Analisis Data Hasil Identifikasi Cyanophyta

3.4 Analisis Data

Data hasil isolasi dan identifikasi dianalisis menggunakan metode kualitatif dengan membuat deskripsi ciri-ciri Cyanophyta yang telah diamati. Hasil deskripsi digunakan untuk menentukan nama-nama genus Cyanophyta. 18 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Identifikasi Cyanophyta

Berdasarkan hasil pengayaan sampel 288 sampel tanah, 227 sampel memperlihatkan pertumbuhan Cyanophyta. Tiga puluh satu sampel tidak ditumbuhi Cyanophyta Lampiran 5. Hal tersebut kemungkinan disebabkan oleh adanya kompetisi antar mikroalga pada saat tumbuh. Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil identifikasi diketahui bahwa terdapat 14 genus Cyanophyta, terdiri dari 12 famili yang ditemukan pada berbagai umur sawah. Berikut ini adalah data genus Cyanophyta yang telah diidentifikasi dari hasil pengayaan sampel tanah Tabel 1 dan 2. Tabel 1. Genus Cyanophyta pada sampel permukaan tanah No. Genus Padi Umur 1 Bulan Padi Umur 2 Bulan Padi Umur 3 Bulan Pagi Siang Sore Pagi Siang Sore Pagi Siang Sore 1. Aphanocapsa - - - √ - - - - - 2. Aphanothece √ - - - - - √ - -

3. Gloeocapsa

√ √ √ √ - - √ - -

4. Chamaesiphon

- - - - - - √ - -

5. Chroococcus

- - - √ - - √ √ - 6. Pleurocapsa - - - - - - - - -

7. Oscillatoria

√ √ √ √ √ √ √ √ √

8. Arthrospira

√ √ √ √ √ √ √ √ √

9. Microcoleus

- √ - - √ - - - -

10. Scytonema

- - - √ - - √ - -

11. Anabaena

√ - - - √ - - √ -

12. Nostoc

√ - √ √ √ - √ √ √

13. Calothrix

- - - - √ - - √ -

14. Fischerella

- - - - - - - - √ Jumlah 6 4 4 7 6 2 8 6 4 Keterangan : √ : ada - : Tidak ada Tabel 2. Genus Cyanophyta pada sampel dalam tanah No. Genus Padi Umur 1 Bulan Padi Umur 2 Bulan Padi Umur 3 Bulan Pagi Siang Sore Pagi Siang Sore Pagi Siang Sore 1. Aphanocapsa - √ - - - - - - - 2. Aphanothece √ - √ - - - - - -

