Program Boarding School dalam Pembinaan Akhlak
Untuk mengembangkan kemampuan siswa dalam bidang agama, HBS memberikan program-program keagamaan, antara lain:
Table I No
Nama Kegiatan Target
Manfaat
1 Zikir
Menguasai qiraah
mahmudah ~ Mendekatkan diri dengan
Tuhan melalui zikir 2
Praktek fiqih
amaliah Sholat Berjamaah
Melaksanakan sholat jamaah setiap 5 waktu
~ Melatih kedisiplinan siswa mengerjakan solat tepat pada
waktunya 3
Dirasat kitab Menguasai
materi tentang
nilai-nilai akhlak
~Mengamalkan nilai-nilai
akhlak dalam
kehidupan sehari-hari
4 Ziarah kubur
Siswa menghargai
nikmat Tuhan dalam bentuk kesehatan dan
hidup. ~Meningkatkan
ketaqwaan kepada Allah SWT
data ini diolah dari hasil penelitian
Dalam tradisi yang hidup di HBS, zikir merupakan sarana mengingat kekuasaan Allah. Menurutnya zikir tidak terbatas hanya pada mengingat Allah akan
tetapi zikir juga turut memberikan kenyamanan hati bagi seorang muslim. Kemudian jika dijalankan dengan konsekuen akan memantapkan hati untuk mengimani-Nya.
Pada aspek spiritualnya, zikir mampu mengantarkan diri pada derajat keimanan yang lebih tinggi dari sebelumnya. Level keimanan dari yakin menjadi
haqqul yaqin. Atas dasar itu pula dalam keyakinannya jika zikir dijalankan dengan baik ikhlas, zikir akan membuahkan hasil keberkahan dalam kehidupan muslim.
Kalimat-kalimat yang menjadi isi dalam kegiatan zikir ini ialah kalimat- kalimat thaibah yang memuji Allah. Zikir tersebut adalah Zikrul Ghafilin yaitu terdiri
dari bacaan al- qur’an surat al-fatihah, ayat kursi, asma’ul husna, istigfar, shalawat dan
tahlil. Kegiatan ini pun dibacakan secara bersama-sama dengan terlebih dahulu bertawasul mengirimkan Ummul Kitab kepada syaikh-syaikh seperti Gus Mik Kediri,
Hamim Jazuli, Hamid Abdullah Pasuruan. Zikir ini dilaksanakan sebanyak dua kali dalam sebulan yaitu setiap malam Rabu. Tokoh-tokoh sekolah juga mengambil peran
dalam kegaiatan tersebut. Adapun zikir tersebut dipimpin oleh Ustadz Saifuddin Zuhri.
6
Setelah zikir ada pula Dirasat Kitab misalnya memberikan pengetahuan bagi siswa tentang apa yang harus dilakukan oleh seorang muslim dan apa saja larangan
yang tidak boleh dilakukan. Pengajaran ini lebih menekankan pada penguasaan materi tentang nilai-nilai akhlak. Setelah mengetahui seperangkat nilai ini siswa
ditugaskan untuk menerapkannya, lalu mendapat pantauan secara ketat oleh guru atau pembina asrama sehingga nilai-nilai yang dipelajari dapat langsung diterapkan dalam
kehidupan sehari-hari. Dengan cara seperti inilah kegiatan-kegiatan itu mempunyai pengaruh besar dalam pembinaan akhlak siswa.
Kegiatan yang lain juga adalah secara bersama-sama melakukan ziarah kubur setelah subuh ke makam pendiri sekolah Al-Hidayah Boarding School, yaitu K.H.
Muhammad bin Yahya. Kegiatan ziarah ini dipimpin langsung oleh K.H. Arif Rahman Hakim yaitu ketua yayasan Al-Hidayah. Untuk pelaksanaanya dimulai
dengan membaca Q.S Al-fatihah dan tahlil kemudian dilanjutkan dengan tausiah. K.H. Arif Rahman Hakim memberikan tausiah tentang keteladanan para pendiri Al-
Hidayah dan manfaat berziarah kubur. Ziarah ini diikuti oleh seluruh siswa putra sedangkan bagi siswi putri dirasah al-
Qur’an di Masjid. Nilai-nilai dalam kegiatan ziarah ini adalah mengingatkan manusia tentang Pencipta dan kematian, sehingga
kelak siswa mampu bersikap lebih baik dalam akhlaknya. Manfaat lain yang dapat dipetik dari ziarah adalah mengaharap keberkahan melalui bertawasul kepada syaikh-
6
Wawancara dengan Saipudin Zuhri adalah pemimpin Zikrul Ghafilin, Depok, Senin, 11 Februari 2013 di rumah ustd Saipudin Zuhri.
syaikh yang disebutkan dalam ziarah tersebut.
