Analisis Interferensi Bentuk Prefiks Analisis Interferensi Bentuk Sufiks
bahasa Betawi pada karangan narasi siswa. Penjelasan lebih terperinci pada tabel berikut:
Tabel 9 Jumlah Interferensi Morfologis
No. Urut
Siswa Interferensi Morfologis
Jml. Jml.
Kata Kata
Afiks Pengulangan
Prefiks Sufiks
Infiks Konfiks
1 1
1 170
2 125
3 305
4 6
1 2
9 179
5 5
1
6 323
6 24
3
27 267
7 3
1 4
169
8 248
9 80
5 1
2 88
289
10
159
11 1
1 103
12 2
2 106
13 2
2 355
14 1
1 274
15 1
1 120
16
100
17 3
3 174
18 183
19 188
20 1
1 181
21 24
1
25 194
22 3
3 181
23 7
2 9
224
24 241
25 6
6 199
26
291
27
132
28
283
29 1
1 362
30 5
1 6
347
31 4
4 362
32 140
33 3
1
4 118
34 11
1 2
14 301
35 5
1 1
7 164
36 3
1 4
138
37 7
3 2
12 247
38 10
10 336
39 3
1
4 176
40 2
2 128
41 6
6 221
42 6
6 192
43 1
3
4 107
44 1
1
2 179
45 1
1 100
Jml. 234
16 6
19 275
9231
Berdasarkan perhitungan dari tabel jumlah interferensi, dapat dilihat bahwa karangan dari siswa nomor 9 paling banyak terdapat interferensi.
Siswa tersebut bersuku Minang asli, tetapi bahasa sehari-hari dan bahasa keduanya adalah bahasa Betawi. Berdasarkan data siswa tersebut, latar
belakang bahasa siswa ini adalah bahasa Betawi. Karangan yang berjudul “Persahabatan Mengalahkan Apapun” setelah dianalisis, karangan tersebut
terdapat 88 interferensi morfologis bahasa Betawi atau 30,50 dan 201 atau 69,50 kata yang tidak terinterferensi morfologis bahasa Betawi. Dari
88 interferensi morfologis di karangan siswa ini, terdapat interferensi dari bentuk kata, yakni 80 atau 27,70 dan interferensi dari bentuk afiks, yakni
8 atau 2,80. Adapun perincian dari interferensi morfologis dalam bentuk afiks adalah 5 atau 1,75 interferensi dalam kategori prefiks, 1 atau 0,35
interferensi dalam kategori sufiks, dan 2 atau 0,70 interferensi dalam kategori konfiks.
Karangan kedua yang terdapat interferensi paling banyak terdapat pada karangan nomor 6. Siswa tersebut ayah dan ibunya bersuku Jawa.
Bahasa ayah, bahasa sehari-hari dan bahasa pertamanya bahasa Betawi, hanya ibunya yang berbahasa Jawa. Berdasarkan data siswa tersebut, latar
belakang bahasa siswa ini adalah bahasa Betawi. Karangan yang berjudul “Temanku tapi musuhku” setelah dianalisis, karangan tersebut terdapat 27