Dalam lingkungan alaminya Cyanophyta membutuhkan zat hara dari tanah berupa makronutrien dan mikronutrien. Dalam skala laboratorium, medium yang
sering digunakan untuk pertumbuhan Cyanophyta adalah BBM Basal Bold Medium
dan BG-11 Blue Green Medium karena kedua medium tersebut memiliki komponen unsur-unsur hara bahan kimia yang dibutuhkan Cyanophyta
untuk dapat tumbuh, terutama unsur nitrogen N Watanabe Nozaki, 1994. Kampung Sampora merupakan kawasan pedesaan yang masih memiliki
areal persawahan yang subur dan kehidupan penduduknya bergantung pada aktivitas pertanian tersebut. Sistem pertanian yang dijalankan oleh masyarakat
Sampora umumnya adalah sawah tadah hujan selain itu mereka juga jarang sekali memakai pupuk kimia tetapi memakai kompos. Hal tersebut diduga merupakan
tempat yang
baik untuk
ditemukannya beranekaragam
mikroalga. Keanekaragaman jenis mikroalga di daerah persawahan Kampung Sampora belum
ada yang meneliti sehingga perlu dilakukan penelitian tersebut untuk mendapatkan jenis-jenis mikroalga yang berfungsi sebagai biofertilizer.
1.1 Perumusan Masalah
Permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini, yaitu berapa genus mikroalga khususnya Cyanophyta hasil isolasi tanah persawahan Kampung Sampora.
1.3 Hipotesis
Diperoleh berbagai genus mikroalga khususnya Cyanophyta dari isolasi tanah persawahan Kampung Sampora.
1.4 Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai pada penelitian ini adalah untuk mengetahui genus-genus mikroalga Cyanophyta dari tanah persawahan di Kampung Sampora
dan juga genus Cyanophyta yang berpotensi sebagai biofertilizer.
1.5 Manfaat
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tentang mikroalga khususnya Cyanophyta yang hidup di tanah persawahan. Selanjutnya
beberapa genus yang diperoleh ini dapat dikembangkan untuk memproduksi biofertilizer
.
1.6 Kerangka Berpikir
Gambar 1. Diagram Alir Kerangka Berpikir
Keanekaragaman hayati Mikroalga Cyanophyta yang berpotensi
sebagai biofertilizer di tanah persawahan
Isolasi Cyanophyta dari tanah persawahan Identifikasi genus Cyanophyta
Cyanophyta pemfiksasi nitrogen N
Penggunaan pestisida dan pupuk kimia di persawahan
- Menurunkan keanekaragaman hayati
- Menurunkan kesuburan tanah
- Memberikan masalah bagi lingkungan
Persawahan Kampung Sampora masih relatif subur
Diduga kaya akan Cyanophyta
4 BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Deskripsi Cyanophyta
Cyanophyta berasal dari bahasa Yunani, yaitu “Cyano” atau “Kyanỏs” yang artinya biru sedangkan “Phyta” artinya tumbuhan. Cyanophyta dikenal juga
dengan Cyanobacteri, alga hijau-biru, atau Cyanophytes. Cyanophyta merupakan mikroalga prokariotik yang mendominasi kehidupan di bumi selama lebih dari 1,5
juta tahun Graham Wilcox, 2000. Nama Cyanophyta didasarkan atas pigmen- pigmen yang terdapat di dalam sel Cyanophyta, yaitu klorofil-a, dan sejumlah
pigmen seperti b-karotin, xantofil dan fikobilin. Pigmen fikobilin yang paling dikenal pada Cyanophyta adalah pigmen biru c-fikosianin dan pigmen merah c-
fikoeritrin. Dua pigmen unik Cyanophyta ini tidak ditemukan pada anggota alga lain Vashista, 1999. Perbandingan macam-macam zat warna tersebut amat labil,
oleh sebab itu warna alga tidak tetap Tjitrosoepomo, 1998. Perubahan zat warna itu kemungkinan berhubungan dengan proses metabolisme Cyanophyta seperti
jumlah sinar UV yang diterima, warna pigmen selubung sheath atau pertukaran gas di dalam sel Graham Wilcox, 2000.
Cyanophyta merupakan mikroalga bersel tunggal atau berbentuk benang
dengan struktur tubuh yang masih sederhana dan bersifat autotrof. Dinding selnya mengandung pektin, hemiselulosa dan selulosa yang kadang-kadang berupa
lendir, oleh sebab itu Cyanophyta juga sering disebut sebagai alga lendir Myxophyceae. Pada jenis-jenis yang berbentuk benang kadangkala terlihat dapat
melakukan gerakan seperti meluncur pada alas yang basah, tetapi sebenarnya Cyanophyta
tidak dapat bergerak. Hal tersebut dikarenakan tidak adanya bulu cambuk yang menyebabkannya bergerak Tjitrosoepomo, 1998.
Cyanophyta memiliki kemampuan untuk berfotosintesis sehingga alga ini dianggap sebagai salah satu pelopor dari kehidupan yang penting di dunia ini.
Cyanophyta mempunyai sifat-sifat yang khas, yang tidak dimiliki oleh tumbuhan
lainnya, yaitu tahan kekeringan, tahan panas di dalam air, beberapa jenis dapat mengikat molekul N
2
dari udara jika dalam tanah tidak ada nitrat, dapat tumbuh di lingkungan toksik, dan dapat tumbuh di perairan dengan salinitas tinggi
Thajuddin Subramanian, 1992. Berdasarkan sifat-sifatnya tersebut di atas, Cyanophyta
dapat dikatakan sebagai organisme yang sangat penting dalam memfiksasi nitrogen dari udara, memperkaya tanah, dan menghasilkan senyawa-
senyawa yang berguna bagi dunia kesehatan, seperti Spirulina sp. Graham Wilcox, 2000.
Cyanophyta memiliki karakter morfologi yang sangat beragam, meliputi berbagai macam bentuk talus, yaitu uniseluler, koloni, filamen yang tidak
bercabang, atau filamen yang bercabang Vashishta, 1999. Cyanophyta baik
yang uniseluler maupun yang berfilamen kadang-kadang membentuk struktur yang dapat dikenali dengan mata telanjang, tetapi biasanya memerlukan
mikroskop untuk mengidentifikasi. Cyanophyta berukuran mulai dari 0,6 µm sampai 30 µm. Filamen Cyanophyta memiliki kisaran diameter tubuh mulai dari
0,4 µm sampai 45 µm bahkan ada yang melebihi 100 µm. Talus Cyanophyta, baik yang berbentuk uniseluler maupun filamen, diselubungi oleh suatu selubung
gelatin sheath yang m dan filamen Cyanoph
karakteristik dari sel terdiferensiasi dari sel ve
Pada beberapa genera se sepanjang filamen. Berb
yaitu pada salah satu uju
2.2 Sistematika Cyano