Pembagian morfem Proses Morfemis

ayah, membaca dan koran. Ketiga kata tersebut mempunyai arti tersendiri dan dapat berdiri sendiri. Kemudian kata membaca masih dapat diuraikan lagi menjadi me dan baca. Bentuk ayah, me + baca, dan koran adalah bentuk yang tidak mempunyai unsur yang kecil untuk dibagi lagi. Jadi kesatuan kata yang terkecil seperti : ayah, me + baca, dan koran inilah yang dinamakan morfem. Jadi dapat dikatakan bahwa setiap morfem merupakan bagian yang terkecil dari kata yang tidak bisa lagi diuraikan menjadi satuan yang lebih kecil lagi dan mempunyai makna.

2.2.1. Pembagian morfem

Koizumi dalam Situmorang 2007:11 membagi morfem sebagai berikut: 1. Morfem dasar 形態素 い い keitaiso 2. Morfem terikat 結語形態 い い ketsugokeitai 3. Morfem berubah 異形態 い い い ikeitai 4. Morfem bebas 自 形態 う い い jiyuukeitai Morfem dasar adalah bagian kata yang menjadi kata dasar dari perpaduan dua buah morfem atau lebih dalam proses morfologis. Morfem terikat adalah morfem yang ditambah untuk merubah arti atau makna kata dasar. Morfem ini tidak mempunyai arti apabila berdiri sendiri. Morfem berubah adalah morfem yang bunyinya berubah apabila digabungkan dengan morfem lain dalam pembentukan kata. Baik morfem dasar maupun morfem Universitas Sumatera Utara terikat berubah bunyinya apabila diikatkan satu sama lain. Morfem bebas adalah morfem yang tidak berubah bunyi walaupun ada proses morfologis. Verhaar 1993:53, membagi morfem menjadi dua jenis yaitu morfem bebas dan morfem terikat. Morfem bebas dapat berdiri sendiri, yaitu bisa terdapat sebagai suatu kata sedangkan morfem terikat tidak terdapat sebagai kata tetapi selalu dirangkaikan dengan satu atau lebih morfem lain menjadi satu kata.

2.2.2. Proses Morfemis

Proses morfemis adalah cara pembentukan kata-kata dengan menghubungkan morfem yang satu dengan morfem yang lain Samsuri, 1994: 190. Proses morfemis pada umumnya terbagi menjadi tiga bagian yaitu pembubuhan afiks afiksasi, proses pengulangan reduplikasi, dan proses pemajemukan komposisi. Untuk pengimbuhan afiks afiksasi Verhaar 2001:107, mengatakan bahwa di antara proses morfemis yang terpenting adalah afiksasi, yaitu pengimbuhan afiks yang terbagi atas : - prefiks, yang diimbuhkan di sebelah kiri kata dalam proses yang disebut dengan afiksasi, misalnya penginbuhan kata { men--} yang ada dalam kata : mendapat, mencuri, mencuci, mengubah dan sebagainya. Contoh lain adalah penginbuhan kata {ber--} pada kata : berjalan, bersepeda, bermain dan sebagainya. - sufiks, yang diimbuhkan di sebelah kanan kata dalam proses yang disebut dengan sufiksasi, misal pemberian kata {--an} pada kata : tuntutan, makanan, minuman dan sebaginya. - infiks, yang diimbuhkan dengan penyisipan didalam kata itu, misalnya patuk - pelatuk, tali- temali, gigi - gerigi. Universitas Sumatera Utara - konfiks, yang diimbuhkan pada sebagian di sebelah kiri dan sebagian yang lain di sebelah kanan kata, misal perbedaan, persatuan, kecurian, kelihatan Di dalam bahasa Jepang pembagian pengimbuhan afiks ini juga telah di ungkapkan oleh Koizumi 1993 :95, yang mempunyai pengertian yang sama dengan teori di atas, dengan pembagian sebagai berikut : - awalan settouji adalah imbuhan yang diletakkan sebelum dari gokan, misalnya bemberian morfem {fu--} pada kata fushinsetsuna, fugokaku dan sebagainya. - akhiran setsubiji adalah imbuhan yang diletakkan sesudah gokan, misal akai, kaita,. - sisipan setsuchuji adalah imbuhan yang disisipkan ditengah gokan, misal kaiteiru dan sebagainya.

2.2.3. Kata dan Kelas Kata Bahasa Jepang