Keterkaitan Pengadilan Agama Jakarta Pusat terhadap Peraturan

Menurut Humas Pengadilan Agama Jakarta pusat Bpk. Nuheri S.H, Menyatakan bahwa pelaksanaan PERMA No.1 tahun 2008 tentang prosedur mediasi tersebut membebankan masyarakat karena para pihak di bebankan untuk membayar sejumlah uang guna membiayai proses mediasi yang menurutnya terlalu mahal sekitar Rp.75.000x2 atau Rp.150.000 dalam dua kali pertemuan yang sangat membebani masyarakat sedangkan untuk biaya perkara itu mencapai Rp.566.000 Untuk cerai gugat dan Rp.71.6000 untuk cerai talak dengan rincian sebagai beikut: 3 a. Biaya Pendaftaran Rp.30.000 b. Panggilan Penggugat: Rp.150.000 c. Panggilan tergugat: Rp.225.000 3x 75.000 d. Panggilan Mediasi: Rp.150.000 2x 75.000 e. Panggilan Ikrar Talak: Rp.150.000 khusus cerai Talak f. Redaksi: Rp.5000. g. Materai: Rp.6.000 Dari rincian data biaya di atas hasilnya masih banyak ketidak jelasan perkara yang diajukan di pengadilan dan kurang sejalan dengan misi yang dianut oleh Pengadilan Agama Jakarta Pusat maka menurut data stastistik yang penulis dapatkan pada 3 maret 2009 dengan rincian sebagai berikut: 3 www.pa-jakpus.go.id di akses pada tanggal 5 maret tahun 2009. 4 KETERANGAN : 1. Ijin poligami: 12 2. Cerai Gugat: 50 3. Cerai Talak: 30 4. Pengesahan Nikah: 3 5. Waris: 5 Dari data yang telah kita ketahui bersama prosentase keberhasilan dari proses mediasi menurut Drs.Nuheri.SH., selaku Humas Pengadilan Agama Jakarta Pusat adalah 3 dan tidak seimbang dengan perkara yang diajukan ke 5 4 www.pa-jakpus.go.id di akses pada tanggal 5 maret tahun 2009. 5 www.pa-jakpus.go.id di aklses pada tanggal 5 maret 2009. Pengadilan. Karena hal tersebut memang menjadi kendala dan kurang efektifnya sarana dan pelatihan mediator yang terlalu terburu-buru dan tidak memberikan solusi tepat terhadap pelaksanaan mediasi maka menurut Humas Pengadilan Agama Jakarta Pusat, Nuheri.SH., diperlukan adanya pembenahan pelatihan yang memadai bagi para calon mediator dalam mengikuti program sertifikasi mediator dan juga diperlukan adanya sarana dan pra-sarana yang menunjang dari mahkamah Agung dalam pelayanan kepada para mediator dalam menjalankan fungsinya dalam proses mediasi seperti penyediaan ruang tempat prosesi mediasi yang nyaman karena saat ini belum terdapat ruang yang khusus ditempatkan sebagai ruang mediasi sedangkan jumlah perkara yang ditangani oleh Pengadilan Jakarta Pusat sangat banyak jumlahnya sekitar 193 perkara yang belum terselesaikan yang telah diajukan kepada Pengadilan Agama Jakarta Pusat mulai bulan November hingga bulan April yang mengakibatkan ketidakfokusan mediator dalam menangani perkara dalam proses mediasi. 6 Selain itu Pengadilan Agama Jakarta Pusat juga mengalami kondisi tempat yang kurang berkenan seperti yang dlansir oleh detik.com bahwa Pengadilan Agama Jakarta Pusat hanya memilki dua ruang sidang yang ala kadarnya dibandingkan dengan Pengadilan Agama di daerah Jakarta sehingga dalam proses mediasi tidak mendapat tempat yang sesuai dan nyaman bagi para pihak dalam 6 Hasil wawancara dengan humas Pengadilan Agama Jakarta pusat. Nuheri S.H di pengadilan Agama Jakarta Pusat pada tanggal 3 Maret 2009 jam 13.00 WIB. melakukan proses mediasi sehingga proses mediasi tidak terlalu nyaman bagi para pihak yang berperkara. 7

