Saudi Arabia ketika dipimpin oleh Raja Abdul Aziz menjadi lebih maju dibandingkan sebelumnya, di mana sebelumnya pada waktu itu Saudi Arabia
hanya berbentuk padang sahara saja.
66
D. Peranan Raja Abdul Aziz dalam Membentuk Pemerintahan Arab Saudi
Tempat-tempat suci Islam, telah menjadikan Saudi Arabia sebagai pusat pandangan dunia, tujuan yang dikunjungi para jamaah haji dan
peziarah. Perbedaan keadaan alam dan bagian iklim, semua itu berpengaruh pada lingkungan dan masyarakat, pada udara dan iklim, kelembaban dan
kekeringan, jenis tumbuh-tumbuhan, tradisi dan adat istiadat, wabah dan penyakit, domisili dan perpindahan, kepadatan atau sedikitnya penduduk dari
satu daerah ke daerah lain, antara lembah dan padang pasir, oase dan gunung, dataran tinggi dan rendah daerah yang banyak air dan kekurang air serta
berbagai problem lainnya itu semuanya sangat berpengaruh pada masyarakat. Dalam mewujudkan pemerintahan yang sejahtera banyak hal yang telah
dilakukan oleh Raja Abdul Aziz hingga membuat Kerajaan Saudi Arabia banyak disegani oleh negara-negara lain.
67
Kerajaan Saudi Arabia yang juga telah menempati posisi terhormat di mata dunia, yang sebelumnya sempat tercerai berai dan saling bertikai. Saat
ini Saudi telah menjadi negara maju yang telah dipatuhi dan dibanggakan oleh seluruh rakyatnya. Ketika telah terbentuk kerajaan yang luas ini,
66
Algadry, Tantangan Yang Besar, h. 24.
67
Departemen Pendidikan Tinggi Universitas Islam Imam Muhammad Bin Saud, Kumpulan Makalah Sejarah Raja Abdul Aziz, h. 349.
terbukalah pintu-pintunya
bagi peradaban
dan kemuliaan
serta menyiapkannya untuk meraih kedudukan yang agung. Raja Abdul Aziz telah
memerintah lebih dari setengah abad, yang pada masa kekuasaannya Jazirah Arabia telah bersatu. Beliau berhasil menciptakan stabilitas dan keamanan,
juga meletakkan dasar-dasar bagi negara Saudi Moderen.
68
Pada masa pemerintahannya, banyak hal yang telah dilakukan oleh Abdul Aziz untuk mendapatkan ketenangan dalam pemerintahannya, diantara
hal-hal penting yang dilakukan adalah memperkukuh hubungan kerajaannya dengan Wahabi. Ia mendirikan organisasi kemiliteran atas dasar agama.
Pasukannya pada operasi besar pertamanya berhasil mengusir Turki dari al- Hasa tahun 1913, sehingga memungkinkan Abdul Aziz mengadakan
hubungan langsung ke Teluk Persia. Selama 1921-1922 Abdul Aziz menaklukan Ha’il dan wilayah kaum Rasyidi serta memperoleh gelar sultan
Nejd. Sementara itu, hubungannya dengan Syarif Husain dari Makkah semakin memburuk. Langkah Syarif Husain untuk memploklamirkan dirinya
sebagai khalifah, dan langkah itu sangat dibenci oleh orang-orang Arab dan dunia Islam. Hal ini yang mendorong Abdul Aziz untuk menganggap perlu
mengambil tindakan militer. Ia merebut Jeddah pada bulan Desember 1925. Abdul Aziz juga memerintah Tanah Suci sebagai pemerintahan internasional
sampai akhirnya penduduk Makkah memilihnya sebagai raja mereka. Pada
68
Al-Usairy, Sejarah Islam Sejak Zaman Nabi Adam Hingga Abad XX, h. 388.
bulan September 1932, ia menyatukan kerajaan-kerajaan Nejd dan Hijaz di bawah kerajaan Saudi Arabia.