3. Gloeocapsa

√ - - √ √ - √ - -

4. Chamaesiphon

- - - - - - - - -

5. Chroococcus

- √ √ - - - √ - - 6. Pleurocapsa - √ √ - - - - √ -

7. Oscillatoria

√ √ √ √ √ √ √ √ √

8. Arthrospira

- √ √ - √ √ - √ -

9. Microcoleus

- - - - - - - - -

10. Scytonema

- √ - - - √ - √ -

11. Anabaena

√ √ √ - - - √ - -

12. Nostoc

√ √ √ - √ √ √ √ √

13. Calothrix

- - - - √ - - - -

14. Fischerella

- - √ √ - - - - - Jumlah 5 8 8 4 5 4 5 5 2 Keterangan : √ : ada - : Tidak ada Berdasarkan data yang didapat, ada beberapa genus yang sering ditemukan pada berbagai umur sawah 1, 2 dan 3 bulan, yaitu Oscillatoria dari ordo Oscillatoriales dan Nostoc dari ordo Nostocales. Hal ini dikarenakan kedua genus ini dapat hidup bebas di berbagai kondisi lingkungan terutama pada tanah-tanah persawahan yang banyak mengandung mineral. Oscillatoria merupakan genus yang mampu beradaptasi dan bertahan pada berbagai kondisi lingkungan dikarenakan memiliki kemampuan metabolisme yang sangat baik, yaitu mampu menyesuaikan jumlah klorofil dan pigmen lain di dalam selnya. Nostoc mampu bertahan pada kondisi lingkungan yang sangat kering dengan cara melakukan diferensiasi sel vegetatif menjadi sel akinet yang berupa sel berdinding tebal dan berisi cadangan makanan. Hal ini menyebabkan kedua genus tersebut sering kali ditemukan di tanah persawahan Kampung Sampora pada berbagai umur sawah 1, 2 dan 3 bulan. Chamaesiphon dan Pleurocapsa yang ditemukan di daerah persawahan Kampung Sampora merupakan catatan terbaru bagi mikroalga tanah persawahan karena pada penelitian-penelitian sebelumnya tidak pernah dilaporkan adanya kedua genus tersebut. Genus Cyanophyta yang hidupnya berkoloni seperti Merismopedia dan Microcystis atau yang berfilamen seperti Lyngbya dan Tolypothrix yang ditemukan pada penelitian di tanah persawahan Korea yang dilakukan oleh Jeong-Dong Lee 2006 tidak ditemukan pada sampel tanah Kampung Sampora. Berdasarkan data yang didapat, pada sampel umur sawah 1 bulan ada 6 genu yang mendominasi pada sampel permukaan pagi hari, yaitu Aphanothece, Gloeocapsa, Oscillatoria, Arthrospira, Anabaena, dan Nostoc. Pada sampel bagian dalam tanah sawah genus yang ditemukan pada pagi hari lebih sedikit, yaitu Aphanothece, Gloeocapsa, Oscillatoria, Anabaena, dan Nostoc. Pada sampel permukaan siang genus yang ditemukan lebih sedikit, yaitu Gloeocapsa, Oscillatoria, Arthrospira, dan Microcoleus sedangkan pada sore hari yaitu Gloeocapsa, Oscillatoria, Arthrospira , dan Nostoc Tabel 1 dan Lampiran 4. Pada sampel dalam tanah siang dan sore hari genus yang ditemukan cenderung lebih banyak, yaitu Aphanocapsa, Chroococcus, Pleurocapsa, Oscillatoria, Arthrospira, Scytonema, Anabaena , dan Nostoc untuk sampel siang hari sedangkan sore hari yaitu Aphanothece, Chroococcus, Pleurocapsa, Oscillatoria, Arthrospira, Anabaena, Nostoc , dan Fischerella Tabel 2 dan Lampiran 4 . Hal tersebut sangat mungkin disebabkan pada bulan pertama masa tanam, jarak tumbuh tanaman padi masih sangat jarang, sehingga dapat dikatakan Cyanophyta masih mendapatkan cahaya matahari untuk melakukan fotosintesis. Oleh karena itu genus Cyanophyta yang ditemukan lebih banyak pada sampel permukaan tanah daripada sampel dalam tanah. Sedangkan pada sampel dalam tanah di siang hari jumlah genus Cyanophyta lebih banyak dibandingkan dengan sampel permukaan tanah di siang hari. Hal ini kemungkinan disebabkan pada siang hari mikroalga cenderung sensitif terhadap paparan cahaya matahari sehingga Cyanophyta cenderung bergerak menuju ke dalam tanah. Namun berbeda dengan