7
Doktrin ini berangkat dari kepercayaan kepada ideologi Ahlussunnah Waljama
’ah.
8
Selain tiga aspek di atas, peran sekolah juga tidak berhenti pada program- program yang bersifat formal
—tertulis sesuai dengan tata tertib HBS—tetapi juga program non formal yang biasanya tidak tertulis dan cenderung menjadi tradisi-tradisi
yang hidup dalam sebuah lembaga sekolah. Hubungan antara kyai dan santri seperti banyak terdapat di pesantren dan sekolah Islam adalah salah satu contoh bahwa
tradisi seperti ini mampu membantu pembentukan akhlak tanpa harus terikat pada peraturan-peraturan formal. Tradisi semacam ini adalah ikatan batin antara siswa dan
kyai yang sulit dilacak melalui perspektif formal. Kepatuhan ini bukan kepatuhan mutlak yang menapikan pertimbangan lain, namun tetap bersumber pada nilai-nilai
Islam yang hidup. Penghormatan pada guru sebagai ta’lim dalam pengetahuan umum seperti yang diajarkan dalam kitab
Ta’limul Muta’allim bahwa penghormatan itu syarat mutlak untuk memperoleh ilmu pengetahuan yang berkah. Dasar inilah yang
mempengaruhi pola pendekatan guru dan siswa di sekolah HBS. Keteladanan yang dicontohkan guru kemudian menjadi inspirasi bagi siswa untuk mengikuti akhlaknya
serta mengubah tindakannya jika tidak sesuai dengan arahan guru. c
Kebahasaan Arab dan Inggris Sekolah
Al-Hidayah Boarding
School mengadopsi
metode-metode pembelajaran bahasa dari pesantren ke dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah.
Bahasa diajarkan secara rutin dan bertahap kepada semua siswa Al-Hidayah. Pada tingkat kelas satu di sekolah ini penggunaan bahasa masih diberi kemudahan untuk
7
Wawancara dengan Arif Rahman Hakim adalah Ketua Yayasan Al-Hidayah sekaligus Pemimpin Ziarah Kubur, Depok, Kamis 14 Februari 2013.
8
Ahlusunnah Waljamaah yang dianut sekolah HBS dapat dibaca melalui ormas NU yang merupakan organisasi formal yang menganut paham tersebut. Dalam paham keagamaannya NU
menganut empat mazhab, Hanafi, Hambali, Maliki, dan Syafi’i sedangkan dalam Tauhid mengikuti
Abu Hasan Al- Asy’ari dan Abu Mansur Maturidi dan dalam Tasauf Al-Ghazali dan Juned Al Bagdadi.
di sekolah ini secara Fiqih banyak menganut Sya fi’I sedangkan Tasaufnya mengadospi Al Ghazali.
Ormas inilah yang mempengaruhi tradisi tawasul yang meyakini bahwa berdo’a melalui orang-orang menempati maqom tertentu akan membantu seseorang untuk mendekatkan diri kepada sang pencipta.
Lihat di Khalimi, Ormas-Ormas Islam, , Jakarta: Gaung Persada Press, 2010, h. 332
menggunakan bahasa Indonesia dan bahasa daerah, diberi kemudahan sambil menyesuaikan diri dengan lingkungannya serta mempelajari dasar-dasar bahasa.
Namun setelah masuk ke kelas dua maka siswa tidak dibolehkan menggunakan bahasa Indonesia dan daerah untuk dijadikan alat berkomunikasi dalam percakapan
sehari-hari. Jika terdapat siswa yang tidak menggunakan Bahasa Arab atau Inggris maka akan diberikan sanksi dengan membayar denda dalam bentuk uang dan dihitung
dari banyaknya kata yang digunakan oleh siswa.