69
Makkah dan Masjidil Haram ketika masa kepemimpinan Raja Abdul Aziz telah berubah jauh, di mana ketika masjid pada tahun 1918 M hingga
1920-an masih menampung 50.000 jamaah kini telah diperluas muatanya. Raja Abdul Aziz penguasa baru Arab Saudi ini mulai melebarkan masjid pada
tahun 1926. Raja juga dengan keras merobohkan tanda-tanda mihrab berdasarkan aliran gerakan Wahabi di sekitar Masjidil Haram kala itu.
Makkah yang setiap tahunnya mendatangkan jamaah haji sekitar 9 sampai 11 juta orang, menjadi daya tarik tersendiri buat pencari kerja.
Diperkirakan ada puluhan ribu pekerja ilegal di Makkah. Haji dan umrah telah mengubah wajah Makkah sedemikian pesat dan metropolis. Jika
sebelumnya hanya onta dan padang pasir yang tampak, kini Makkah telah berubah jauh. Gedung-gedung pencakar langit berhasil dibangun diatas
gunung batu. Sarana perhajian juga dibangun megah. Tempat melempar jumrah yang setiap tahunya selalu bermasalah bahkan pernah menewaskan
lebih 1.000 orang itu dibangun menjadi empat tingkat. Antara kemah jamaah yang jauhnya mencapai 2 sampai 4 kilometer akan dihubungkan dengan
kereta api sehingga memudahkan jamaah beribadah. Karena itu setiap perpisahan dengan ka’bah, perpisahan dengan kemegahan dan keindahan
69
Ahmad, Seratus Muslim Terkemuka, h. 352.
Makkah, setiap jamaah akan selalu meminta kepada Allah: “Ya Allah
kembalikan aku untuk mengunjungi-Mu berkali-kali.
70
Dalam masa pemerintahannya, Abdul Aziz menghadapi beraneka problema pada masa pendirian negara, pembangunan sendi-sendinya dan
penyediaan hajat keperluannya. Beliau dengan indera dan mata hatinya mengetahui bahwa di sana ada kebutuhan primer dan di depannya tuntutan
peradaban, perkembangan dan pembangunan, pengetahuan dan pengajaran. Hal itu tidak akan terpenuhi sebelum terwujudnya keamanan dan stabilitas.
Negara yang luas, wilayah yang banyak, karakter yang berbeda-beda, tradisi yang berlainan, keinginan yang sama dan banyak. Semua tertumpah pada satu
orang dan dalam satu waktu yaitu Raja Abdul Aziz. Adapun problem terpenting yang menghambat jalannya roda perkembangan pada waktu itu
adalah, kurang dana dan sumber pemasukan, minimnya tenaga ahli, dan minimnya tenaga tata usaha.
71
Kita melihat adanya sebuah kenyataan bahwa satu orang saja, yakni Abdul Aziz yang telah menyatukan empat provinsi terpisah dengan puluhan
suku menjadi satu negara adalah merupakan perestasi yang menakjubkan. Dari negeri yang miskin yang hampir tak dikenal di padang pasir serta
tersobek-sobek oleh berbagai konflik antar suku, menjadi sebuah negara anggota PBB yang disegani, adalah sebuah prestasi yang besar. Abdul Aziz
70
Majalah Risalah NU Oleh Mustafa Helmy, Meretas Kemulian Makkah, Jakarta: Risalah NU, Edisi 12Tahun II1430H, h.50-51.
