Tinjauan dalam Aspek Kemitraan Usaha

bersifat immateriil, namun sistem tersebut telah dibukukan dan dijadikan pedoman dalam operasionalisasi LKS Berkah Madani. Berdasarkan dalil-dalil yang telah dikemukakan sebelumnya, maka diperbolehkan bagi LKS Berkah Madani mendapatkan imbalan atas Hak Intelektualnya tersebut yang dimanfaatkan oleh franchisee.

2. Tinjauan dalam Aspek Kemitraan Usaha

Dalam sistem franchise, terdapat hubungan kemitraan usaha antara franchisor dan franchisee yang dituangkan dalam kerja sama diantara keduanya. Kerjasama dalam konsep Islam sangat dianjurkan, dengan adanya kerja sama maka seseorang yang memiliki kemampuan dalam berbisnis dapat membantu saudaranya yang tidak memiliki kemampuan dalam berbisnis. Dengan konsep kerja sama ini, maka akan tercipta insan-insan yang produktif, dapat memberikan kesempatan kerja pada siapapun, hingga pada akhirnya akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Dalam perjanjian kerjasama antara franchisor dan franchisee pada LKS Berkah Madani, salah satunya disebutkan bahwa franchisee berhak memakai manfaat dari merek Berkah Madani dan intelektual lainnya, dan franchisor berhak atas imbalan dengan waktu tertentu 3 tahun, atau jangka waktu tertentu sesuai kesepakatan. Maka konsep ini termasuk dalam bentuk kemitraan usaha yang berdasarkan akad sewa menyewa, yang dalam fiqih muamalat disebut “Ijarah”. Atau lebih tepatnya “pemilikan manfaat sesuatu yang dibolehkan dalam waktu tertentu dengan suatu imbalan”. 49 Kesamaannya dengan bisnis franchise ialah adanya pembatasan waktu yang diberikan franchisor LKS Berkah Madani Depok dalam penggunaan hak tersebut dalam waktu tertentu sesuai dengan kesepakatan. Objek yang disewakan merupakan sesuatu yang dimanfaatkan dan halal oleh para franchisee yaitu merek, dan karena ada imbalan yang diterima franchisor atas pemanfaatan hak tersebut yaitu franchise fee terutama biaya konsultan dan royalti sebesar 25 dari pendapatan bersih yang diperoleh franchisee. Adapun dasar hukum kebolehan mengadakan akad ini dapat disandarkan pada sabda Nabi SAW: ا ﻰ ﺎ ضْر ْا ىﺮْﻜ آ ﺎ و عْرﺰ ا ْ اﻮ ﺎﻬ ،ﺎﻬْ ءﺎ ْ ﺎ ﺪ ﺎ ﷲا لْﻮ ر ﺔ ْوا هﺬ ﺎﻬ ﺮﻜ ْنا ﺮ او ﻚ ذ ْ و و ْ ﷲا ﻰ ﻮ ا اور دواد و ﻰ ا ﺪ 50 Artinya: “Kami pernah mengenakan tanah dengan bayaran hasil pertaniannya, Rasulullah melarang kami melakukan hal tersebut dan memerintahkan agar kami menyewakannya dengan emas dan perak”. HR. Abu Daud dari Sa’d bin Abi Waqqash. Dan untuk syarat sahnya ijarah diperlukan syarat sebagai berikut: 49 Harun, Fiqh, h. 229 50 M. Hasbi ash-Shidiqi, Koleksi Hadist-hadist Hukum, Semarang, PT. Pustaka Rizki Putra, 2001, cet. III, jil. II, h. 216 a. Kedua orang yang berakad telah baligh dan berakal. b. Kerelaan kedua belah pihak yang melakukan akad transaksi. c. Mengetahui manfaat dengan sempurna barang jasa yang diakadkan sehingga mencegah terjadinya perselisihan. d. Hendaknya barang yang menjadi objek akad dapat dimanfaatkan kegunaannya menurut kriteria, realita, dan syara’. e. Dapat diserahkan sesuatu yang disewakan berikut kegunaan atau manfaatnya. f. Manfaatnya bukanlah sesuatu yang diharamkan tetapi mubah. g. Imbalannya harus berbentuk harta yang mempunyai nilai jelas yang diketahui. 51 Dari semua syarat sahnya ijarah diatas, menurut penulis tidak ada yang bertentangan dengan praktik bisnis franchise yang diterapkan LKS Berkah Madani, akan tetapi mengenai syarat nomor empat yaitu objek akad yang dapat diserahkan, bahwa kekayaan intelektual tersebut meskipun bersifat immaterial telah menjadi milik franchisor selama jangka waktu perjanjian kerja sama yang memiliki mutu, konsep, dan keunikan tersendiri, yang telah dibakukan secara tertulis. Sehingga franchisee mudah untuk memahami dan mempelajajari standar operasi dengan baik dan benar sesuai yang diharapkan franchisor. 51 Harun, Fiqh, h. 232-235

3. Tinjauan dalam Aspek Royalty Fee