kondisi pada sore hari dimana cahaya matahari sudah tidak ada sehingga menyebabkan aktivitas dan pertumbuhan mikroalga menjadi berkurang pula. Pada sampel tanah permukaan sawah umur 2 bulan genus yang ditemukan lebih banyak pada pagi hari, yaitu Aphanocapsa, Gloeocapsa, Chroococcus, Oscillatoria, Arthrospira, Scytonema , dan Nostoc sedangkan pada sampel dalam tanah pagi hari genus ditemukan hanya 3, yaitu Gloeocapsa, Oscillatoria, dan Fischerella. Pada sampel permukaan siang hari genus yang ditemukan yaitu Oscillatoria, Arthrospira, Microcoleus, Anabaena, Nostoc , dan Calothrix. Pada sampel permukaan sawah di sore hari hanya ditemukan 2 genus saja, yaitu Oscillatoria dan Arthrospira Tabel 1 dan Lampiran 4. Jika dibandingkan dengan sampel dalam tanah sawah umur 1 bulan pada siang hari dan sore hari, sampel dalam tanah sawah umur 2 bulan pada siang hari genus yang ditemukan lebih sedikit, yaitu Gloeocapsa, Oscillatoria, Arthrospira, Nostoc, dan Calothrix. Sama halnya dengan sampel siang hari, genus yang ditemukan pada sampel sore hari lebih sedikit, yaitu Oscillatoria, Arthrospira, Scytonema, dan Nostoc Tabel 2 dan Lampiran 4. Perbedaan yang sangat signifikan ini kemungkinan disebabkan mulai merapatnya jarak tumbuh padi sehingga Cyanophyta yang berada di dalam tanah lebih banyak bergerak ke permukaan tanah untuk mendapatkan cahaya matahari untuk proses fotosintesis. Pada sampel tanah permukaan sawah umur 3 bulan Cyanophyta yang ditemukan pada pagi hari yaitu Aphanothece, Gloeocapsa, Chamaesiphon, Chroococcus, Oscillatoria, Arthrospira, Scytonema , dan Nostoc. Pada sampel dalam tanah pagi hari sebanyak 5 genus, yaitu Gloeocapsa, Chroococcus, Oscillatoria, Anabaena, dan Nostoc. Pada sampel permukaan siang hari genus yang ditemukan yaitu Chroococcus, Oscillatoria, Arthrospira, Microcoleus, Anabaena, Nostoc , dan Calothrix sedangkan sore hari genus yang ditemukan yaitu Oscillatoria, Arthrospira, Nostoc, dan Fischerella Tabel 1 dan Lampiran 4. Pada sampel dalam tanah siang hari genus yang ditemukan yaitu Pleurocapsa, Oscillatoria, Arthrospira, Scytonema, dan Nostoc. Pada sore hari jumlah Cyanophyta yang ditemukan sangat sedikit, yaitu Oscillatoria dan Nostoc saja. Pada saat umur tanam padi mencapai 3 bulan, jarak tumbuh tanaman padi semakin rapat dan bulir-bulir yang telah matang akan semakin merunduk sehingga tanah tertutupi oleh kanopi tanaman. Keadaan demikian menyebabkan Cyanophyta lebih sering bergerak ke permukaan tanah baik pada pagi hari, siang hari maupun sore hari menuju sumber cahaya. Selain itu kemungkinan Cyanophyta bergerak ke permukaan untuk melakukan fiksasi nitrogen karena pada saat padi berumur 3 bulan merupakan saat dimana padi membutuhkan ammonia dalam jumlah banyak agar dapat tumbuh subur. Penelitian lain menyebutkan bahwa pertumbuhan mikroalga dan kebutuhannya terhadap cahaya memang dipengaruhi oleh adanya kanopi tanaman dalam hal ini tanaman padi. Hal tersebut dikarenakan semakin rapatnya jarak pertumbuhan tanaman padi serta kanopi tanaman yang semakin menutupi tanah sehingga jumlah mikroalga di dalam tanah semakin menurun Roger dkk., 1985. Dengan demikian pada bulan pertama masa tanam padi Cyanophyta cenderung berada di permukaan tanah di pagi hari dan berada di dalam tanah pada siang dan sore hari. Pada bulan kedua dan ketiga masa tanam padi, Cyanophyta cenderung berada di permukaan tanah. Hal tersebut dikarenakan kebutuhan Cyanophyta terhadap cahaya untuk berfotosintesis dan adanya kanopi tanaman yang semakin rapat.

4.2 Deskripsi Genus Cyanophyta