11
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
pertumbuhannya sedangkan mikroorganisme anaerob tidak memerlukan oksigen untuk pertumbuhannya.
2.4.2 Kurva Pertumbuhan Bakteri Pratiwi, 2008; Jawetz dkk., 1996
Pertumbuhan bakteri melewati empat fase yang akan membentuk kurva pertumbuhan. Fase tersebut adalah sebagai beikut:
1. Fase adaptasi fase Lag Fase adaptasi yaitu fase penyesuaian mikroorganisme pada suatu
lingkungan baru. Ciri-ciri pada fase ini adalah tidak adanya peningkatan ukuran sel atau jumlah selnya.
2. Fase Eksponensial Fase Log Fase ini sel-sel mulai mengadakan perubahan bentuk dan meningkat
jumlahnya sehingga kurva meningkat dengan tajam. Kegiatan metabolismenya tinggi dan lebih peka terhadap antibiotik. Fase ini dipengaruhi beberapa faktor
yaitu bentuk dan sifat mikroba terhadap lingkungannya, kandungan nutrien dalam medium, tempratur, kadar oksigen, cahaya dan lain-lain.
3. Fase Stasioner Fase ini bakteri akan berkurang zat-zat makanan dalam pembenihan atau
penumpukan hasil metabolisme baracun menyebabkan pertumbuhan terhenti, sehingga gambaran grafik mendatar.
4. Fase Kematian Fase kematian merupakan akhir dari suatu kurva, dimana jumlah individu
secara tajam menurun. Matinya sel-sel mikroba ini disebabkan habisnya zat makanan dan menumpuknya zat beracun.
2.4.3 Mikroorganisme Uji
1. Escherichia coli
Ordo : Eubacteriales
Famili : Enterobacteriaceae
Genus : Escherichia
Spesies : Escherichia coli
12
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Bakteri Escherichia coli merupakan bakteri Gram negatif, berbentuk batang dengan ukuran 1.1-1.5 × 2-6 µm, motil dan tidak mempunyai kapsul. Escherichia
coli tumbuh optimal pada suhu 22
°
C dan 37
°
C dan membentuk koloni yang sirkular, konveks dan halus dengan tepi yang tegas.
Escherichia coli pada umumnya nonpatogen dan merupakan flora normal pada usus. Escherichia coli patogen dapat menyebabkan penyakit gastroenteritis,
tifus, diare, septimia, peritonitis, meningitis dan penyakit infeksi lainnya Jawetz dkk., 2004.
2. Shigella dysenteriae
Ordo : Enterobacteriales
Famili : Enterobacteriaceae
Genus : Shigella
Spesies : Shigella dysenteriae
Shigella dysenteriae merupakan bakteri Gram negatif, bentuk kokobasil dan ditemukan pada biakan muda Dewi dkk., 2013. Shigella dysenteriae bersifat
fakultatif anaerob tetapi paling baik tumbuh secara aerobik. Koloninya konveks, bulat, transparan, dengan pinggir-pinggir utuh, mencapai diameter kira-kira 2 mm
dalam 24 jam Zelina, 2011. Infeksi yang disebabkan oleh Shigella dysenteriae hampir selalu terbatas
pada saluran pencernaan, bakteri ini memproduksi eksotoksin tidak tahan panas yang dapat mempengaruhi saluran pencernaan dan susunan saraf pusat. Setelah
masa inkubasi yang pendek 1-2 hari, akan menimbulkan nyeri perut, demam, dan tinja encer Jawetz dkk., 1996.
3. Salmonella typhimurium
Ordo : Enterobacteriales
Famili : Enterobacteriaceae
Genus : Salmonella
Spesies : Salmonella typhimurium
13
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Salmonella typhimurium berbentuk batang, tidak berspora, biasanya bergerak dengan flagel peritrik, merupakan bakteri Gram negatif, fakultatif aerob Holt dkk
1994 dalam Zelina 2011. Salmonella typhimurium merupakan bakteri patogen penyebab demam tifoid
dan infeksi saluran cerna. Organisme ini hampir selalu masuk melalui saluran oral, biasanya bersama makanan dan minuman yang terkontaminasi. Salmonella
typhimurium yang tertelan mencapai usus halus, masuk ke dalam aliran limfatik dan kemudian masuk ke aliran darah. Mikroorganisme ini dibawa oleh darah ke
berbagai organ, termasuk usus Jawetz dkk., 2004.
4. Bacillus subtilis