15
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
daripada diluar sel maka kerusakan dinding sel kuman akan menyebabkan terjadinya lisis, yang merupakan dasar efek bakterisidal pada kuman yang
peka. c. Antimikroba yang mengganggu keutuhan membran sel mikroba
Obat antimikroba yang termasuk dalam kelompok ini adalah polimiksin serta golongan polien. Polimiksin dapat merusak membran sel setelah bereaksi
dengan fosfat pada fosfolipid membran sel mikroba. Antibiotik polien bereaksi dengan struktur sterol yang terdapat pada membran sel fungi sehingga
mempengaruhi permeabilitas selektif membran. Bakteri tidak sensitif dengan antibiotik polien, karena tidak memiliki struktur sterol pada membran selnya.
Kerusakan membran sel dapat menyebabkan keluarnya berbagai komponen penting dari dalam sel mikroba yaitu protein, asam nukleat, nukleotida dan
lain-lain. d. Antimikroba yang menghambat sintesis protein sel mikroba
Obat yang termasuk kelompok ini adalah golongan aminoglikosida, makrolida, linkomisin, tetrasiklin dan kloramfenikol. Sel mikroba dalam
kehidupannya perlu mensintesis berbagai protein. Sintesis protein berlangsung di ribosom. Ribosom sel bakteri mengandung dua sub unit yaitu ribosom 30S
dan 50S, pada sintesis protein komponen ini akan bersatu menjadi ribosom 70S. Penghambatan sintesis protein dapat terjadi dengan berbagai cara.
Streptomisin berikatan dengan komponen ribosom 30S dan menyebabkan kode pada mRNA salah dibaca oleh tRNA pada saat sintesis protein.
2.5.1 Antibakteri yang Digunakan Sebagai Kontrol Positif
Kloramfenikol digunakan sebagai kontrol positif pada pengujian antibakteri. Kloramfenikol merupakan antibakteri yang bersifat bakteriostatik dan
berspektrum luas. memiliki karakteristik sebagai berikut Depkes RI, 1995:
16
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Rumus bangun :
Gambar 2.2.
Struktur Kloramfenikol
Sumber: British Pharmacopoeia, 2009
Rumus molekul : C
11
H
12
Cl
2
N
2
O
5
Bobot molekul : 323,13
Pemerian : Hablur halus berbentuk jarum atau lempeng memanjang,
putih hingga putih kelabu atau putih kekuningan, larutan praktis netral terhadap lakmus P, stabil dalam larutan netral atau larutan agak asam.
Kelarutan : sukar larut dalam air, mudah larut dalam etanol, dalam
propilen glikol, dalam aseton dan dalam etil asetat. Penyimpanan
: dalam wadah tertutup rapat. Kloramfenikol bekerja dengan menghambat sintesis protein bakteri. Obat ini
terikat pada ribosom subunit 50S dan menghambat enzim peptidil transferase sehingga ikatan peptida tidak terbentuk pada proses sintesis protein bakteri.
Kloramfenikol umumnya bersifat bakteriosatik, pada konsentrasi tinggi kloramfenikol bersifat bakterisid untuk bakteri-bakteri tertentu.
2.5.2 Antifungi yang Digunakan Sebagai Kontrol positif
Pengujian aktivitas antifungi menggunakan nistatin sebagai kontrol positif. Karakteristik nistatin adalah sebagai berikut:
17
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Rumus bangun :
Gambar 2.3. Struktur Nistatin
Sumber: http:www.chemicalbook.comCAS5CGIF5C1400-61-9.gif diakses 4 juni 2015
Pemerian : nistatin berbentuk serbuk, kuning sampai coklat muda dan
berbau khas. Kelarutan
: sukar larut dalam air, agak sukar larut dalam etanol 96 dan dalam metanol, praktis tidak larut dalam kloroform dan dalam eter.
Penyimpanan : dalam wadah tertutup baik, terlindung dari cahaya.
Nistatin memiliki aktivitas dalam menghambat pertumbuhan barbagai jamur dan ragi tapi tidak aktif terhadap bakteri, protozoa dan virus. Aktivitas antijamur
tergantung pada adanya ikatan dengan sterol pada membran sel jamur atau ragi. Akibat adanya ikatan antara sterol dan antibiotik ini akan terjadi perubahan
permeabilitas membran sel sehingga sel akan kehilangan berbagai molekul kecil FKUI, 2007.
2.6 Media Pertumbuhan Mikroorganisme Sutarma, 2002