27
harus didahulukan daripada pidana-pidana umum demi terselamatkannya aset serta keuangan negara yang telah dikorup.
B. Peradilan Korupsi
1. Definisi Korupsi
Sejauh ini, jarang sekali ditemukan penjelasan terperinci dalam hukum kriminal tentang definisi korupsi. Umumnya, hukum kriminal masih
mencampuradukkan tindak kejahatan korupsi dengan tindak kejahatan lainnya, yang kemudian juga disebut sebagai tindak pidana korupsi.
Misalnya, penyuapan baik pemberi maupun penerima oleh para pejabat pemerintah, baik lokal maupun asing dan perusahaan-perusahaan
pribadi, pemberian uang pelicin, penipuan data dalam tender, penggelapan, pencurian, tender arisan kolusi antar sesama peserta tender, suap di lembaga
legislatif dan lain-lain. Biasanya, bentuk dan hukuman atas pelanggaran terhadap hukum kriminal masing-masing negara berbeda, meski pada intinya
perbuatan tersebut merupakan tindak pidana korupsi. Korupsi secara harfiah merupakan sesuatu yang busuk, jahat dan
merusak. Jika membicarakan tentang korupsi, akan menemukan kenyataan semacam itu, karena korupsi menyangkut segi-segi moral, sifat dan keadaan
yang busuk, jabatan dalam instansi atau aparatur pemerintah, penyelewengan kekuasaan dalam jabatan karena pemberian, faktor ekonomi dan politik, serta
penempatan keluarga atau golongan ke dalam kedinasan di bawah kekuasaan
28
jabatannya. Dengan demikian, secara harfiah dapat disimpulkan bahwa sesungguhnya istilah korupsi memiliki arti yang sangat luas, yaitu:
1. Korupsi, penyelewengan atau penggelapan uang negara atau perusahaan dan sebagainya untuk kepentingan pribadi atau orang
lain. 2. Korupsi, busuk, rusak, suka memakai barang atau uang yang
dipercayakan kepadanya, dapat disogok melalui kekuasaannya untuk kepentingan pribadi.
30
John M. Echols dan Hassan Shadily,
31
mengartikan korupsi secara harfiah yaitu jahat atau busuk.
Transparancy International TI mendefinisikan korupsi sebagai suatu tindakan
penyalahgunaan kekuasaan
yang bertujuan
menghasilkan keuntungan pribadi. Pengertian “keuntungan pribadi” ini harus ditafsirkan
secara luas, termasuk juga di dalamnya keuntungan pribadi yang diberikan oleh para pelaku ekonomi kepada kerabat dan keluarganya, partai politik atau
dalam beberapa kasus ditemukan bahwa keuntungan tersebut disalurkan ke organisasi independen atau institusi amal. Di mana pelaku politik tersebut
memiliki peran serta, baik dari sisi keuangan atau sosial.
32
30
Evi Hartanti, Tindak Pidana Korupsi, Jakarta: Sinar Grafika, 2009, ed. Kedua, cetakan Ke-3, h. 9.
31
John M. Echols dan Hassan Shadily, Kamus Inggris Indonesia, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1977, h. 149.
32
Buku Panduan; Mencegah Korupsi Dalam Pengadaan Barang dan Jasa Publik, Transparancy International, 2006, h. 3.
29
Korupsi adalah tindak kejahatan yang diatur dalam peraturan. Hal tersebut berdasar pada kenyataan bahwa pemberi dan penerima suap adalah
penjahat. Maka diperkirakan kedua belah pihak akan berupaya untuk menutupi kejahatan mereka. Pengawasan yang ketat oleh pihak penguasa
adalah upaya yang harus dilakukan untuk mengungkap praktik-praktik korupsi dan memberi hukuman atas perbuatan tersebut.
Menurut Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 juncto Undang- Undang Nomor 20 Tahun 2001 mendefinisikan korupsi sebagaimana
termaktub di dalam Pasal 2 ayat 1 dan Pasal 3. Sedang korupsi menurut Fockema Andrea dalam Andi Hamzah,
33
kata korupsi berasal dari bahasa latin corruptio atau corruptus Webster Student
Dictionary: 1960, yang selanjutnya disebutkan bahwa corruptio itu berasal pula dari kata corrumpere, suatu kata dalam bahasa latin yang lebih tua. Dari
bahasa latin itulah turun ke banyak bahasa Eropa, seperti Inggris, yaitu corruption, corrupt; Perancis; yaitu corruption; dan Belanda, yaitu corruptie
korruptie, dapat atau patut diduga istilah korupsi berasal dari bahasa Belanda dan menjadi bahasa Indonesia, yaitu “korupsi”.
33
Fockema Andreae, Kamus Hukum, Bandung: Bina Cipta, 1983, huruf c, Terjemahan Bina Cipta. Di dalam buku Andi Hamzah, Pemberantasan Korupsi Melalui Hukum Pidana Nasional dan
Internasional, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2006, h. 4-6.
30
Di dalam Kamus Umum Belanda Indonesia yang disusun oleh Wijowasito,
34
corruptie yang juga disalin menjadi corruptien dalam bahasa Belanda mengandung arti perbuatan korup, penyuapan.
Korupsi menurut fikih jinayah itu dilihat dari beberapa segi atau unsur- unsurnya yang mendekati terminologi di saat sekarang ini, di antaranya ghulul
penggelapan, risywah penyuapan, ghasab mengambil paksa hakharta orang lain, khianat, sariqah pencurian dan hirabah perampokan.
35
Dari beberapa definisi yang disebutkan, penulis berpendapat bahwa korupsi adalah suatu perbuatan korup atau penyuapan di mana memiliki
kepentingan untuk keuntungan pribadi, keuntungan kelompok dengan menyalahgunakan kewenangan atau kekuasaan, diketahui secara kasat bahwa
perbuatan tersebut adalah buruk, penyimpangan dari kesucian dan ketidakjujuran integritas berkurang.
2. Proses Pembentukan Pengadilan Tindak Pidana Korupsi