Penetapan Kadar Air Ekstrak Rimpang Pacing Skrining Fitokimia Ekstrak Rimpang Pacing Identifikasi Mikroba uji

28 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta diperoleh dilakukan proses freeze dry dan didapatkan hasil ekstrak akhir sebanyak 12,23 g dengan rendemen yaitu 12,23.

4.3 Penetapan Kadar Air Ekstrak Rimpang Pacing

Penetapan kadar air terhadap ekstrak rimpang pacing didapatkah hasil kadar air untuk ekstrak etanol 96 setelah dilakukan freeze dry adalah 10,45 sedangkan untuk ekstrak air setelah dilakukan proses freeze dry didapatkan hasil 23,74. Kadar air ditetapkan untuk menjaga kualitas dari ekstrak, kadar air dapat mempengaruhi sifat-sifat fisik kekerasan dan kekeringan dan sifat fisiko-kimia, perubahan-perubahan kimia pencoklatan enzimatis, kerusakan mikrobiologis, dan perubahan enzimatisYulianti dkk., 2014

4.4 Skrining Fitokimia Ekstrak Rimpang Pacing

Skrining fitokimia dilakukan untuk mengetahui kandungan senyawa metabolit sekunder yang terdapat dalam ekstrak etanol 96 dan air rimpang pacing Costus spiralis. Hasil skrining fitokimia dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4.1 . Skrining fitokimia ekstrak etanol 96 dan ekstrak air Senyawa Hasil Ekstrak etanol 96 Ekstrak air Alkaloid + - Saponin + + Tanin + + Triterpenoid steroid - - Flavonoid + + Fenolik + + Keterangan: Tanda - : hasil negatif senyawa Tanda +: hasil positif senyawa

4.5 Identifikasi Mikroba uji

Bakteri merupakan mikroorganisme yang hanya dapat diamati dengan menggunakan mikroskop. Mikroskop memungkinkan suatu objek kecil dapat 29 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta terlihat melalui peningkatan resolusi daya pisah dan kontras. Proses identifikasi yang dilakukan untuk mengidentifikasi kemurnian dari bakteri uji adalah dengan melakukan proses pewarnaan, pewarnaan organisme adalah prosedur mewarnai mikroorganisme dengan menggunakan zat warna yang dapat menonjolkan struktur bakteri yang diamati Pratiwi, 2008, dengan dilakukan pewarnaan maka dapat diketahui bakteri uji yang akan digunakan tidak terkontaminasi oleh bakteri lain. Salah satu pewarnaan yang digunakan untuk identifikasi bakteri adalah dengan menggunakan pewarnan Gram. Pewarnaan Gram dapat membedakan bakteri menjadi dua kelompok besar, yaitu bakteri Gram positif dan Gram negatif melalui perbedaan warna yang dihasilkan. Warna merah menunjukkan bakteri Gram negatif dan warna biru menunjukkan bakteri Gram positif. Hasil pewarnaan ditunjukkan pada gambar 4.1. a Escherichia coli b Shigella dysenteriae c Salmonella typhimurium d Bacillus subtilis 30 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Gambar 4.1. Hasil identifikasi mikroba uji, perbesaran 100 × 15 Gambar 4.1 menunjukkan hasil pewarnaan untuk biakan mikroba uji a bakteri Escherichia coli yang merupakan bakteri Gram negatif berbentuk basil, b bakteri Shigella dysenteriae yang merupakan bakteri Gram negatif berbentuk kokobasil, c bakteri Salmonella typhimurium merupakan bakteri Gram negatif berbentuk basil,d bakteri Bacillus subtilis merupakan bakteri Gram positif berbentuk basil, e bakteri Staphylococcus aureus merupakan bakteri Gram positif berbentuk bulat bersusun seperti anggur dan f merupakan fungi Candida albicans dengan bentuk oval. Perbedaan warna yang dihasilkan setelah proses pewarnaan Gram disebabkan oleh perbedaan struktur dinding sel bakteri. Dinding sel bakteri Gram positif banyak mengandung peptidoglikan sedangkan bakteri Gram negatif dinding selnya banyak mengandung lipopolisakarida. Pewarna kristal violet yang masuk ke dalam sel bakteri Gram positif pada poses pewarnaan awal tidak dapat tercuci dengan alkohol sehingga menyebabkan warna ungu pada pengamatan dengan mikroskop sedangkan lapisan lipopolisakarida yang terdapat pada dinding sel bakteri Gram negatif dapat dirusak dengan penambahan alkohol sehingga ketika ditambahkan pewarna tandingan safranin bakteri akan berwarna merah.

4.6 Kurva Pertumbuhan Bakteri

Dokumen yang terkait

Pemeriksaan Cemaran Bakteri Escherichia coli Dan Staphylococcus aureus Pada Jamu Gendong Dari Beberapa Penjual Jamu Gendong

4 120 85

Uji Aktivitas Antibakteri Air Rebusan Dan Ekstrak Etanol Cacing Tanah (Megascolex sp.)Terhadap Bakteri Salmonella typhosa, Escherichia coli, Shigella dysenteriae

15 101 75

Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Daun Ceplukan (Physalis minima L.) Terhadap Bakteri Shigella dysenteriae, Escherichia coli Dan Salmonella typhimurium

21 148 72

Karakterisasi Simplisia Dan Uji Aktivitas Antibakteri Dari Ekstrak Kulit Buah Tanaman Jengkol (Pithecellobium lobatum Benth) Terhadap Bakteri Escherichia coli, Shigella dysenteriae dan Salmonella typhimurium

9 55 82

Isolasi, seleksi dan uji aktivitas antibakteri mikroba endofit dari daun tanaman garcinia benthami pierre terhadap staphylococcus aureus, bacillus subtilis, escherichia coli, shigella dysenteriae, dan salmonella typhimurium

1 55 0

Isolasi, Seleksi dan Uji Aktivitas Antibakteri Mikroba Endofit dari Daun Tanaman Garcinia benthami Pierre terhadap Staphylococcus aureus, Bacillus subtilis, Escherichia coli, Shigella dysenteriae, dan Salmonella typhimurium

0 9 116

UJI AKTIVITAS ANTIMIKROBA EKSTRAK ETANOL RIMPANG LEMPUYANG PAHIT (Zingiber littorale Val) UJI AKTIVITAS ANTIMIKROBA EKSTRAK ETANOL RIMPANG LEMPUYANG PAHIT (Zingiber littorale Val) TERHADAP Staphylococcus aureus, Escherichia coli, DAN Candida albicans.

0 1 16

PENDAHULUAN UJI AKTIVITAS ANTIMIKROBA EKSTRAK ETANOL RIMPANG LEMPUYANG PAHIT (Zingiber littorale Val) TERHADAP Staphylococcus aureus, Escherichia coli, DAN Candida albicans.

1 10 15

DAFTAR PUSTAKA UJI AKTIVITAS ANTIMIKROBA EKSTRAK ETANOL RIMPANG LEMPUYANG PAHIT (Zingiber littorale Val) TERHADAP Staphylococcus aureus, Escherichia coli, DAN Candida albicans.

0 3 5

PENDAHULUAN UJI AKTIVITAS ANTIMIKROBA EKSTRAK ETANOL HERBA INGGU (Ruta angustifolia L.) TERHADAP Staphylococcus aureus, Escherichia coli DAN Candida albicans.

1 4 13