Di dalam skripsi ini hanya membahas fungsi dan unsur-unsur apa saja yang dilakukan oleh hakim dalam memberikan bantuan dan nasehat kepada
masyarakat dan membahas sejauh mana kewenangan hakim dalam mengadili persidangan.
Perbedaan skripsi yang penulis bahas dengan skripsi ini adalah dalam kewenangan hakim Pengadilan Agama dalam menyelesaikan perkara di
pengadilan tanpa memberikan keterangan tentang fungsi hakim sebagai mediator dalam prapengadilan setelah dikeluarkannya PERMA No.l tahun
2008 Tentang Prosedur Mediasi karena dalam PERMA tersebut Hakim terdapat criteria hakim dan syarat-syarat hakim yang dapat menjadi
mediator karena mempunyai tambahan kewenangan dalam mediasi di persidangan. Dalam penulisan skripsi yang berjudul RESPON
PENGADILAN JAKARTA PUSAT TERHADAP PERATURAN MAHKAMAH AGUNG No.1 TAHUN 2008 TENTANG PROSEDUR
MEDIASIā dalam hal ini penulis menjelaskan mengenai tinjauan respon apa yang ditanggapi oleh pengadilan Agama di Jakarta pusat sebagai
jawaban atas berlakunya Peraturan Mahkamah Agung No.l tahun 2008 tentang prosedur mediasi dalam wilayah pengadilan Agama di Jakarta
Pusat.
G. Sistematika Penulisan
Dalam penulisan skripsi ini penulis membagi masalah ke dalam beberapa bab yang pada dasarnya menjadi suatu kesatuan yang saling berkaitan agar lebih
memperjelas dan mempertajam arah pembahasan materi yang sedang diteliti. Adapun sistematika perumusan dari isi ringkasan bab demi bab dalam skripsi ini.
Bab Pertama : Membahas masalah latar belakang masalah di ambilnya judul
ini dan penulis membatasi penulisan ini dengan pembatasan dan perumusan masalah sehingga dapat membatasi dan merumuskan hal-hal yang akan penulis
bahas dalam skripsi ini sehingga tercapailah tujuan dan manfaat penelitian dari tulisan skripsi ini adapun penulisan ini diperoleh data melalui tinjauan pustaka
dengan tekhnik penulisan menggunakan metode jenis penulisan, pengumpulan data, dan analisa data dan di akhiri sistematika penulisan.
Bab Kedua : Membahas tentang kedudukan lembaga Pengadilan Agama
dalam kekuasaan kehakiman di Indonesia sehingga dapat diketahui unsur-unsur peradilan agama, pengertian umum Mediasi dan mediator dan persyaratan untuk
menjadi mediator menurut Peraturan Mahkamh Agung No.1 tahun 2008 dan prosedur mediasi di Pengadilan Agama Jakarta pusat, sehingga dapat mengetahui
sistematika peradilan dan prosedur mediasi di Indonesia.
Bab Ketiga: Dalam bab ini penulis membahas mengenai biografi di
pengadilan Agama Jakarta pusat agar dapat spesifik karena Pengadilan Agama Jakarta pusat adalah sebagai objek kajian dalam skripsi ini sehingga dapat di
ketahui apa saja kewenangan umum, kewenangan khusus, struktur organisasi serta visi dan misi pengadilan Agama Jakarta pusat sehingga dapat diketahui
secara objektif tentang apa saja yang terdapat dalam pengadilan Agama Jakarta pusat.
Bab Keempat : Dalam bab ini penulis membahas tentang apa saja respon
yang diutarakan oleh Pengadilan Agama Jakarta pusat dalam menanggapi dikeluarkannya Peraturan Mahkamah Agung No.1 tahun 2008 tentang prosedur
mediasi baik dalam pelaksanaannya pasca dikeluarkannya Peraturan Mahkamah Agung tersebut aturan pelaksanaanya apakah telah efektif di lakukan dalam
proses mediasi dalam Pengadilan Agama dan membahas mengenai peranan Hakim sebagai mediator dan mediator non Hakim sehingga di ketahui
aplikasinya dalam pengadilan Agama Jakarta pusat dalam menangani masalah- masalah perkara perdata.
Bab Kelima :Dalam bab ini di bahas penutup, kesimpulan dan saran