Analisis Interferensi Bentuk Kata

merupakan ciri bahasa Betawi yang digunakan sebagai afiks pembentuk kata kerja. Sedangkan akhiran –an juga merupakan bahasa Betawi yang berarti „lebih‟, lain halnya dengan akhiran –an dalam bahasa Indonesia yang menunjukkan kata benda. 1. Interferensi akhiran –in Contoh narasi yang terdapat interferensi akhiran –in, sebagai berikut: Pokoknya lucu banget, bisa-bisa gak ada ujungnya kalo dijelasin lagi. Sesudah nonton sirkus aku pun langsung pulang. Sepanjang perjalanan aku dan yang lain tidur. Kalimat tersebut adalah kalimat bahasa Indonesia yang terinterferensi unsur bahasa betawi jelasin. Bahasa Indonesia tidak mengenal adanya akhiran –in. Kata jelasin sejajar dengan „jelaskan‟ dalam bahasa Indonesia. Selain itu, akhiran –in juga terdapat pada kata kenalin. Contohnya sebagai berikut: Kenalin nama gue Fitri Anggraini. Gue mau cerita tentang persahabatan gue. Pada tahun 2005, gue pindah rumah karena harus ngertiin keadaan orangtua gue. Kalimat ini adalah kalimat bahasa Indonesia yang terinterferensi bahasa Betawi. Kata kenalin adalah kata bahasa Betawi yang dalam bahasa Indonesianya adalah „kenalkan‟. 2. Interferensi akhiran –an Contoh narasi yang terdapat interferensi akhiran –an, sebagai berikut: Sesudah puas bermain-main gak lamaan, kami melihat sirkus yang spektakuler. Ceritanya tentang Koboy dan Pemburu binatang. Intinya sirkus itu bikin ketawa. Kalimat di atas adalah struktur bahasa Indonesia yang terinterferensi bahasa Betawi. Kata lamaan dalam bahasa Betawi berarti lebih. Sedangkan dalam bahasa Indonesia akhiran –an menyatakan hasil, dapat pula menyatakan bentuk nomina. Maka kata yang benarnya adalah „lebih lama‟. Selain itu, akhiran –an juga terdapat pada kata „bahagiaan‟ sebagai berikut: Padahal bagian saya sudah bermain bagus tapi tidak apa-apa yang penting bagian saya sudah mengalahkan bagian Asep dengan skor 2-1. Saya dan teman-teman saya bahagiaan sekali bisa mengalahkan bagian Asep. Kalimat ini adalah kalimat bahasa Indonesia di atas terinterferensi bahasa Betawi. Kata bahagiaan adalah kata dari bahasa Betawi berarti „lebih bahagia‟ dalam bahasa Indonesia. Seharusnya kata yang benar adalah „lebih bahagia‟.

c. Analisis Interferensi Bentuk Konfiks

Interferensi pada jenis afiks kategori konfiks yang muncul diantaranya adalah kata nyamain dan ngikutin. 1. Interferensi kata nyamain Contoh narasi yang terdapat interferensi kata nyamain sebagai berikut: Lecet-lecet di kakinya menimbulkan korengan dan infeksi. Saya tertawa saja melihatnya. Kakak saya nyamain saya yang sedang alergi debu di kaki saya. Kalimat di atas merupakan kalimat berstruktur bahasa Indonesia yang terinterferensi bahasa Betawi. Kata nyamain adalah bahasa Betawi memiliki kata dasar „sama‟ sama seperti bahasa Indonesia. Dalam bahasa Indonesia kata nyamain dalam bahasa Betawi sejajar dengan „menyamakan‟, karena dalam bahasa Indonesia terdapat imbuhan me- kan untuk menyatakan verba. 2. Interferensi kata ngikutin Contoh narasi yang terdapat interferensi dari kata ngikutin sebagai berikut: Kejadian aneh lagi saya dapati ketika sepulang pergi dari rumah saudara saya. Seperti ada yang ngikutin saya, malemnya saya langsung panas. Ibu saya hanya memberikan obat penurun panas. Kalimat di atas merupakan bahasa Indonesia yang terinterferensi bahasa Betawi. Kata ngikutin merupakan bahasa Betawi yang sejajar dengan kata „mengikuti‟. Bahasa Indonesia selain mengenal imbuhan me-kan sebagai bentuk verba, juga mengenal imbuhan me-i dalam pembentukan verba.

3. Interpretasi Data

Setelah menyelesaikan analisis pada tabel bentuk interferensi morfologis, peneliti membuat rincian jumlah interferensi bahasa Betawi yang terdapat pada karangan narasi siswa yang berlatar belakang bahasa Betawi. Penghitungan ini ditujukan untuk melihat besarnya interferensi bahasa Betawi pada karangan narasi siswa. Penjelasan lebih terperinci pada tabel berikut: Tabel 9 Jumlah Interferensi Morfologis No. Urut Siswa Interferensi Morfologis Jml. Jml. Kata Kata Afiks Pengulangan Prefiks Sufiks Infiks Konfiks 1 1 1 170 2 125 3 305 4 6 1 2 9 179 5 5 1 6 323 6 24 3 27 267 7 3 1 4 169 8 248 9 80 5 1 2 88 289 10 159