2.3 Distribusi Cyanophyta
Cyanophyta dapat ditemukan pada berbagai kondisi lingkungan baik akuatik maupun terestrial seperti laut, lumpur, rawa, air tawar, payau, tanah, dan
bebatuan. Pada umumnya Cyanophyta banyak ditemukan pada perairan tawar dengan pH netral. Meskipun begitu, ada pula Cyanophyta yang hidup pada
lingkungan yang ekstrim seperti sumber air panas, gunung berapi, kutub utara, perairan dengan salinitas yang tinggi dan gurun. Oleh karena itu Cyanophyta
dikenal sebagai organisme yang kosmopolit Graham Wilcox, 2000. Beberapa penelitian menunjun suhu optimal untuk pertumbuhan Cyanophyta
yaitu 15-35 °C, namun beberapa spesies Cyanophyta pernah ditemukan dapat bertahan hidup hingga suhu 72 °C di dalam kolam air panas di Taman Nasional
Yellowstone USA. Cyanophyta juga ditemukan pada saat musim dingin dimana suhu udara mencapai suhu 0 °C sampai -60 °C Whitton dkk., 2002.
2.4 Kemampuan Fiksasi Nitrogen N oleh Cyanophyta
Kemampuan memfiksasi nitrogen pada alga diketahui hanya pada Cyanophyta
dan khususnya pada kelompok Cyanophyta yang memiliki sel heterokis. Heterokis merupakan sel yang khas pada Cyanophyta dan terdapat pada
Cyanophyta dengan bentuk filamen kecuali Oscillatoriaceae. Mereka terbentuk
dari perkembangan sel-sel vegetatif dan ditandai oleh kutub nodul, dinding sel tebal, dan isi yang homogen apabila diamati di bawah mikroskop cahaya
Nagasathya Thajuddin, 2008. Jumlah heterokis dapat bertambah ketika nitrogen dalam lingkungan terbatas. Heterokis terletak di bagian terminal atau
interkalar pada trikom sel terminal yang berbentuk seperti rambut dan letaknya dapat pula merata di antara sel-sel vegetatif Prihantini dkk., 2008.
Faktor-faktor yang mengendalikan pembentukkan heterokis antara lain kemungkinan disebabkan rendahnya intensitas cahaya, bertambahnya jumlah
fosfat, dan konsentrasi nitrogen dalam medium. Selain itu diferensiasi heterokis dapat pula dihambat oleh adanya sumber-sumber gabungan nitrogen nitrat dan
ammonium nitrogen Vashishta, 1999. Beberapa anggota dari Cyanophyta telah menunjukkan kemampuannya
mengikat nitrogen udara dimana kondisi terbaik dilakukan oleh Cyanophyta umumnya pada pH 7,0-8,5. Pada tanaman padi sawah yang tergenang air,
Cyanophyta membantu mempertahankan jumlah nitrogen dalam tanah dengan
menggunakan nitrogen bebas dari udara Hardjowigeno, 2007.
2.5 Potensi Cyanophyta Sebagai Biofertilizer
Tuntutan pengadaan bahan pangan semakin besar karena jumlah penduduk yang selalu meningkat. Salah satu bahan pangan yang terpenting di Indonesia
adalah beras. Budidaya padi perlu ditingkatkan untuk memenuhi kebutuhan pangan tersebut. Beberapa upaya yang dilakukan oleh para petani untuk
meningkatkan produksi padi adalah dengan penggunaan pestisida dan pupuk kimia.
Menurut Swaminathan 2003, pada umumnya penggunaan pupuk kimia meningkatkan unsur-unsur garam tanah, yaitu Na
+
, Mg
2+
, dan Ca
2+
. Peningkatan kadar garam dalam tanah pada akhirnya akan menurunkan produktivitas
pertanian. Menurut Roger dkk 1994, penggunaan pestisida yang berlebihan dapat menimbulkan efek berupa kerusakan lingkungan, ketidakseimbangan pada
populasi organisme di tanah persawahan, dan perubahan efisiensi mikroorganisme dalam merombak bahan-bahan kimia di dalam pestisida.
Cyanophyta adalah salah satu organisme yang berguna bagi manusia. Cyanophyta
memiliki kemampuan sebagai biofertilizer untuk memerangi polusi tanah Thajuddin Subramanian, 2005. Kesuburan tanah sawah pada negara
tropis disebabkan oleh adanya aktifitas Cyanophyta yang memfiksasi nitrogen sehingga Cyanophyta dan padi membentuk hubungan simbiosis Chapman
Margulis, 1998. Semua Cyanophyta menggunakan nitrat, nitrit dan ammonium sebagai
sumber pertumbuhan tanaman. Menurut Jeong-Dong Lee 2006, Cyanophyta dapat dimanfaatkan sebagai biofertilizer karena memiliki potensi untuk
memproduksi senyawa antimikroba. Berdasarkan penelitian di Iran, sawah merupakan tempat dengan kondisi yang menguntungkan untuk fiksasi nitrogen
biologis dan perkembangan Cyanophyta Soltani dkk., 2007. Berbagai Cyanophyta
yang memiliki heterokis dapat memperbaiki nitrogen atmosfer. Beberapa spesies yang non-heterokis juga dapat memperbaiki nitrogen atmosfer
di bawah kondisi mikroaerofilik Thajuddin Subramanian, 2005. Untuk itu, penggunaan biofertilizer diharapkan dapat mengurangi pemakaian pestisida dan
pupuk kimia. Melalui penggunaan biofertilizer, tanaman dapat tumbuh sehat sekaligus meningkatkan kelestarian dan kesehatan tanah.
2.6 Isolasi dan Identifikasi Cyanophyta