pendidikan dan pembinaan yang terprogram dengan baik dan dilaksanakan dengan sungguh-sungguh. Potensi rohaniah yang ada dalam diri manusia dibina
secara optimal dengan cara dan pendekatan yang tepat. Menurut Ali Daud, Jika program pendidikan dan pembinaan akhlak itu dirancang dengan baik,
sistematik,dibina secara optimal dengan cara dan pendekatan yang tepatserta dilaksanakan dengan sungguh-sungguh, maka akan menghasilkan anak-anak atau
orang-orang yang baik akhlaknya.
11
2. Ruang Lingkup Akhlak
Dalam islam, Al- Qur’an dan hadist yang menjadi sumber pelajaran bagi
seorang muslim telah menjelaskan nilai-nilai etika islam. Sebagian akhlak baik tersebut misalnya dapat diklasifikasi sebagai berikut:
a. Akhlak terhadap Allah
Akhlak terhadap Allah dapat diartikan sebagai sikap atau perbuatan yang seharusnya dilakukan oleh manusia sebagai makhluk, kepada Tuhan
sebagai khalik. Abuddin Nata menyebutkan sekurang-kurangnya ada empatalasan
manusia perlu berakhlak kepada Allah.Pertama, karena Allah yang telah menciptakan manusia. Allah menciptakan manusia dari air yang
ditumpahkan keluar dari antara tulang punggung dan tulang rusuk. Dengan demikian, sudah sepantasnya manusia berterimakasih kepada yang
menciptakan-Nya. Kedua, karena Allah yang telah memberikan perlengkapan panca indera, penciptaan yang sempurna. Ketiga, karena Allah
yang telah menyediakan berbagai bahan yang diperlukan bagi kelangsungan hidup manusia. Keempat, Allah yang telah memuliakan manusia dengan
diberikannya kemampuan menguasai daratan dan lautan. Meskipun Allah telah memberikan berbagai kenikmatan kepada
manusia sebagaimana disebutkan diatas, bukanlah menjadi alasan Allah perlu dihormati. Bagi Allah, dihormati atau tidak, tidak akan mengurangi
11
Abuddin Nata, op.cit., h. 158.
kemuliaan-Nya. Akan tetapi sebagai makhluk ciptaan-Nya, sudah sewajarnya manusia menunjukkan sikap akhlak yang pas kepada Allah.
Banyak cara yang dapat dilakukan dalam berakhlak kepada Allah dan kegiatan menanam nilai-nilai akhlak kepada Allah. Diantara nilai-nilai hal
yang dituntut untuk berakhlak kepada Allah seperti 1 Iman, yaitu sikap batin yang penuh kepercayaan kepada Tuhan. 2 Ihsan, yaitu kesadaran
yang sedalam-dalamnya bahwa Allah senantiasa hadir atau bersama manusia dimanapun manusia berada. 3 Takwa, yaitu sikap yang sadar
bahwa kita selalu diawasi olehNya. Itu dapat dimanifestaikan dalam sikap menjauhi diri dari sesuatu yang tidak diridhai-Nya.4 Ikhlas, yaitu sikap
murni dalam tingkah laku dan perbuatan, semata-mata demi memperoleh keridhaan Allah dan bebas dari pamrih lahir dan bathin, tertutup maupun
terbuka.5 Tawakal, yaitu sikap senantiasa bersandar kepada Allah dengan penuh harapan kepada-Nya.6 Syukur, yaitu sikap penuh rasa terimakasih
atas nikmat yang diberikanNya. 7 Sabar, sikap tabah menghadapi segala kepahitan dan cobaan dariNya.
12
Sementara itu menurut Quraish Shihab mengatakan bahwa: ―titik tolak akhlak terhadap Allah adalah pengakuan dan kesadaran
bahwa tiada Tuhan kecuali Allah. Dia memiliki sifat-sifat terpuji, demikian agung sifat itu, jangankan manusia, malaikat pun tidak akan mampu
menjangkaunya.
13
Berdasarkan pernyataan diatas, berkenaan akhlak kepada Allah dilakukan dengan cara banyak memuji-Nya. Selanjutnya sikap tersebut
diteruskan dengan senantiasa bertawakal kepada-Nya, yaitu menjadikan Tuhan sebagai satu-satunya yang menguasai diri manusia.
b. Akhlak terhadap Rasulullah SAW
Akhlak terhadap Rasul adalah beriman kepada Rasul. Dikatakan iman bukan hanya sekedar percaya terhadap sesuatu yang diyakini, akan tetapi
harus dibuktikan dengan amal perbuatan. Amal perbuatan yang dijelaskan di
12
Muhammad Alim, Pendiidkan Agama Islam Upaya Pembentukan Pemikiran dan Kepribadian Muslim, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2011, Cet. ke-2, h. 152-154.
13
Quraish Shihab, Wawasan Al- Qur’an, Bandung: Mizan, 1996, h. 262
dalam Al- qur’an dan Al-hadis, tentang bagaimana bersikap kepada
Rasulullah SAW, itulah yang dinamakan akhlak kepada Rasulullah SAW. Dalam hal beriman kepada Rasul, Allah memerintahkan manusia agar
meneladani yang dicontohkan Rasulullah SAW. Sebagai Nabi penutup, Nabi Muhammad ditugasi membawa wahyu dan risalah yang berisi pokok-
pokok aqidah, ibadah dan akhlak yang berlaku sepanjang masa yang wajib diteladani setiap muslim.
