Distribusi Responden HASIL DAN PEMBAHASAN
29
26 dan progesteron telah terbukti mempengaruhi neurotransmitter, sistem
neuroendokrin dan sirkadian yang telah terlibat dalam gangguan mood. Fakta bahwa perempuan sering mengalami gangguan mood berhubungan dengan siklus
menstruasi mereka, seperti gangguan disforik premenstrual, juga menunjukkan hubungan antara hormon seks perempuan dan suasana hati. Faktor hormonal
lainnya yang mungkin akan menyebabkan risiko seorang wanita untuk depresi adalah berhubungan dengan sumbu Hipotalamik-Hipofisis-Adrenal HPA dan
fungsi tiroid. 2.
Perbedaan dalam sosialisasi Para peneliti telah menemukan bahwa perbedaan gender dalam sosialisasi bisa
berperan juga. Anak perempuan yang disosialisasikan oleh orang tua dan guru mereka untuk lebih mendengarkan dan sensitif terhadap pendapat orang lain,
sementara anak laki-laki didorong untuk mengembangkan rasa penguasaan yang lebih besar dan kemandirian dalam hidup mereka.
3. Perbedaan dalam mengatasi masalah
Suatu studi menunjukkan bahwa wanita dalam mengatasi masalah cenderung lebih menggunakan emosi, dan masalah yang dihadapi cenderung dipikirkan
terus-menerus, sementara pria cenderung mengatasi masalah dengan santai, bahkan mereka lebih cenderung untuk melupakan masalah mereka. Hal ini
menunjukkan bahwa perempuan cenderung memiliki kerentanan depresi lebih besar dalam mengatasi masalah.
4. Perbedaan frekuensi dan reaksi terhadap stresor kehidupan
Bukti menunjukkan bahwa sepanjang hidup, wanita mungkin mengalami peristiwa kehidupan yang lebih berat dan memiliki sensitivitas yang lebih besar
daripada laki-laki. Gadis remaja cenderung menceritakan peristiwa kehidupan yang lebih negatif daripada anak laki-laki, biasanya terkait dengan hubungan
mereka dengan orangtua dan teman sebaya. Pada penelitian, telah ditemukan bahwa wanita dewasa lebih tertekan daripada laki-laki dalam menanggapi stresor
kehidupan.
30
26