1 BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Keanekaragaman hayati memiliki potensi yang besar bagi kelangsungan hidup manusia serta menjadi sumber ilmu pengetahuan dan teknologi. Salah satu
keanekaragaman hayati yang dimanfaatkan oleh manusia adalah dari kelompok mikroalga. Mikroalga dapat ditemukan di perairan, tanah maupun udara. Sesuai
dengan habitatnya, berbagai jenis mikroalga memiliki karakteristik dan aktivitas yang berbeda Ichimura, 1997. Mikroalga tanah memiliki sifat dan karakteristik
khas, seperti kemampuannya untuk memfiksasi nitrogen dan mampu bertahan dalam kondisi kritis Coleman, 2001. Mikroalga yang mampu memfiksasi N
dapat dimanfaatkan di bidang pertanian sebagai biofertilizer atau pupuk hayati. Hal ini menyebabkan mikroalga mampu meningkatkan produksi pertanian bahkan
beberapa negara telah menggunakan mikroalga tanah untuk menggemburkan tanah Metting, 1981.
Cyanophyta dapat tumbuh dengan baik di persawahan, baik di air maupun
di tanahnya, karena persawahan menyediakan nutrisi yang diperlukan oleh mikroalga untuk hidup tanpa mengganggu tanaman yang tumbuh di sana. Saat ini
persawahan umumnya menggunakan pupuk kimia dan pestisida, penggunaan bahan-bahan kimia tersebut dalam jangka panjang merupakan ancaman bagi
penurunan keragaman hayati termasuk mikroalga tanah, mengurangi kesuburan tanah dan memberikan masalah bagi lingkungan Nugraheni Winata, 2003.
Dalam lingkungan alaminya Cyanophyta membutuhkan zat hara dari tanah berupa makronutrien dan mikronutrien. Dalam skala laboratorium, medium yang
sering digunakan untuk pertumbuhan Cyanophyta adalah BBM Basal Bold Medium
dan BG-11 Blue Green Medium karena kedua medium tersebut memiliki komponen unsur-unsur hara bahan kimia yang dibutuhkan Cyanophyta
untuk dapat tumbuh, terutama unsur nitrogen N Watanabe Nozaki, 1994. Kampung Sampora merupakan kawasan pedesaan yang masih memiliki
areal persawahan yang subur dan kehidupan penduduknya bergantung pada aktivitas pertanian tersebut. Sistem pertanian yang dijalankan oleh masyarakat
Sampora umumnya adalah sawah tadah hujan selain itu mereka juga jarang sekali memakai pupuk kimia tetapi memakai kompos. Hal tersebut diduga merupakan
tempat yang
baik untuk
ditemukannya beranekaragam
mikroalga. Keanekaragaman jenis mikroalga di daerah persawahan Kampung Sampora belum
ada yang meneliti sehingga perlu dilakukan penelitian tersebut untuk mendapatkan jenis-jenis mikroalga yang berfungsi sebagai biofertilizer.
1.1 Perumusan Masalah