76
Tabel 4.8 Hasil Uji Multikolinearitas
Coefficients
a
Model Collinearity Statistics
Tolerance VIF
1 Constant Pelayanan
.976 1.025
Konsultasi .916
1.092 Pengawasan Account Representative
.904 1.106
a. Dependent Variable: Kepatuhan Wajib Pajak
Sumber: Data primer yang diolah 2010 Berdasarkan tabel 4.8 dapat diketahui bahwa setiap variabel
memiliki nilai Tolerance tidak kurang dari 0.10 dan nilai Variance Inflation Faktor VIF tidak lebih dari 10. Analisis ini menunjukkan
bahwa tidak terdapat gejala multikolinearitas terhadap variabel penelitian. Sehingga layak untuk digunakan dalam pengujian
selanjutnya.
b. Hasil Uji Heteroskedastisitas
Pada gambar 4.9 ini disajikan hasil uji heteroskedastisitas.
Gambar 4.9 Hasil Uji Heteroskedastisitas
Sumber: Data primer yang diolah 2010
77 Gambar 4.9 menunjukkan titik-titik menyebar secara acak dan
tidak membentuk pola tertentu serta tersebar diatas dan dibawah angka 0 nol pada sumbu Y. ini berarti tidak terjadi heteroskedastisitas
sehingga model regresi layak digunakan untuk memprediksi kepatuhan wajib pajak berdasarkan masukan atas variabel pelayanan, konsultasi,
dan pengawasan account representative.
c. Hasil Uji Normalitas
Pada gambar 4.10 ini disajikan hasil uji normalitas.
Gambar 4.10 Hasil Uji Normalitas
Sumber: Data primer yang diolah 2010 Dari gambar di atas dapat dilihat bahwa data penelitian memiliki
penyebaran dan distribusi yang normal karena data memusat pada nilai rata-rata dan median atau nilai plot PP terletak digaris diagonal, maka
dapat dikatakan bahwa data tersebut berdistribusi normal.
78
4. Hasil Uji Hipotesis
Pengujian hipotesis dalam penelitian ini dengan menggunakan model analisis regresi berganda multiple regression analysis, yaitu:
a. Hasil Uji Koefisien Determinasi
Pada gambar 4.11 ini disajikan hasil uji koefisien determinasi.
Tabel 4.11 Hasil Uji Koefisien Determinasi
Model Summary
b
Model R
R Square Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
1 .804
a
.633 .530
4.287 a. Predictors: Constant, Pengawasan Account Representative, Pelayanan, Konsultasi
b. Dependent Variable: Kepatuhan Wajib Pajak
Sumber: Data primer yang diolah 2010 Tabel 4.11 menunjukkan nilai R sebesar 0.804 atau 80.4. Hal
ini berarti bahwa hubungan atau korelasi antara pelayanan, konsultasi, dan pengawasan account representative adalah sangat kuat karena
berada dikisaran 0.80-0.999 Riduwan dan Engkos Achmad Kuncoro, 2007:62. Nilai Adjusted R Square sebesar 0.530 atau 53, ini
menunjukkan bahwa variabel kepatuhan wajib pajak yang dapat dijelaskan oleh variabel pelayanan, konsultasi, dan pengawasan account
representative adalah sebesar 53, sedangkan sisanya sebesar 0.470 atau 47 1-0.530 dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak
disertakan dalam model penelitian ini. adapun faktor lain diluar dari variabel yang dapat mempengaruhi kepatuhan wajib pajak yaitu
kesadaran wajib pajak, pengetahuan pajak, pemeriksaan pajak, dan lain sebagainya.
79
b. Hasil Uji t
Hasil uji t dapat dilihat pada tabel 4.10, jika nilai probability t lebih kecil dari 0.05 maka H
a
diterima dan menolak H
0,
sedangkan jika nilai probability t lebih besar dari 0.05 maka H
diterima dan menolak H
a.
Tabel 4.12 Hasil Uji t
Coefficients
a
Model Unstandardized
Coefficients Standardized
Coefficients t
Sig. B
Std. Error Beta
1 Constant 17.213
5.579 3.085
.003 Pelayanan
.096 .102
.100 2.942 .035
Konsultasi .135
.131 .114 1.036
.304 Pengawasan Account Representative
.498 .155
.355 3.216 .002
a. Dependent Variable: Kepatuhan Wajib Pajak
Sumber: Data primer yang diolah 2010
Hipotesis 1: Pengaruh pelayanan terhadap kepatuhan wajib pajak.