71
Departemen Pendidikan Tinggi Universitas Islam Imam Muhammad Bin Saud, Kumpulan Makalah Sejarah Raja Abdul Aziz, h. 350.
juga menciptakan konsolidasi dengan membagi negara menjadi empat daerah, yaitu: Nejd, Hijaz, Hasa, dan Asir, yang masing-masing dipimpin oleh
seorang Amir. Setiap Amir menjadi komandan dari pasukan pengawal, polisi dan serdadu cadangan di wilayahnya. Dan setelah menjadi raja Hijaz, Abdul
Aziz menyelenggarakan kongres Islam di Makkah tahun 1926 untuk mendekatkan perbedaan pendapat mengenai agama serta menjamin keamanan
jamaah haji yang mengunjungi kota-kota suci. Pemerintahannya yang bijaksana disambut di seluruh jagat, dan antara 1926 dan 1931, Saudi Arabia
mendapat pengakuan resmi dari semua negara besar di Eropa, termasuk Rusia dan Amerika Serikat. Inilah kemenangan diplomatik Abdul Aziz, karena ia
mampu menempatkan negaranya pada kedudukan yang terhormat dalam pergaulan antar bangsa.
72
Dengan terciptanya kerajaan Arab Saudi, konsep negara mulai tumbuh di kalangan orang Arab. Sebelum itu, orang Arab menghimpun diri dalam
suatu rumpun kekerabatan dan pada umumnya termasuk dalam suatu kelompok suku tertentu. Beberapa di antara mereka, yang sudah bisa
membaca, memang mempunyai kesadaran bahwa mereka termasuk dalam suatu golongan besar. Arab Saudi yang memiliki luas lebih dari setengah
India, yang penduduknya tidak padat di mana ketika baru dibentuk jumlah penduduknya hanya 1,5 juta orang dan diceritakan juga bahwa hingga tahun
1920-an di Riyadh, ibukota Arab Saudi, belum memiliki listrik dan saluran pembuangan dari pipa. Kehidupan disini masih tampak menyedihkan hingga
72
Ahmad, Seratus Muslim Terkemuka, h. 352-353.
kemudian pada tahun 1938 sumber daya minyak ditemukan, hingga membuat dalam satu generasi wilayah yang merupakan salah satu daerah miskin itu
dapat diubah menjadi wilayah kaya. Mulai sejak itu Jazirah Arab yang terpencil dan sulit dicapai orang menjadi pusat perhatian dunia.
73
Raja Abdul Aziz yang berhasil menyatukan wilayah-wilayah Arab Saudi menjadi sebuah Kerajaan yang bernama Kerajaan Arab Saudi al-
Mamlakah al-Arabiyah al- Sa’udiyyah berhasil memelihara keamanan dan
ketentraman dalam wilayah kerajaannya dan senantiasa meningkatkan pelayanan yang baik kepada jamaah haji. Ia berusaha keras memajukan
kehidupan dan pendidikan rakyat, lebih-lebih setelah ditemukan minyak dalam jumlah banyak di wilayah kerajaannya pada tahun sekitar 1930-an.
74
Abdul Aziz dalam beberapa sisi merupakan tokoh terbesar Arabia. Dimana ia bermula hanya seorang kepala suku, dan hingga akhirnya ia
menjadi seorang raja dari sebuah bangsa baru. Ia mempunyai kecakapan untuk membuat berbagai keputusan politik dalam situasi politik yang cukup
asing bagi dirinya. Hingga pada masa jabatannya sebagai raja Saudi Arabia, beliau digantikan oleh putra-putranya secara beru
ntun yaitu Sa’ud, Faisal dan Fahd.
75
73
Akbar S. Ahmed, Citra Muslim, Tinjauan Sejarah Dan Sosiologi. Penerjemah Drs. Nunding Ram, M.Ed., Jakarta: Erlangga, 1990, h. 163.
74
Departemen Agama, Ensiklopedi Islam Jilid 2, Jakarta: CV Anda Utama, 1993, h. 412.
75
Cyril Glasse, Ensiklopedi Islam Ringkas, Jakarta: PT Raja Grapindo Persada, 1999, h. 154.
BAB IV PERANAN GERAKAN WAHABIYAH
DALAM MEMBANTU MEWUJUDKAN PEMERINTAHAN RAJA ABDUL AZIZ DI ARAB SAUDI
A. Gerakan Wahabiyah sebagai Legitimasi Perjuangan Raja Abdul Aziz