B. Peranan Hakim sebagai mediator dalam penyelesaian perkara di Pengadilan

Agama jakarta pusat Pada proses awal di undangkannya Perma No.1 tahun 2008 Tentang Prosedur mediasi tersebut banyak mengalami kendala karena belum tersedianya mediator-mediator yang handal dalam bidang mediasi dan belum adanya mediator yang mendapat sertifikasi sebagai mediator dan belum mendapat pelatihan dari Mahkamah Agung seperti yang di cantumkan pada Peraturan Mahkamah Agung No.1 tahun 2008 yang dinyatakan dalam Pasal 5 yang menyatakan ”Setiap orang yang yang menjalankan fungsi mediator pada asasnya wajib memiliki sertifikat mediator yang di peroleh setelah mengikuti pelatihan yang diselenggarakan oleh lembaga yang telah memperoleh akreditasi dari Mahkamah Agung, Kecuali keadaan sebagaimana dalam Pasal 9 ayat 3 dan Pasal 11 ayat 6. 8 Dengan bekal berbagai kemampuan yang di milikinya, mediator di harapkan mampu melaksanakan perannya untuk menganalisis dan mendiagnosis suatu sengketa tertentu dan kemudian mendesain serta mengendalikan proses mediasi untuk menuntun para pihak mencapai suatu kesepakatan yang sehat ia menjadi 7 http:www.badilag.netindex.php?option=com_contenttask=viewid=5520Itemid=494 di akses pada tanggal 22 September 2010 8 Peraturan Mahkamah Agung No.1 Tahun 2008, h.8. katalisator untuk mendorong lahirnya suasana yang konstruktif bagi diskusi. Dalam kaitan ini mediataor berperan membantu pihak-pihak dalam menentukan pertukaran informasi dan proses tawar menawar 9 Dalam praktik, beberapa peranan penting yang harus dilakukan mediator antara lain sebagai berikut: 1. Melakukan diagnosis konflik 2. Mengidentifikasikan masalah serta kepentingan-kepentingan kritis para pihak. 3. Menyusun agenda 4. Memperlancar dan mengendalikan komunikasi. 5. Mengajar para pihak dalam proses tawar-menawar. 6. Membantu para pihak mengumpulkan informasi penting dn menciptakan pilihan-pilihan untuk memudahkan penyelesian problem. 10 Maka pada awal sesudah di tetapkannya PERMA No.1 tahun 2008 ketua Pengadilan Agama Jakarta Pusat memberikan wewenang kepada 3 orang Hakim sebagai mediator yaitu: a. Drs.Nuheri, SH. b. Drs.Faisal kamil, SH.MH. c. Dra.Hj. Erni zurnilah.. 9 Ibid, h.9. 10 Ibid, h.9. Dalam PERMA No.1 tahun 2008 menyatakan bahwa semua hakim dalam wilayah pengadilan yang bersangkutan terhadap suatu perkara dan telah mendapat sertifikasi dari lembaga yang di akreditasi oleh Mahkamah Agung dapat menjadi mediator kecuali hakim pemeriksa perkara tidak dapat menjadi mediator, maka peranan hakim sebagai mediator merupakan aspek penting dalam suatu penyelesaian perkara dengan mediasi. Dari ketiga Hakim tersebut yang di tunjuk oleh Ketua Pengadilan Agama Jakarta Pusat untuk mengikuti sertifikasi Mediator di Kecamatan Mega mendung Kab.Bogor pada bulan April adalah Drs. Faisal Kamil SH.,MH. 11 Adapun etika hakim Adabul Qadhi dalam melakukan mediasi adalah tingkah laku yang baik dan terpuji yang harus di laksanakan oleh seorang hakim dalam berinteraksi dengan sesama manusia untuk menjalankan tugasnya, jadi wilayah hakim meliputi etika di dalam dinas dan di luar dinas ditengah masyarakat. 12 Maka dari data yang telah penulis dapatkan dari sumber yang akurat maka dapat diambil kesimpulan bahwa peranan hakim sebagai mediator di wilayah Pengadilan Agama Jakarta Pusat belum efektif dan boleh dikatakan tidak berfungsi dengan semestinya sesuai yang di cita-citakan oleh Mahkamah Agung. 11 Hasil wawancara dengan humas Pengadilan Agama Jakarta pusat. Nuheri S.H di Pengadilan Agama Jakarta Pusat pada tanggal 3 Maret 2009 jam 13.00 WIB. 12 Ahmad kamil, Etika penyelesaian Sengketa Menurut Konsep Islam makalah disampaikan pada acara pelatihan sertifikasi mediasi hakim seluruh Indonesia h.1.