Hasil uji hipotesis 1 dapat dilihat pada tabel 4.12, variabel pelayanan mempunyai tingkat signifikansi sebesar 0.035. Hal ini berarti
menerima H
a1
sehingga dapat dikatakan bahwa pelayanan berpengaruh secara signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak karena tingkat
signifikansi yang dimiliki variabel pelayanan lebih kecil dari 0.05.
Hipotesis 2: Pengaruh konsultasi terhadap kepatuhan wajib pajak.
Hasil uji hipotesis 2 dapat dilihat pada tabel 4.12, variabel konsultasi mempunyai tingkat signifikansi sebesar 0.304. Hal ini berarti
menolak H
a2
sehingga dapat dikatakan bahwa konsultasi tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak karena
80 tingkat signifikansi yang dimiliki variabel konsultasi lebih besar dari
0.05.
Hipotesis 3: Pengaruh pengawasan account representative terhadap
kepatuhan wajib pajak.
Hasil uji hipotesis 3 dapat dilihat pada tabel 4.12, variabel pengawasan mempunyai tingkat signifikansi sebesar 0.002. Hal ini
berarti menerima H
a3
sehingga dapat dikatakan bahwa pengawasan account representative berpengaruh secara signifikan terhadap
kepatuhan wajib pajak karena tingkat signifikansi yang dimiliki variabel konsultasi lebih kecil dari 0.05.
c. Hasil Uji F
Hasil uji F dapat dilihat pada tabel 4.13, jika nilai probabilitas lebih kecil dari 0.05 maka H
a
diterima dan menolak H
0,
sedangkan jika nilai probabilitas lebih besar dari 0.05 maka H
diterima dan menolak H
a.
Tabel 4.13 Hasil Uji F
ANOVA
b
Model Sum of Squares
df Mean Square
F Sig.
1 Regression 272.659
3 90.886
4.945 .000
a
Residual 1396.828
76 18.379
Total 1669.488
79 a. Predictors: Constant, Pengawasan Account Representative, Pelayanan, Konsultasi
b. Dependent Variable: Kepatuhan Wajib Pajak
Sumber: Data primer yang diolah 2010
81
Hipotesis 4: Pengaruh pelayanan, konsultasi, dan pengawasan
account representative terhadap kepatuhan wajib pajak.
Hasil uji hipotesis 4 dapat dilihat pada tabel 4.13 nilai F diperoleh sebesar 4.945 dengan tingkat signifikansi 0.000. Karena tingkat
signifikansi lebih kecil dari 0.05 maka H
a4
diterima, sehingga dapat dikatakan bahwa pelayanan, konsultasi, dan pengawasan account
representative berpengaruh secara simultan dan signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak.
C. Pembahasan 1.
Pengaruh pelayanan dengan kepatuhan wajib pajak
Hasil uji hipotesis 1 pada tabel 4.12, memperlihatkan variabel pelayanan mempunyai tingkat signifikansi sebesar 0.035. Hal ini berarti
menerima H
a1
sehingga dapat dikatakan bahwa pelayanan berpengaruh secara signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak karena tingkat
signifikansi yang dimiliki variabel pelayanan lebih kecil dari 0.05. Hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa pelayanan berpengaruh
signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak. Pelayanan yang diberikan oleh account representative harus prima dan pelayanan tersebut harus sesuai
dengan harapan wajib pajak. Pelayanan menjadi kunci bagi aparat pajak untuk meningkatkan penerimaan pajak dan kepuasan wajib pajak terhadap
kinerja account representative. Pelayanan yang baik tentunya akan
82 memberikan hasil yang baik pula, dengan pelayanan yang baik wajib pajak
merasa puas dan dapat memberikan kepatuhan terhadap kewajiban pajaknya. Kualitas pelayanan memiliki hubungan yang erat dengan
kepatuhan wajib pajak, kualitas memberikan suatu dorongan kepada wajib pajak untuk menjalin suatu hubungan yang dinamis dengan Kantor
Pelayanan Pajak KPP. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Ricky 2006, A Dewi P 2008, dan Sartika 2008.
