidak menerima para pengikut taqlid buta dalam masalah agama pada umumnya. Beliau hanya mengakui al- Qur’an dan Sunnah Nabi sebagaimana dipraktekkan oleh para sahabat terdahulu dan menentang otoritas aliran-aliran yang berkembang pada zaman pertengahan. 25

C. Konsep Ajaran-Ajaran Wahabiyah