Diantara perilaku atau macam-macam akhlak yang harus dilakukan oleh setiap muslim dan muslimah terhadap Rasulullah SAW, ialah sebagai
berikut: 1
Ikhlas beriman kepada Nabi Muhammad SAW 2
Mengucapkan shalawat dan salam 3
Taat kepada Rasulullah SAW 4
Cinta kepada Rasulullah SAW 5
Percaya atas semua berita yang disampaikan Rasulullah SAW 6
Tidak boleh mengabaikan Rasulullah SAW 7
Menghidupkan sunnah Rasulullah SAW 8
Menghormati pewaris Nabi Muhammad SAW 9
Laksanakan hukum Allah SWT dan Rasulullah SAW 10
Berhadaqah sebelum bertanya kepada Rasulullah SAW pada masa hidupnya
11 Jangan berumpah, tetapi amalkan ajaran Rasulullah SAW
12 Berbicara dengan suara rendah
13 Bermusyawarah dengan Rasulullah SAW pada masa hidupnya.
14
c. Akhlak Terhadap Sesama Manusia
Banyak sekali rincian yang dikemukakan al-quran berkaitan dengan perlakuan terhadap sesama manusia, diantaranya:
1 Akhlak terhadap orang tua
Sebagai seorang anak wajib patuh dan taat terhadap perintah orang tua dan tidak durhaka kepada kepada mereka. Terutama, kepada
ibu yang telah berjuang mengandung, melahirkan serta membesarkan anak-anaknya dengan kasih sayang yang tidak terbatas. Begitu pula
seorang Ayah yang berperan besar, ia bertanggung jawab untuk hal- hal yang bersifat financial dan harus menghidupi keluarganya
14
Moh. Ardani, Akhlak Tasawuf, Ciputat: Karya mulia, 2005, h. 73-74
sertapendidikan anak-anaknya. Oleh karena itu, seorang anak dituntut untuk tidak mengecewakannya dan berbakti kepada kedua orang tua,
bersikap baik meskipun ia kurang menyenangkan hatinya, berkata halus dan mulia, berkata lemah lembut, berbuat baik kepada kedua
orang tua yang sudah meninggal dengan cara mendoakan kedua orang tua, menempati janji kedua orang tua, memuliakan teman-teman orang
tua dan bersilaturrahmi dengan orang yang mempunyai hubungan dengan orang tua. Seperti yang diajarkan kitab suci kita yang
mengajarkan bahwa kita harus berbicara dengan tutur kata yang lembut, sesuai dengan berfirmaNya dalam al-
Qur’an:
―Dan Tuhanmu Telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu
bapakmu dengan sebaik-baiknya. jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam
pemeliharaanmu, Maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan ah dan janganlah kamu membentak
mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia. Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh
kesayangan dan ucapkanlah: Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua Telah mendidik Aku waktu
kecil.Q.S. Al-Isra, 17: 23-24.
15
Oleh karena itu, berdasarkan firman Allah diatas, kita sebagai anak harus patuh kepada kedua orang tua, berkata halus dan mulia
serta jangan sampai sekali-kali membentak kedua orang tua, karena kedua orangtualah yang membesarkan dari kecil hingga dewasa.
15
ibid, h. 79-84
2 Akhlak Terhadap Guru
Akhlak terhadap guru merupakan cerminan seorang murid yang patuh dan taat terhadap perintah dan menjalankan segala aturan yang
terdapat di dalam lingkungan sekolah yang harus diperhatikan siswa- siswi terhadap guru nya a
dalah ―sikap murid sebagai pribadi dalam menuntut ilmu murid harus bersih hatinya dari kotoran dan dosa agar
dapat dengan mudah dan benar dalam menangkap pelajaran, menghafal dan mengamalkannya.
‖
16
Dalam Islam posisi guru adalah sebagai orang tua, akhlak yang harus dimiliki siswa terhadap guru
diantaranya:Menghormati dan memuliakan guru dan keluarganya dengan tulus dan ikhlas,tundukdan patuh terhadap semua perintah dan
nasihat guru, jujur dan setia bersama guru, bersikap rendah hati, lembut dan santun kepada guru, tidak berjalan di depan guru ketika
berjalan bersamanya, tidak meninggikan suara ketika berbicara dengan guru.
17
Dengan demikian seorang siswa harus menghormati dan patuh terhadap guru, karena guru merupakan orang tua kedua disekolah.
3 Akhlak terhadap Teman
Manusia sebagai makhluk hidup individual juga makhluk sosial yaitu manusia tidak dapat hidup seorang diri, tetapi membutuhkan
orang lain.Rasulullah telah memberikan pedoman dalam pergaulan tersebut.Dari Abu Musa
radhiyallaahu ‘anhu, dia berkata:
كْسمْلا لماحك ءْ سلا حلاصلا سّلجْلا لثم ّا ملس هّلع ها ىلّ ِّ لا ع هْم جت ْ أ امإ هْم عاتْت ْ أ امإ كي ْحي ْ أ امإ كْسمْلا لماحف ّْكْلا خفان
ثّ خ احير جت ْ أ امإ كباّث ق ْحي ْ أ امإ ّْكْلا خفان ِّط احير
“Perumpamaan teman yang baik dan yang buruk seperti penjual minyak wangi dan pandai besi.Penjual minyak wangi mungkin ia
16
Abuddin Nata, Perspektif Islam Tentang Pola Hubungan Guru Murid, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2001, Cet. 1, h. 102
17
Fidella Devina Aggrippina, Akhlak Terhadap Guru http:fidela19salju.blogspot.com, Diakses pada tgl 11 Januari 2013. Pukul: 19:35. Lihat juga terjemahan
Ta’limul muta’allim: Bimbingan bagi Penuntut Ilmu Pengetahuan Kudus: Menara Kudus, 2007 Edisi revisi, h 38.
Dalam kita ini Al-Ghazali menjelaskan bagaimana akhlak murid kepada gurunya.