2. Pengaruh konsultasi dengan kepatuhan wajib pajak
Hasil uji hipotesis 2 dapat dilihat pada tabel 4.12, variabel konsultasi mempunyai tingkat signifikansi sebesar 0.304. Hal ini berarti
menolak H
a2
sehingga dapat dikatakan bahwa konsultasi tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak karena tingkat
signifikansi yang dimiliki variabel konsultasi lebih besar dari 0.05. Hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa konsultasi tidak berpengaruh
signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak. Seorang account representative memberikan konsultasi tentang perpajakan yang dihadapi oleh wajib pajak
dan account representative juga harus memberikan saran-saran dan terus memberikan undang-undang pajak yang berlaku. Untuk menjalankan
konsultasi account representative dituntut memahami tentang peraturan atau undang-undang pajak yang berlaku. Hal ini tidak berkaitan dengan
kepatuhan wajib pajak, karena untuk meningkatkan kepatuhan wajib pajak, seorang wajib pajak tidak melihat dari segi konsultasi yang diberikan oleh
83 account representative tetapi lebih terhadap bentuk adanya pelayanan dan
pengawasan account representative dan konsultasi hanya bentuk tanya jawab dan konsultasi tentang pemecahan masalah permasalahan pajak
yang dihadapi oleh wajib pajak. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Nina Annisa 2008.
3. Pengaruh pengawasan accounting representative dengan kepatuhan
Hasil uji hipotesis 3 dapat dilihat pada tabel 4.12, variabel konsultasi mempunyai tingkat signifikansi sebesar 0.002. Hal ini berarti
menerima H
a3
sehingga dapat dikatakan bahwa pengawasan account representative berpengaruh secara signifikan terhadap kepatuhan wajib
pajak karena tingkat signifikansi yang dimiliki variabel konsultasi lebih kecil dari 0.05.
Hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa pengawasan account representative berpengaruh signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak.
Account representative memberikan pengawasan kepada wajib pajak terhadap kewajiban pajaknya, pengawasan yang diberikan dapat
mengawasi dan mengingatkan wajib pajak tentang pajak yang dikenakan terhadap wajib pajak, seorang account representative harus memahami
kondisi wajib pajak dan menemukan jalan keluar yang terbaik bagi wajib pajak sehingga memberikan kepuasan dan kenyamanan bagi wajib pajak,
hal ini akan berakibat pada kepatuhan seorang wajib pajak tersebut untuk membayarkan kewajibannya yaitu membayar pajak. Hasil penelitian ini
84 konsisten dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Sartika 2008 dan
Nina Annisa 2008.
4. Pengaruh pelayanan, konsultasi dan pengawasan account
representative dengan kepatuhan wajib pajak.
Hasil uji hipotesis 4 dapat dilihat pada tabel 4.13, nilai F diperoleh sebesar 4.945 dengan tingkat signifikansi 0.000. Karena tingkat
signifikansi lebih kecil dari 0.05 maka H
a4
diterima, sehingga dapat dikatakan bahwa pelayanan, konsultasi, dan pengawasan account
representative berpengaruh secara simultan dan signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak.
Hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa pelayanan, konsultasi, dan pengawasan account representative berpengaruh signifikan terhadap
kepatuhan wajib pajak. Pelayanan yang diberikan oleh account representative harus prima dan pelayanan tersebut harus sesuai dengan
harapan wajib pajak. Pelayanan menjadi kunci bagi aparat pajak untuk meningkatkan penerimaan pajak dan kepatuhan wajib pajak terhadap
kinerja account representative. Pelayanan yang baik tentunya akan memberikan hasil yang baik pula, dengan pelayanan yang baik wajib pajak
merasa puas dan dapat memberikan kepatuhan terhadap kewajiban pajaknya. Kualitas pelayanan memiliki hubungan yang erat dengan
kepatuhan wajib pajak, kualitas memberikan suatu dorongan kepada wajib pajak untuk menjalin suatu hubungan yang dinamis dengan Kantor
Pelayanan Pajak KPP.