17
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Rumus bangun :
Gambar 2.3. Struktur Nistatin
Sumber: http:www.chemicalbook.comCAS5CGIF5C1400-61-9.gif diakses 4 juni 2015
Pemerian : nistatin berbentuk serbuk, kuning sampai coklat muda dan
berbau khas. Kelarutan
: sukar larut dalam air, agak sukar larut dalam etanol 96 dan dalam metanol, praktis tidak larut dalam kloroform dan dalam eter.
Penyimpanan : dalam wadah tertutup baik, terlindung dari cahaya.
Nistatin memiliki aktivitas dalam menghambat pertumbuhan barbagai jamur dan ragi tapi tidak aktif terhadap bakteri, protozoa dan virus. Aktivitas antijamur
tergantung pada adanya ikatan dengan sterol pada membran sel jamur atau ragi. Akibat adanya ikatan antara sterol dan antibiotik ini akan terjadi perubahan
permeabilitas membran sel sehingga sel akan kehilangan berbagai molekul kecil FKUI, 2007.
2.6 Media Pertumbuhan Mikroorganisme Sutarma, 2002
Media adalah suatu subtansi yang komposisinya terdiri dari nutrisi tertentu yang diperlukan untuk menumbuhkan dan mempelajari sifat-sifat bakteri. Ditinjau
dari sudut keperluanpenggunaan dan sifat-sifatnya media dapat digolongkan menjadi enam klasifikasi berdasarkan nutrisinya, bentuk fisik, komposisi kimia,
perbedaan pertumbuhan bakterinya, dapat tidaknya menyeleksimenghambat bakteri yang tidak diinginkan serta dapat tidaknya menumbuhkan bakteri.
18
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Tabel 2.1. Klasifikasi media
Dasar klasifikasi
Sifat media Contoh media
Sumber nutrisi
- Alamiah
- Buatan
Susu, telur, kentang, nutrient Agar, Tryptone Soy Agar, Heart Infusion
Agar.
Bentuk fisik -
Cair -
Setengah padat -
Padat Nutrient broth, Triptosa broth,
Nutrien Agar, Triptosa Agar.
Komposisi kimia
- Kompleks
- Sintetik
Mueller Hinton Agar
Perbedaan pertumbuhan
- Membedakan
diferensial Eosin Methilene Blue Agar, Mac
Conkey Agar Seleksi
- Memilih
Brilliant Green Agar, Salmonella Shigella Agar, Bismuth Sulfite
Agar.
Rewel fastidious
- Diperkaya
Blood Agar, Serum Agar.
19
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada bulan Desember 2014 sampai dengan Mei 2015 di Laboratorium Farmakognosi dan Fitokimia, Laboratorium Kimia Obat,
dan Laboratorium Formulasi Sedian Steril Fakultas Kedokteran Dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3.2. Alat dan Bahan 3.2.1.
Alat
Alat yang digunakan dalam penelitian ini antara lain gelas ukur Iwaki, erlenmeyer Schott Duran, beaker glass Pyrex, labu ukur Pyrex, botol
maserasi, cawan penguap, kaca arloji, kaca objek, cawan petri Petriq, tabung reaksi Iwaki, rak tabung reaksi, corong, vakum rotary evaporator Eyela,
Spekrofotometer UV-VIS, shaker incubator, vortex, mikroskop digital Shimadzu, autoklaf digital, Laminar Air Flow LAF, oven, hot plate, timbangan
analitik, spatula, lampu spirtus, pinset, jarum ose, kapas, kasa, magnetic stirer, mikropipet dan tip, kertas saring Whatman no.1, dan jangka sorong.
3.2.2. Bahan
Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain simplisia kering rimpang pacing yang diperoleh dari Balai Penelitian Tanaman Rempah dan
Obat Balittro, antibiotik Kloramfenikol Oxoid, antifungi Nistatin, NaCl 0.9, media Nutrient Agar Merck, Mueller Hinton Agar Merck, Nutrient Broth
Merck dan Potato dextrose Agar Merck. Kultur bakteri Escherichia coli ATCC 35318 yang diperoleh dari PT. Dipa Puspa, kultur bakteri Shigella
dysenteriae ATCC 13313, Salmonella typhimurium ATCC 14028, Bacillus subtilis ATCC 6633, Staphylococcus aureus ATCC 6538 dan Candida albicans
ATCC 10231 yang diperoleh dari Laboratorium Mikrobiologi Universitas Indonesia, aquades, aquades steril, etanol 96, metanol, alkohol 70, pereaksi
Dragendorf, pereaksi Mayer, FeCl
3,
HCl 2 N, H
2
SO
4
P, asam asetat anhidrat,
19