33
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
4.7 Pengujian Aktivitas Antimikroba dengan Metode Difusi Cakram
Penentuan aktivitas antimikroba ekstrak etanol 96 dan ekstrak air rimpang pacing dilakukan dengan menggunakan metode difusi cakram yaitu penentuan
sensitivitas bakteri dengan suatu zat tertentu yang kemungkinan memiliki aktivitas antibakteri dengan menggunakan kertas cakram Das dkk., 2010.
Pengujian antimikroba diawali dengan melakukan pengujian menggunakan seri konsentrasi 1 mgmL, 2 mgmL, 4 mgmL dan 8 mgmL ekstrak etanol 96
dan air. Proses pembuatan ekstrak untuk pengujian dilakukan dengan melarutkan ekstrak etanol 96 dengan menggunakan metanol, sedangkan untuk ekstrak air
dilarutkan dengan menggunakan aquades steril hangat. Penggunaan metanol untuk melarutkan ekstrak etanol 96 rimpang pacing dilakukan karena ekstrak
sukar untuk dilarutkan dengan menggunakan pelarut etanol 96. Hal ini mungkin disebabkan komponen senyawa yang larut dalam proses ekstraksi dengan
menggunakan etanol 96 lebih bersifat polar. Metanol merupakan pelarut polar yang dapat melarutkan beberapa kelompok senyawa yang juga larut dalam
petroleum eter, heksana, kloroform, etil asetat, etanol dan air dalam jumlah dan proporsi yang berbeda Perhusip, 2004.
Kontrol positif yang digunakan pada pengujian antibakteri adalah cakram antibiotik kloramfenikol. Kloramfenikol merupakan antibiotik berspektrum luas
yang dapat melawan pertumbuhan bakteri Gram positif dan Gram negatif, selain itu kloramfenikol dilaporkan dapat menghambat pertumbuhan Escherichia coli,
Bacillus subtilis dan Staphylococcus aureus. Laporan penggunan klinis menunjukkan bahwa penggunaan kloramfenikol tidak efektif untuk Salmonella
thypimurium dan Shigella dysenteriae namun pada pengujian aktivitas antibakteri cakram antibiotik masih dapat memberikan zona hambat terhadap bakteri yang
diujikan. Kontrol negatif yang digunakan adalah pelarut dari masing-masing ekstrak yaitu metanol dan aquades steril. Pengujian aktivitas antimikroba dengan
menggunakan konsentrasi 1 mgmL, 2 mgmL, 4 mgmL dan 8 mgmL didapatkan hasil sebagai berikut:
34
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Tabel 4.3. Rata-rata diameter zona hambat ekstrak etanol 96 konsentrasi
1 mgmL, 2 mgmL,4 mgmL dan 8 mgmL
Mikroba Uji Rata-rata Diameter Zona Hambat mm
Kontrol Konsentrasi Uji
+ -
1 mgmL
2 mgmL
4 mgmL
8 mgmL
Escherichia coli 10.9 ± 1.2
- -
- -
- Shigella
dysenteriae 23.8 ± 0.72
- -
- -
- Salmonella
typhimurium 21 ± 0
- -
- -
- Bacillus subtilis
18.65 ± 0.07 -
- -
- -
Staphylococcus aureus
33.15 ± 0.2 -
- -
- -
Candida albicans 34 ± 0
- -
- -
-
Tabel 4.4. Rata-rata diameter zona hambat ekstrak air konsentrasi 1 mgml,
2 mgml,4 mgml dan 8 mgml
Mikroba Uji Rata-rata Diameter Zona Hambat mm
Kontrol Konsentrasi Uji
+ -
1 mgmL
2 mgmL
4 mgmL
8 mgMl
Escherichia coli 9.4 ± 0.2
- -
- -
- Shigella
dysenteriae 23.6 ± 0
- -
- -
- Salmonella
typhimurium 21 ± 1.41
- -
- -
- Bacillus subtilis
15.3 ± 1.00 -
- -
- -
Staphylococcus aureus
15.95 ± 1.06 -
- -
- -
Candida albicans 34 ± 0
- -
- -
-
35
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Berdasarkan pengujian aktivitas antimikroba dengan menggunakan seri konsentrasi 1 mgmL, 2 mgmL, 4 mgmL dan 8 mgmL ekstrak etanol 96 dan