Tinjauan Pustaka Terdahulu PENDAHULUAN

6

D. Tinjauan Pustaka Terdahulu

Sejumlah tinjauan tentang topik peradilan in absentia telah dilakukan, baik yang dikaji secara spesifik isu tersebut maupun yang menyinggungnya secara umum. Berikut pemaparan tinjauan umum atas sebagian karya-karya penelitian tersebut. Karya Teungku Muhammad Hasbi Ash-Shiddieqy, yang berjudul Peradilan dan Hukum Acara Islam. Temuan penelitian tersebut adalah bahwa konsep peradilan sudah ada sejak Muhammad ibn „Abdullah diangkat menjadi Rasul di kota Madinah, sebagaimana dikisahkan di dalam al- Qur‟an surat an-Nisaa‟ ayat 65. Selain itu, dalam buku ini juga dijelaskan tentang tata cara dalam pengangkatan dan pemberhentian hakim, hukum acara dalam peradilan Islam dan peradilan pada masa jahiliyah. Karya Teungku Muhammad Hasbi Ash-Shiddieqy, yang berjudul Sejarah Peradilan Islam. Dalam buku tersebut dijelaskan tentang sejarah peradilan dari masa ke masa, masalah pengangkatan hakim oleh pihak-pihak berperkara, perubahan dalam sidang pengadilan dan riwayat-riwayat ringkas hakim ternama dari masa ke masa. Karya K. Wantjik Saleh, yang berjudul Tindak Pidana Korupsi dan Suap. Buku ini menyinggung persoalan konsep peradilan in absentia dalam perkara korupsi. Lebih umum penulis buku tersebut menguraikan tentang pengertian korupsi dan suap, lalu bagaimana proses penyelesaiannya atau penegakan hukum terhadap pelaku tindak pidana tersebut. Karya Waludi, yang berjudul Kejahatan Pengadilan dan Hukum Pidana. Buku ini menggambarkan bagaimana potret peradilan di Indonesia. Artinya, di Indonesia setiap orang yang berperkara selalu saja ingin diselesaikan dengan proses 7 pengadilan. Padahal, menurut penulis bahwa di negeri Jepang itu tidak dengan gegabah untuk melakukan penyelesaian sengketa melalui pengadilan, karena mereka beranggapan bahwa itu merupakan membuka aib pribadi. Karya ini sedikit mengulas tentang peradilan in absentia, penulis menekankan bagaimana sistem pembuktian dalam hal peradilan in absentia. Di mana telah disebutkan di dalam KUHAP Pasal 184 ayat 1 dan hakim bisa memberikan putusan terhadap terdakwa minimal bisa dibuktikan dengan dua alat bukti. Karya Djoko Prakoso, yang berjudul Peradilan in absentia di Indonesia. Buku ini menguraikan bagaimana konsep peradilan secara in absentia terhadap terdakwa yang tidak bisa dihadirkan di depan sidang pengadilan, bagaimana etika hakim dalam memberikan putusan serta bagaimana hak-hak terdakwa dalam menjalani putusan tersebut. Kelebihan dari karya ini adalah telah mengulas landasan hukum yang berkaitan dengan memberi putusan tanpa hadirnya seorang terdakwa. Adapun kelemahan atau kekurangannya yaitu tidak memberikan landasan hukum menurut hukum Islam.

E. Metode Penelitian