Kata Kelas Kata Bahasa Jepang

- konfiks, yang diimbuhkan pada sebagian di sebelah kiri dan sebagian yang lain di sebelah kanan kata, misal perbedaan, persatuan, kecurian, kelihatan Di dalam bahasa Jepang pembagian pengimbuhan afiks ini juga telah di ungkapkan oleh Koizumi 1993 :95, yang mempunyai pengertian yang sama dengan teori di atas, dengan pembagian sebagai berikut : - awalan settouji adalah imbuhan yang diletakkan sebelum dari gokan, misalnya bemberian morfem {fu--} pada kata fushinsetsuna, fugokaku dan sebagainya. - akhiran setsubiji adalah imbuhan yang diletakkan sesudah gokan, misal akai, kaita,. - sisipan setsuchuji adalah imbuhan yang disisipkan ditengah gokan, misal kaiteiru dan sebagainya.

2.2.3. Kata dan Kelas Kata Bahasa Jepang

2.2.3.1. Kata

Dalam berbagai penelitian yang berhubungan dengan kebahasaan, pembicaraan mengenai kata akan selalu disentuh oleh para ahli maupun para peneliti kebahasaan. Untuk mengenal sedikit mengenai apa itu kata dan bagaimana identitas kata, yang juga digunakan sebagai bahan untuk menelaah objek penelitian dalam skripsi ini, maka penulis akan mengemukakan pendapat dari ahli bahasa mengenai kata. Verhaar 2001:97 mengatakan bahwa kata adalah satuan atau bentuk bebas dalam tuturan yang dapat berdiri sendiri, artinya tidak membutuhkan bentuk lain yang digabungkan dengannya, dan dapat dipisahkan dari bentuk - bentuk bebas Universitas Sumatera Utara lainnya di depannya dan di belakangnya dalam tuturan. Keraf 1984:53 menyatakan adanya perubahan pemakaian kata makna untuk pengertian dari kata dan menggantinya dengan ide. Dia mengatakan bahwa kesatuan- kesatuan yang terkecil yang diperoleh sesudah sebuah kalimat dibagi atas bagian- bagaiannya, dan yang mengadung suatu ide disebut kata. Ramlan 1987: 33 memberi definisi kata merupakan dua macam satuan, yaitu satuan fonologik dan satuan gramatik. Sebagai satuan fonologik, kata terdiri dari satu atau beberapa suku, dan suku itu terdiri dari satu atau beberapa fonem. Misalnya kata belajar terdiri dari tiga suku yaitu be, la, dan jar. Suku be terdiri dan dua fonem, suku la terdiri dari dua fonem. Dan jar terdiri dari tiga fonem. Jadi kata helajar terdiri dari tujuh fonem yaitu b,e,l,a,j,a,r . Jadi yang dimaksud dengan kata adalah satuan bebas yang paling kecil atau dengan kata lain setiap satuan bebas merupakan kata.

2.2.3.2. Kelas Kata Bahasa Jepang

Pembagian kelas kata dalam bahasa Jepang disebut hinshi bunrui 品詞分類. Menurut Situmorang 2007:8 pembagian kelas kata bahasa Jepang adalah sebagai berikut: 1. Verba doushi 動詞 yaitu kata yang bermakna gerakan, dapat berdiri sendiri, mengalami perubahaan bentukberkonjugasi, dan dapat menjadi predikat dalam sebuah kalimat. 2. Adjektiva keiyoushi 形 容 詞 , yaitu kata yang menunjukkan sifat atau Universitas Sumatera Utara keadaan suatu benda, mengalami perubahan bentuk, dapat berdiri sendiri dan selalu berakhiran dengan huruf ~i dan dapat menjadi predikat. 3. Adjektiva keiyoudoushi 形容動詞 , yaitu kata yang menunjukkan sifat atau keadaan suatu benda, mengalami perubahan bentuk, dapat berdiri sendiri dan selalu berakhiran dengan akhiran -da 4. Nomina meishi 詞 , yaitu kata nama, tidak mengalami perubahan bentuk, dapat berdiri sendiri dan menjadi subjek atau objek dalam kalimat. 5. Adverbia filkushi 副詞, yaitu merupakan kata tambahan, tidak mengalami perubahan bentuk, dapat berdiri sendiri , tidak menjadi subjek, tidak menjadi predikat, dan tidak menjadi objek, dan menerangkan keiyoushi, dan menerangkan fukushi. 6. Prenomina rentaishi 連 体 詞 , yaitu kata yang mengikuti benda yang menerangkan benda, tidak mengalami perubahan bentuk, dapat berdiri sendiri, dan diikuti kata nama tanpa diantarai kata lain. 7. Konjungsi setsuzokushi 接 続 詞 , yaitu kata sambung, tidak mengalami perubahan bentuk, dapat berdiri sendiri, tidak menjadi subjek, objek, predikat dalam kalimat. Berfungsi menyanbung dua buah kata, karena untuk menyambung dua buah kata dalam bahasa Jepang dipergunakan setsuzokujoshi. 8. Interjeksi jodoushi 助 動 詞 , yaitu kata bantu sebagai verba, mengalami perubahan bentuk sama seperti doushi, tidak dapat berdiri sendiri, ada yang mempunyai arti sendiri dan ada yang menambah makna pada kata lain. Universitas Sumatera Utara 9. Partikel joshi 助詞, yaitu kata bantu, tidak mengalami perubahan bentuk, tidak dapat berdiri sendiri, tidak menjadi subjek, predikat, objek dan keterangan dalam kalimat, selalu mengikuti kata lain, dan ada yang mempunyai arti sendiri dan ada juga yang berfungsi memberikan arti pada kata lain. 10. Kandoushi 感動詞, yaitu kata gerakan perasaan, tidak mengalami perubahan bentuk, dan dapat berdiri sendiri sebagai kalimat, tidak menjadi keterangan, tidak menjadi subjek, predikat, dan tidak pula menjadi penyambung kata atau kalimat. Serta berfungsi untuk mengutarakan rasa terkejut, kaget, heran, marah, dan sebagai kata-kata salam. Sementara menurut Sutedi 2003:42 menyatakan bahwa secara garis besarnya, pembagian jenis kata hinshi bunrui dalam bahasa Jepang ada enam macam seperti berikut : 1. Nomina meishi, yaitu kata benda yang bisa berfungsi sebagai subjek atau objek dalam kalimat, bisa disertai dengan kata tunjuk [kono, sono, ano] dan bisa berdiri sendiri. 2. Verba doushi, yaitu kata kerja yang bisa berfungsi menjadi predikat dalam suatu kalimat, mengalami perubahan bentuk dan bisa berdiri sendiri. 3. Adjektiva keiyoushi, yaitu kata sifat, mengalami perubahan bentuk, dan bisa berdiri sendiri. 4. Adverbia fukushi, yaitu kata keterangan, tidak mengalami perubahan bentuk. 5. Kopula jodoushi, yaitu kata kerja bantu, mengalami perubahan bentuk, dan tidak bisa berdiri sendiri. 6. Partikel joshi, yaitu kata bantu, tidak bisa berdiri sendiri, dan tidak Universitas Sumatera Utara mengalami perubahan bentuk.

2.2.4. Defenisi Semantik