13 BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Waktu dan Tempat
Penelitian dilakukan dari September 2009 sampai dengan Mei 2010. Isolasi sampel tanah dilaksanakan di wilayah persawahan Kampung Sampora, Cibinong,
Bogor mulai pukul 08.30-17.00 WIB sedangkan identifikasi sampel dilakukan di laboratorium Fisiologi Pusat Laboratorium Terpadu UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
3.2 Bahan dan Alat
Bahan yang digunakan adalah sampel mikroalga yang diambil dari tanah sawah, Basal Bold Medium BBM, Blue Green Medium BG-11 dan A5
Solution Lampiran 2.
Peralatan yang digunakan adalah kape, tabung plastikkantong plastik berkancing sealed plastic-bag, kotak sampel, cawan petri Normax, pipet
Pasteur Iwaki, pipet ukur Iwaki, mikroskop cahaya Olympus C011, pinset, bunsenpembakar spiritus, lampu TL 36 W Philips, thermometer Boeco, pH
indikator Merck, labu Erlenmeyer Schott Duran, vortex Termolyne-Maxi Mix, timbangan analitik Ohaus-Explorer Pro, LAFC, labu ukur Iwaki, stirer
Mettler Toledo, Autoklaf Omron ALP, Objeck Glass Menzel-Glaser, Cover Glass
Menzel-Glaser, botol vial, aluminium foil, guntingcutter, kapas, botol semprot, nampan, lemari pendingin, tisu, korek api, kertas label, dan alat tulis.
3.3 Cara Kerja
Rangkaian kerja pada penelitian ini terangkum dalam bagan alir di lampiran 1. Tahapan-tahapan kerja penelitian adalah sebagai berikut:
3.3.1 Penentuan Titik Sampling
Sampling tanah dilakukan dengan metode purposive sampling, yaitu penentuan titik sampling dilakukan atas dasar kriteria yang telah ditentukan oleh
peneliti dan dianggap bahwa unsur-unsur yang dikehendaki telah ada dalam anggota sampel yang akan diambil sehingga memungkinkan peneliti menentukan
titik-titik pengambilan tanah sesuai dengan kondisimedan yang ada pada saat itu Nasution, 2003. Penentuan titik-titik sampling didasarkan pada umur penanaman
padi. Jumlah petak sawah yang digunakan sebagai tempat pengambilan sampel adalah 6 petak. Masing-masing petak diambil 4 titik sampling dengan pembagian
2 petak ditanami padi umur 1 bulan, 2 petak ditanami padi umur 2 bulan dan 2 petak ditanami padi umur 3 bulan Lampiran 6 dan 7.
3.3.2 Isolasi Sampel Tanah
Sampel tanah diambil pada bagian permukaan tanah dengan ketebalan 0-2 cm dan bagian dalam tanah dengan ketebalan 5-10 cm. Pengambilan tanah
dilakukan dengan menggunakan kape. Jumlah sampel tanah yang diambil adalah sebanyak 144 sampel. Sampel tanah kemudian dimasukkan ke dalam tabung
plastik atau kantung plastik berkancing sealed plastic-bag. Masing-masing kantung plastik berisi sampel tanah kemudian diberi label
yang berisi informasi tentang tempat dan tanggal pengambilan sampel serta diberi kode titik sampling. Data lingkungan berupa pH tanah dan suhu juga dicatat.
Seluruh sampel tanah yang telah ditempatkan di plastik berkancing kemudian disimpan di dalam kotak sampel yang tertutup rapat sehingga aman dibawa ke
laboratorium.
3.3.3 Pengayaan Mikroalga Tanah di Laboratorium
Cawan petri, pipet Pateur, pipet ukur, Erlenmeyer, tabung ukur, dan tabung reaksi yang akan digunakan dicuci, dikeringkan, dan dibungkus dengan kertas
kemudian disterilisasi menggunakan autoclave dengan suhu 121°C selama 15 menit dengan tekanan 2 atm. Pada suhu dan tekanan yang sama, botol vial ukuran
500 ml yang berisi akuades ditutup dengan aluminium foil serta plastik tahan panas, diikat dengan karet kemudian disterilisasi menggunakan autoclave.
Sebelum melakukan pengayaan sampel tanah, pertama-tama dibuat medium pertumbuhan yaitu BBM dan BG-11. Masing-masing medium terlebih dahulu
dibuat larutan stok. Larutan stok medium pertumbuhan dibuat dengan cara melarutkan bahan kimia sesuai dengan komposisi medium yang ditetapkan
Lampiran 2. Pembuatan medium pertumbuhan dilakukan dengan cara menambahkan 10 ml dari setiap larutan stok ke dalam Erlenmeyer 1 liter
kemudian ditambahkan akuades steril. Larutan yang telah dihomogenkan tersebut selanjutnya disterilisasi menggunakan autoclave pada suhu 121°C selama 15
menit dengan tekanan 2 atm. Pengayaan sampel tanah dilakukan dengan dua tahap menggunakan dua
medium pertumbuhan, yaitu BBM dan BG-11. Tahap pertama pengayaan sampel dilakukan dari Oktober 2009 sampai Desember 2009. Tahap kedua pengayaan
sampel tanah dilakukan dari Januari 2010 sampai Maret 2010.
Sampel tanah ditimbang sebanyak 5 g kemudian diletakkan di cawan petri sterilized-plate dan dibiarkan mengering selama 3-7 hari Lampiran 8. Setelah
kering, sampel tanah ditambahkan akuades steril atau medium inorganik secukupnya tidak sampai membanjiri sampel Lampiran 9.
Mikroalga baru tumbuh kurang lebih 2 atau 3 minggu setelah pemberian medium namun masih berupa spora mikroalga. Pengamatan sampel mikroalga
yang telah tumbuh tersebut dilakukan setiap hari. Setelah kurang lebih 3 bulan sampel mikroalga baru dapat diidentifikasi karena pada tahap ini sel vegetatif
masing-masing mikroalga sudah benar-benar terbentuk sehingga sudah dapat dibedakan satu sama lain dan memudahkan identifikasi.
3.3.4 Identifikasi Cyanophyta
Identifikasi dilakukan dengan mengamati sampel alga yang telah tumbuh setiap hari. Sel mikroalga memiliki karakteristik khas yang digunakan sebagai
pengenalan atau identifikasi jenis, yaitu meliputi bentuk talus uniseluler, koloni, filamen, susunan sel dalam koloni, selubung gelatin dalam filamen, percabangan
filamen, dan keberadaan akinet. Pada beberapa genus, pengukuran morfometri panjang dan lebar sel atau suatu ornamen harus dilakukan Whitton dkk, 2002.
Pada penelitian ini, identifikasi Cyanophyta dilakukan hingga tingkat genus karena perbesaran mikroskop yang digunakan terbatas yaitu 10 x 40 dan 10 x 100
sehingga identifikasi Cyanophyta berdasarkan pada morfologi. Buku identifikasi yang dijadikan acuan adalah Whitton dkk., 2002 dan Graham Wilcox 2000.
3.4 Analisis Data