yang berhubungan dengan benda-benda kongkrit seperti batu, hujan, rumah, dan sebagainya. Selain itu semantik juga membahas makna kata-kata dalam bahasa
Indonesia : dan, pada, ke dan dalam bahasa Inggris kata : to, at, of yang maknanya tidak jelas kalau tidak dirangkaikan dengan kata lain Lubis, 2002 :29
Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa semantik tidak hanya membahas kata-kata yang bermakna leksikal saja, tetapi juga membahas makna kata-kata yang
tidak bermakna bila tidak dirangkaikan dengan kata yang lain seperti kata youda, souda dan rashii yang akan penulis bahas dalam penelitian ini.
2.2.5. Jenis-jenis makna dalam Semantik
Menurut Chaer 1995:59 jenis atau tipe makna dapat dibedakan berdasarkan beberapa kriteria atau sudut pandang, yakni :
a. Berdasarkan jenis makna semantiknya, makna dapat dibedakan menjadi
makna leksikal dan makna gramatikal. Makna leksikal adalah makna yang sesuai dengan referennya, makna yang
sesuai dengan observasi alat indera, atau makna yang sungguh-sungguh nyata dalam kehidupan kita. Contohnya kata makan, makna leksikalnya adalah memasukkan
makanan kedalam mulut, mengunyah dan menelannya. Seperti contoh kalimat: mereka makan tiga kali sehari; mereka makan pisang.
Kata makan dalam kalimat ini sangat jelas bahwa makan bermakna memasukkan sesuatu kedalam mulut, mengunyah dan menelannya.
Sedangkan makna gramatikal adalah makna yang hadir sebagai akibat adanya proses gramatikal seperti proses afiksasi, proses reduplikasi, dan proses komposisi.
Contoh proses afiksasi awalan ter- pada kata bawa dalam kalimat terbawa juga oleh adik tas seberat itu, awalan ter- pada kata terbawa melahirkan makna dapat,
Universitas Sumatera Utara
dan dalam kalimat buku adik terbawa oleh saya, melahirkan makna gramatikal
tidak sengaja. Contoh reduplikasi dapat dilihat pada buku yang bermakna sebuah buku, menjadi buku-buku yang bermakna banyak buku. Sedangkan contoh
komposisi dapat dilihat dari kata sate ayam tidak sama dengan komposisi sate madura. Yang pertama menyatakan asal bahan, yang kedua menyatakan asal
tempat.
b. Berdasarkan ada tidaknya referen pada sebuah kata atau leksern, dapat
dibedakan menjadi makna refensial dan makna nonreferensial. Makna referensial adalah makna dari kata-kata yang mernpunyai referen, yaitu
sesuatu diluar bahasa yang diacu oleh kata itu. Contoh kata mangga dan apel, disebut
bermakna referensial karena kedua kata itu mempunyai referen yaitu sejenis buah- buahan.
Sedangkan kalau kata-kata itu memiliki referen, maka kata itu disebut kata bermakna nonreferensial. Contoh kata “karena” dan “tetapi” tidak mempunyai referen,
jadi kata tersebut bermakna nonreferensial. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kata- kata yang termasuk kata seperti mangga dan apel termasuk kata-kata bermakna
referensial, sedangkan yang termasuk kelas kata tugas seperti; preposisi, konjugasi, dan kata tugas lain adalah kata-kata yang bermakna nonreferensial.