9
Pembelajaran bahasa diajarkan secara intensif kepada siswa. Secara formal materi bahasa diajarkan pada sekolah program kurikuler, biasanya pembelajaran di
sekolah hanya sebatas pemberian materi grammar yang mesti dikuasai. Sedangkan penerapan dari pengetahuannya ditunjukkan dalam kehidupan sehari-hari dengan
menggunakan bahasa Arab dan Inggris sebagai bahasa pengantar dan pergaulan. Selain itu, penggunaan bahasa dalam lingkungan asrama dan sekolah didukung pula
dengan program pendukung muhadtsah yaitu kegiatan menghafal mofradat sebagai sarana pendukung penguasaan bahasa sehingga mampu berkomunikasi dengan baik.
Proses program muhadatsah di sekolah Al-Hidayah dimonitoring oleh kakak kelas yang diberi kepercayaan oleh guru untuk memantau adik-adik kelasnya.
Untuk memperkokoh dalam menggunakan bahasa maka siswa juga diajarkan menggunakan Bahasa Arab atau Inggris dalam kegiatan muhadharah. Siswa secara
bergantian 5 sampai 6 orang menyampaikan ceramah. Dalam seminggu kegiatan muhadarah dilaksanakan sebanyak dua kali yaitu malam jumat dan malam Minggu.
Kegiatan ini merupakan ekstra kurikuler yang rutin diselenggarakan untuk mengembangkan kecakapan siswa dalam berbahasa. Penggunaan dua bahasa ini
diterapkan sesuai dengan visi dan misi sekolah secara disiplin jika tidak menggunakan maka akan dikenakan sanksi sesuai dengan sanksi yang sudah
disepakati.
10
9
Wawancara dengan Esalaila adalah salah satu pembina asrama HBS, Depok, Senin, 18 Februari 2013 di asrama putri.
10
Wawancara dengan Amshori Jayadi M.A, Depok, Senin, 11 Februari 2013 di ruang kantor.
d Olah Raga
Ektrakurikuler lainnya adalah olah raga. Ada beberapa cabang olah raga yang diselenggarakan di sekolah Al-Hidayah Boarding School yaitu bela diri, futsal dan
volli. Pada pagi hari juga diselenggarakan olahraga untuk membentuk fisik yang sehat pada siswa sehingga dalam menjalankan kegiatan belajar mengajar dengan
semangat tinggi. Olah raga diadakan setiap selesai shalat ashar, pukul 15.30 sampai 17.00
tetapi olah raga yang seperti bela diri dijadwalkan pada waktu yang ditetapkan. Dan hanya diikuti oleh siswa yang berminat saja.
Pada jam sekolah pelaksanaan olah raga secara bersama-sama antara siswa dan siswinya. Berbeda pula ketika oleh raga pada saat setelah shalat subuh, selain
dilaksanakan secara terpisah, seluruh siswa diwajibkan memakai pakaian yang sopan. Untuk laki-laki harus menggunakan celana dibawah lutut sesuai auratnya dan untuk
siswinya tetap memakai pakaian olah raga pantas yang menutup aurat dan tidak memakai pakaian yang ketat yang memperlihatkan bentuk tubuh. Siswinya wajib
memakai pakaian yang longgar. Oleh karena itu nilai-nilai yang dapat diambil dari olahraga adalah adab dalam berpakaian.
e Seni
Ada tiga macam kegiatan seni yang masuk dalam ektrakurikuler yang diselenggarakan di Al-Hidayah Boarding School yaitu rawi, nagham dan marawis.
kesemuanya termasuk dalam dalam menegakkan syiar Islam melalui pintu seni. Rawi adalah membaca sejarah rasul yang bermanfaat untuk memberikan
pemahaman tentang perjuangan nabi dalam menegakkan nilai-nilai islam. Rawi ini dibaca oleh siswa di masjid setelah menunaikan ibadah shalat Magrib. Secara
bergantian masing-masing siswa membacanya dengan nada indah. Pada dasarnya kegiatan seni bertujuan untuk mengolah rasa dan hati siswa
untuk mempunyai kepekaan terhadap nilai-nilai seni. Penghargaan tersebut akan membentuk siswa yang akan menghargai tradisi-tradisi yang lahir dari seni dan
mampu menariknya menjadi sikap yang termanifestasi dalam kehidupan sehari-hari.
