Aphanocapsa Apanothece Gloeocapsa Deskripsi Genus Cyanophyta

Penelitian lain menyebutkan bahwa pertumbuhan mikroalga dan kebutuhannya terhadap cahaya memang dipengaruhi oleh adanya kanopi tanaman dalam hal ini tanaman padi. Hal tersebut dikarenakan semakin rapatnya jarak pertumbuhan tanaman padi serta kanopi tanaman yang semakin menutupi tanah sehingga jumlah mikroalga di dalam tanah semakin menurun Roger dkk., 1985. Dengan demikian pada bulan pertama masa tanam padi Cyanophyta cenderung berada di permukaan tanah di pagi hari dan berada di dalam tanah pada siang dan sore hari. Pada bulan kedua dan ketiga masa tanam padi, Cyanophyta cenderung berada di permukaan tanah. Hal tersebut dikarenakan kebutuhan Cyanophyta terhadap cahaya untuk berfotosintesis dan adanya kanopi tanaman yang semakin rapat.

4.2 Deskripsi Genus Cyanophyta

Berikut deskripsi morfologi dari 14 genus Cyanophyta tersebut :

1. Aphanocapsa

Aphanocapsa diklasifikasikan ke dalam divisi Cyanophyta, kelas Cyanophyceae , ordo Chroococcales, famili Merismopediaceae, dan genus Aphanocapsa . Warna koloni biru kehijauan, merupakan koloni non-filamen, bentuk koloni agak bulat dengan diameter koloni 20 µm Selubung gelatin mucilago tidak berwarnatidak jelas, koloni terdiri dari beberapa sel kecil berbentuk bulat. Letak sel tidak beraturan, padat, tidak memiliki sel heterokis. Sel individu sangat kecil dengan diameter antara 1,5 – 3 µm. Ga S

2. Apanothece

Aphanothece di Cyanophyceae , ordo C Aphanothece . Warna ko sel tunggal, merupaka dengan diameter koloni koloni terdiri dari beber lurus atau sedikit mel pembelahan sel. Dari beberapa Cyanophyta lain Gamb beraturan bersama Oscil penelitian dan identifikas A N Gambar 4. Aphanocapsa A dan Navicula N. Sumber foto: Wulan, 2009 diklasifikasikan ke dalam divisi Cyanophy Chroococcales , famili Synechococcaceae, d koloni biru kehijauan atau biru pucat, dapat pula kan koloni non-filamen, bentuk koloni bulat ata ni lebih dari 100 µm. Musilago tidak berwarnat berapa sel kecil berbentuk oval, elips atau sepe melengkung dengan ujung bulat, kadang tamp a pengamatan jenis ini hidup menempel pad ambar 5. Aphanothece yang ditemukan tum scillatoria dan ciri-ciri pertumbuhan ini sama de kasi yang dilakukan oleh Graham dan Wilcox 200 phyta , kelas dan genus la uniseluler atau lonjong, atidak jelas, perti batang, mpak terjadi pada spesies mbuh tidak dengan hasil 2000. Gambar 5. Aphanothece pembelahan sel pada Apha

3. Gloeocapsa

Gloeocapsa dik Cyanophyceae , ordo Gloeocapsa . Warna ko bentuk koloni tidak berat Genus ini mempu musilago induk tidak ber sel terkadang tampak jela karena masing-masing se sel berbentuk bulat, oval terjadi pembelahan sel, d ce. Koloni Aphanothece menempel pada Oscillator phanothece b. Sumber foto: Wulan, 2009 diklasifikasikan ke dalam divisi Cyanophy Chroococcales, famili Microcystaceae, da koloni hijau, spesies ini merupakan koloni no raturan, diameter koloni 50 µm-100 µm. punyai musilago besar karena gabungan dari beb berwarna namun tampak jelas, begitu juga dengan jelas sehingga terlihat jarak antar sel dalam koloni sel diselubungi oleh musilago. Koloni terdiri dar val atau elips, bentuk sel menjadi hemisperikal seti l, dan diameter sel 1 µm-3 µm Gambar 6. toria a dan hyta , kelas dan genus non-filamen, beberapa sel, gan musilago ni berjauhan ari beberapa setiap setelah Gambar 6. Gloeocapsa. D a, Gloeocapsa dengan berbentuk hemisperikal Wulan, 2009

4. Chamaesiphon