c. Berdasarkan ada tidaknya nilai rasa pada sebuah kata atau leksem, dibedakan
menjadi makna denotatif makna konotatif Makna denotatif pada dasarnya sama dengan makna referensial, sebab makna
denotatif ini lazim diberi penjelasan sebagai makna yang sesuai dengan hasil observasi menurut penglihatan, penciuman, pendengaran, perasaan atau pengalaman
lainnya. Jadi makna denotatif ini menyangkut informasi-informasi faktual objektif
karena itu sering disebut sebagai makna sebenamya. Contoh kata wanita dan
Universitas Sumatera Utara
perempuan. Karena kata-kata ini mempunyai denotasi yang sama, yaitu manusia dewasa bukan laki-Iaki. Walaupun kata perempuan dan wanita mempunyai makna
denotasi yang sama, tetapi dewasa ini kedua kata tersebut mempunyai nilai rasa yang
berbeda, yakni kata perempuan mempunyai nilai rasa yang rendah, sedangkan kata wanita mempunyai nilai rasa yang tinggi. Makna tambahan pada suatu kata yang
sifatnya memberi nilai rasa baik positif maupun negatif disebut makna konotasi. d. Berdasarkan ketepatan maknanya, makna dapat dibedakan menjadi makna kata
dan makna istilah. Makna kata sering disebut sebagai makna bersifat umum, sedangkan makna
istilah memiliki makna yang tetap dan pasti. Hal ini dapat dilihat dari contoh dalam
bidang kedokteran kata tangan dan lengan, digunakan sebagai istilah untuk pengertian yang berbeda. Makna tangan adalah pergelangan sampai ke jari-jari,
sedangkan makna lengan adalah pergelangan sampai ke pangkal bahu. Sebaliknya
dalam bahasa umum tangan dan lengan dianggap bersinonim sama maknanya. e. Berdasarkan kriteria atau sudut pandang lain, dibedakan menjadi makna asosiatif,
idiomatik, kolokatif, dan sebagainya. Makna asosiatif sesungguhnya sama dengan perlambang-perlambang yang
digunakan oleh suatu masyarakat bahasa untuk menyatakan suatu konsep lain.
Contohnya kata melati digunakan sebagai perlambang kesucian, kata merah digunakan sebagai perlambang keberanian, dan srikandi digunakan sebagai
perlambang kepahlawanan wanita.
Berbeda dengan makna idiomatik, kata idiom berarti satuan-satuan bahasa bisa berupa kata, frase, maupun kalimat yang maknanya tidak dapat diramalkan dari
makna leksikal unsur-unsurnya maupun makna grarnatikal satuan -satuan tersebut.
Contohnya frase menjual rumah bermakna si pembeli menerima rumah dan si
Universitas Sumatera Utara
penjual menerima uang, tetapi frase menjual gigi bukan bermakna si pembeli
menerima gigi dan si penjual menerima uang, melainkan bermakna tertawa keras- keras. Sehingga dapat disimpulkan bahwa makna idiomatik adalah makna sebuah
satuan bahasa kata, frase, atau kalimat yang menyimpang dari makna leksikal atau makna gramatikal unsur-unsur pembentuknya.
Sedangkan makna kolokatif berkenaan dengan makna kata dalam kaitannya dengan makna kata lain yang mempunyai tempat yang sama dalam sebuah frase.
Contoh frase gadis itu cantik dan pemuda itu tampan. Kita tidak dapat menyatakan
gadis itu tampan atau pemuda itu cantik, karena pada kedua kalimat itu maknanya tidak sama walaupun informasinya sama.
Universitas Sumatera Utara
BAB III
ANALISIS KATA YOUDA, SOUDA DAN RASHII DARI SEGI MORFOLOGI DAN SEMANTIK
Seperti yang telah penulis sampaikan dalam bab sebelumnya bahwa untuk menganalisis kata youda, souda, dan rashii penulis menganalisanya berdasarkan
contoh kalimat.
4.1. Analisis Penggunaan Kata Youda 4.1.1. Secara Morfologi
Contoh 1
子供 数 年々減 い
王様 う 子供 増え い
う
Kodomo no su ga nennen hetteite, osama no youna kodomo ga fueteiruyoudesu.
Jumlah anak-anak dari tahun ketahun menurun, anak-anak yang seperti raja kelihatannya bertambah.
中級 行 う
, 2004: 26
Analisis :
Universitas Sumatera Utara