Di beberapa sekolah apresiasi seni masih sangat lemah karena terpaku bahwa seni masih berlawanan dengan nilai-nilai Islam. Akibatnya siswa tidak mampu berekspresi
nilai-nilai budayanya. Rawi dan Marawis adalah contoh bahwa dari rasa seni juga mampu membentuk pribadi-pribadi fleksibel dan adaptif terhadap nilai budaya.
Selain itu, apresiasi ini juga bisa menekan aktifitas negatif dengan menyibukkan diri pada nilai estetiknya.
Nagham adalah seni membaca al-quran dengan tajwid yang fasih dengan nada. Belajar nagham ini dibimbing langsung oleh ustadz Umar Syarif pada malam
Minggu setelah Magrib. Ayat-ayat yang dipelajari ditetapkan langsung oleh ustadz yang mengajar. Dengan adanya nagham tersebut, memberikan manfaat kepada siswa
untuk menumbuhkan rasa percaya diri dengan suara yang dimilikinya, agar dapat diasah dengan baik untuk menciptakan suara yang bagus dalam membaca al-
Qur’an. Selain rawi dan naghom di Al-Hidayah Boarding School ada pula
ektrakurikuler marawis. Biasanya dibentuk beberapa siswa kemudian membentuk satu kelompok dengan memegang masing-masing alat musik dan vokal.
Kegiatan ektrakurikuler ditengah jadwal yang sangat padat diselenggarakan Al-Hidayah boarding school bertujuan untuk membentuk siswa yang kompeten.
Kegiatan kurikuler dan ektrakurikuler tersebut mengisi kemampuan siswa pada tiga ranah yang vital, yaitu kognitif, afektif dan psikomotorik.
11
Dengan kompetensi yang dicapai diantaranya membentuk akhlak siswa yang sesuai dengan nilai-nilai islam,
mampu menghapal Al- Qur’an dan penguasaan bahasa asing dengan baik. Maka
jelaslah dari materi-materi yang diberikan sekolah Al-Hidayah mengarahkan siswa menjadi manusia yang kaffah sesuai dengan visinya.
12
11
Wawancara dengan Anshori jayadi M.A. adalah Direktur Al-Hidayah Boarding School Depok, Depok, Senin, 4 Februari 2013 di ruang kantor.
12
Terminologi manusia yang kaffah sering sekali dipakai untuk menggambarkan manusia yang seutuhnya. Kaffah sendiri di dalam kamus munawir diartikan seluruhnya tanpa terkecuali
sehingga dapat dipahami manusia kaffah yang dikehendaki dalam visi tersebut ialah membentuk manusia yang dapat menjawab setiap persoalan yang dihadapi baik itu pada bidang agama, begitu pula
dalam bidang hubungan kemasyarakat. Dalam bahasa yang lain, manusia kaffah juga bisa dipahami dengan insan kamil.
Selain mengisi kemampuan pengetahuan HBS juga berkomitmen membantu siswa dengan memberikan keterampilan-keterampilan psikomotorik sebagai bekal
pengalaman dan kemampuan praktis untuk menghadapi dunia kerja. Keterampilan ini memberi manfaat besar bagi pengembangan skill siswa, bahkan tidak jarang
kemampuan ini jauh lebih membantu mereka bisa hidup dan bersosialisasi secara baik dengan lingkungannya dibanding materi pelajaran lain.
Program-program ektrakurikuler
turut membentuk
kepribadian dan
perkembangan siswa sehingga mampu bersosialisasi dengan baik di lingkungannya. Maka program ektrakurikuler ini, selain bisa menanamkan sikap kemandirian,
kepedulian dan kedisiplinan juga mampu mengembangkan potensi-potensi psikomotorik siswa. Pengembangan kemampuan siswa dalam bidang ini dalam visi
HBS termasuk dari bagian pengembangan pendidikan life skill yang juga menjadi fokus dari tujuan pendidikan di sekolah HBS ini.
13