Tinjauan Umum Tentang Mediasi
ataupun mencegah timbulnya suatu perkara, perjanjian ini tidaklah sah melainkan jika dibuat secara tertulis.
18
Ada beberapa alasan mengapa alternatif penyelesaian sengketa mulai mendapatkan perhatian yang lebih di Indonesia seperti:
a. Faktor ekonomis dimana alternatif penyelesaian sengketa memiliki potensi
sebagai saran untuk menyelesaikan sengketa yang lebih ekonomis, baik dari sudut pandang biaya maupun waktu.
b. Faktor ruang lingkup yang dibahas, alternatif penyelesaian sengketa memiliki
kemampuan untuk membahas agenda permasalahan secara lebih luas, komprehensif dan fleksibel.
c. Faktor pembinaan hubungan baik, di mana alternatif penyelesaian sengketa
yang mengandalkan cara-cara penyelesaian kooperatif sangat cocok bagi mereka yang menekankan pentingnya hubungan baik antar manusia
relationship, yang telah berlangsung maupun yang akan datang.
19
Alternatif penyelesaian sengketa mulai mendapat perhatian penting di Indonesia, karena disamping merupakan budaya asli Indonesia yang berdasarkan
asas musyawarah untuk mufakat, juga mempunyai beberapa kelebihan atau keuntungan antara lain:
1. Sifat kesukarelaan dalam proses, dimana para pihak percaya bahwa dengan
menyelesaiakan sengketa melalui alternatif penyelesaian sengketa, akan
18
Mariana Sutadi, Penyelesaian Sengketa melalui Upaya Konsultasi, Negosiasi,MediasiKonsiliasi
.h.1.
19
Ibid. h.iv.
2. Prosedur yang lebih cepat dimana prosedur alternatif penyelesaian sengketa
cersifat informal pihak-pihak yang terlibat mampu menegosiasikan syarat- syarat penggunaannya.
3. Keutusannya bersifat non-judisial karena kewenangan untuk membuat
keputusan ada pada pihak-pihak yang bersengketa, yang berarti para pihak yang terlibat mampu meramalkan dan mengontrol hasil-hasil yang
disengketakan. 4.
Fleksibilitas dalam menentukan syarat-syarat penyelesaian masalah dan komprehensif dimana prosedur ini dapat menghindari kendala prosedur
yudicial yang terbatas ruang lingkupnya. 5.
Prosedur rahasia confidental ini memberikan jaminan kerahasiaan bagi para pihak dengan porsi yang sama dan dapat menjajaki pilihan-pilihan sengketa
yang potensial dan hak-hak mereka dalam mempresentasikan data untuk menyerang balik tetap melindungi.
6. Hemat waktu, dimana dengan pilihan penyelesaian sengketa melalui alternatif
penyelesaian sengketa menawarkan kesempatan yang lebih cepat dalm menyelesaikan sengketanya.
7. Hemat biaya, karena dalam menyelesaikan sengketa semakin lama
penelesaiannya semakin mahal biaya yang dikeluarkannya.
20
Sedangkan etika penyelesaian masalah dalam konsepsi Islam menurut Umar Bin Khattab dalam Risalah al-Qadha ada berbagai masam prinsip yang
harus di ketahui dalam menyelesaiakan sengketa, antara lain: a.
Menyelesaikan perkara adalah suatu kewajiban dari Allah SWT dan Sunnah yang harus diikuti.
b. Memahami pokok permasalahan.
c. Mendengar keterangan kedua belah pihak secara seimbang.
d. Mengupayakan perdamaian di antara kedua belah pihak.
e. Beritjtihad untuk meneukan penyelesaian sengketa.
f. Harus berlaku adil.
g. Hindari marah saat bersidang.
21
Hal ini juga sesuai firman Allah dalam Q.S a Nisa ayat 128 yaitu:
⌧ ☺
☺ ☯
⌧ ☯
⌧
20
Ibid. h.5.
21
Ahmad kamil,Etika, Penyelesaian sengketa menurut konsep Islam, pelatihan Mediator Mahkamah Agung RI,2009, h.1.
Artinya: Dan Jika Seorang Wanita Khawatir akahn Nusyuz atau sikap acuh dari suaminya, maka tidak mengapa keduanya mengadakan Perdamaian
yang sebenar-benarnya, dan perdamaian itu lebih baik bagi mereka walaupun manusia itu menurut tabiatnya kikir. Dan Jika kamu bergaul istrimu dengan baik
dan memelihara dirimu dari nusyuz dan sikap tak acuh, maka sesungguhnya Allah adalah maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.Q.S an Nisa ayat 128
Dalam praktik, Mediator sangat membutuhkan kemampuan personal yang memungkinkan berhubungan secara menyenangkan dengan masing-masing
pihak. Kemampuan pribadi yang terpenting adalah sifat tidak menghakimi, yaitu dalam kaitannya dengan cara berpikir masing-masing pihak, serta kesiapannya
untuk memahami dengan empati pandangan para pihak. Mediator perlu memahami dan memberikan reaksi positif meskipun berarti tidak setuju atas
persepsi masing-masing pihak dengan tujuan membangun hubungan baik dan kepercayaan, namun jika para pihak sudah percaya kepada mediator dan proses
mediasi, Mediator akan lebih mampu membawa mereka ke arah konsensus.
