28
26 menjalani kepaniteraan di rumah sakit lebih rentan mengalami depresi dari pada
tahun angkatan yang lebih muda, dikarenakan stresor yang lebih berat.
19
4.3 Perbedaan Derajat Depresi Berdasarkan Jenis Kelamin
Tabel 4.3 Perbedaan derajat depresi berdasarkan jenis kelamin pada mahasiswa kedokteran preklinik dan klinik di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta Tahun 2012
Ket: uji Kolmogorov-Smirnov
Hasil analisis perbedaan derajat depresi berdasarkan jenis kelamin pada mahasiswa kedokteran, dari 144 responden, ditemukan bahwa jenis kelamin perempuan yang
mengalami depresi sedang-berat sebanyak 13 orang 9,0, sedangkan pada jenis kelamin laki-laki yang mengalami depresi sedang-berat sebanyak 9 orang 6,2.
Berdasarkan hasil analisis pada tabel diatas, didapatkan bahwa tidak ada perbedaan derajat depresi yang bermakna berdasarkan jenis kelamin pada mahasiswa
kedokteran preklinik dan klinik di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2012. Hal ini menujukkan bahwa terdapat ketidaksesuaian dengan
beberapa penelitian yang menunjukkan bahwa jenis kelamin perempuan mempunyai faktor risiko lebih tinggi daripada jenis kelamin laki-laki, hal ini mungkin terjadi
karena kemampuan para mahasiswa perempuan dalam menghadapi stresor baik, sehingga kejadian depresi pun sedikit.
Ada beberapa faktor yang terlibat dalam meningkatnya kejadian depresi pada perempuan:
20
1. Perbedaan hormon
Mengingat bahwa puncak gangguan depresi pada wanita bersamaan dengan tahun reproduksi mereka. Faktor risiko hormonal mungkin memainkan peran. Estrogen
Jenis Kelamin
Derajat depresi p
Tidak depresi n
Depresi ringan n
Depresi sedang-berat n
Laki-laki 46 31,9
17 11,8 9 6,2
1,000 Perempuan
45 31,2 14 9,7
13 9,0
29
26 dan progesteron telah terbukti mempengaruhi neurotransmitter, sistem
neuroendokrin dan sirkadian yang telah terlibat dalam gangguan mood. Fakta bahwa perempuan sering mengalami gangguan mood berhubungan dengan siklus
menstruasi mereka, seperti gangguan disforik premenstrual, juga menunjukkan hubungan antara hormon seks perempuan dan suasana hati. Faktor hormonal
lainnya yang mungkin akan menyebabkan risiko seorang wanita untuk depresi adalah berhubungan dengan sumbu Hipotalamik-Hipofisis-Adrenal HPA dan
fungsi tiroid. 2.
Perbedaan dalam sosialisasi Para peneliti telah menemukan bahwa perbedaan gender dalam sosialisasi bisa
berperan juga. Anak perempuan yang disosialisasikan oleh orang tua dan guru mereka untuk lebih mendengarkan dan sensitif terhadap pendapat orang lain,
sementara anak laki-laki didorong untuk mengembangkan rasa penguasaan yang lebih besar dan kemandirian dalam hidup mereka.
3. Perbedaan dalam mengatasi masalah
Suatu studi menunjukkan bahwa wanita dalam mengatasi masalah cenderung lebih menggunakan emosi, dan masalah yang dihadapi cenderung dipikirkan
terus-menerus, sementara pria cenderung mengatasi masalah dengan santai, bahkan mereka lebih cenderung untuk melupakan masalah mereka. Hal ini
menunjukkan bahwa perempuan cenderung memiliki kerentanan depresi lebih besar dalam mengatasi masalah.
4. Perbedaan frekuensi dan reaksi terhadap stresor kehidupan
Bukti menunjukkan bahwa sepanjang hidup, wanita mungkin mengalami peristiwa kehidupan yang lebih berat dan memiliki sensitivitas yang lebih besar
daripada laki-laki. Gadis remaja cenderung menceritakan peristiwa kehidupan yang lebih negatif daripada anak laki-laki, biasanya terkait dengan hubungan
mereka dengan orangtua dan teman sebaya. Pada penelitian, telah ditemukan bahwa wanita dewasa lebih tertekan daripada laki-laki dalam menanggapi stresor
kehidupan.