22
Menurut Peraturan Mahkamah Agung No.1 tahun 2008 mengingat
mediator sangat menentukan efektifitas proses penyelesaian sengketa, ia harus secara layak memenuhi kualifikasi tertentu serta berpengalaman dalam
22
Abdul halim,Peradilan Agama dalam Politik Hukum di Indonesia, Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada, 2002, h.27.
komunikasi dan negosiasi agar mampu mengarahkan para pihak yang bersengketa. Jika ia berpengalaman dan terbiasa berperkara di Pengadilan, hal itu
sangat membantu. Tetapi, pengalaman apapun, selain pengalaman sendiri memang kurang relevan, pengetahuan secara subtantif atas masalah yang di
sengketakan tidak mutlak di butuhkan lebih penting adalah kemampuan menganalisis dan keahlian menciptakan pendekatan pribadi. Dalam prosedur
mediasi di Pengadilan Agama mediator adalah salah satu unsur penting dalam pelaksanaan mediasi karena tanpa adanya mediator pelaksanaan fungsi mediasi
tidak akan terlaksana dengan baik sesuai undang-Undang yang berlaku maka mediator harus memilki keterampilan dalam proses upaya perdamaian agar dapat
memaksimalkan proses mediasi.
23
Menurut Firman Allah yang terdapat dalam Q.S al Hujurat ayat 9
⌧ ☺
☺ ☺
☺ ☺
تاﺮﺠﺤﻟا :
23
Gatot Sumartono, Arbitrase dan Mediasi di Indonesia, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2006, hal.133.
Artinya:” dan kalau ada dua golongan dari mereka yang beriman itu berperang hendaklah kamu damaikan antar keduanya, tapi kalau yang satu melanggar
perjanjian terhadap yang lain, hendaklah yang melanggar perjanjian itu kamu perangi sampai surut kembali pada perintah Allah, kalau dia telah surut damaikan
keduanya menurt keadilan, dan hendaklah kamu berlaku adil. Sesungguhnya Allah mencintai orang yang berlaku adil. Q.S al Hujurat ayat 9
.
Maka dalam PERMA No.1 tahun 2008 di tentukan kriteria mediator lembaga penyedia penyelesaian sengketa yaitu harus memiliki persyaratan sebagai berikut:
a. Mengajukan permohonan kepada ketua Mahkamah Agung Republik
Indonesia. b.
Akademisi Hukum atau sarjana Hukum c.
Memliki sertifikat sebagai mediator dari lembaga yang telah di tunjuk oleh Mahkamah Agung.
d. Mendaftar sebagai mediator di Pengadilan.
24
Sedangkan bagi lembaga sertifikasi dan pelatihan mediator harus memiliki persyaratan sebagai berikut:
1 Mengajukan permohonan kepada ketua Mahkamah Agung Republik
Indonesia. 2
Memiliki instruktur atau pelatih yang memiliki sertifikat telah mengikuti pendidikan atau pelatihan mediasi dan pendidikan atau pelatihan sebagai
instruktur untuk pendidikan atau pelatihan mediasi. 3
Sekurang-kurangnya telah dua kali melaksanakan pelatihan mediasi bukan untuk mediator bersertifikat di Pengadilan.
24
PERATURAN MAHKAMAH AGUNG No.1 tahun 2008, h.4.
4 Memiliki kurikulum pendidikan atau pelatihan mediasi di pengadilan yang
di sahkan oleh Mahkamah Agung Republik indonesia.
25
Adapun dalam PERMA No.1 tahun 2008 mengatur tugas-tugas yang di amanatkan kepada mediator sesuai fungsinya mediator harus mengikuti aturan
yang telah ditetapkan yang dijelaskan dalam pasal 15 antara lain: a.
Mediator wajib mempersiapkan usulan jadwal pertemuan mediasi kepada para pihak untuk dibahas dan disepakati.
b. Mediator wajib mendorong para pihak untuk secara langsung berperan dalam
proses mediasi. c.
Apabila dianggap perlu mediator dapat melakukan kaukus, Kaukus adalah pertemuan antara mediator dengan dengan salah satu pihak tanpa dihadiri oleh
pihak lainnya. d.
Mediator wajib mendorong para pihak untuk menelusuri dan menggali kepentingan mereka dan mencari berbagai pilihan penyelesaian yang terbaik
bagi para pihak.
26
Sedangkan Menurut Indonesian Institute for Conflict Transformation tugas mediator dalam proses mediasi adalah sebagai berikut:
1.Melakukan pertemuan dengan Pihak pertama dan kedua secara terpisah 2.Melakukan pertemuan dengan keduanya secara bersama.
3.Mengatur suasana dan mendengarkan issues.
25
Ibid.h.4.
26
Ibid. h.5..
4.Mengelaborasi dan bekerja pada issues. 5.Mengembangkan kesepakatan.
6.Penutup.
27