yang mengajarkan mana yang baik dan buruk berdasarkan ajaran Allah dan Rasul Nya yang tertuang dalam al-Quran dan as-Sunnah.
Islam sangat memberikan keleluasan terhadap manusia untuk menggunakan segala potensi sumber daya yang dimiliki, termasuk
memberikan kelonggaran dalam kebebasan berkreasi, melakukan transaksi, dan melaksanakan bisnis ataupun investasi. Namun kebebasan
tersebut terikat oleh etika akhlak, karena apa pun aktifitas yang dilakukan oleh seseorang akan berdampak pada diri sendiri maupun orang lain,
disinilah peran etika untuk mengatur sistem kehidupan individu atau lembaga, kelompok, dan masyarakat dalam berinteraksi antar sesama.
37
Di dalam etika Islam ada penilaian atas perbuatan atau perilaku yang bernilai baik dan buruk ataupun yang boleh dan dilarang oleh Allah,
misalnya etika yang berkaitan dengan jual beli ada aturan-aturan yang harus ditaati, yaitu larangan menjual barang haram, jujur dalam takaran,
tidak menembunyikan cacat, dan memberikan hak khiyar pada pembeli.
3. Prinsip Usaha Bisnis Islami
Secara umum tujuan bisnis yang dilakukan pada saat ini biasanya bertujuan untuk mencapai profit, yang merupakan penghasilan revenue atas
cost atau biaya yang harus dikorbankan oleh pelaku, dengan profit ini dapat
37
Muslich, Etika Bisnis Islami, Yogyakarta, Ekonosia, 2004, h. 41
digunakan sebagai alat dan sarana antara lain untuk memajukan dan makin membesarnya bisnis di masa datang serta dapat meningkatkan kesejahteraan
stake holder yang terlibat dalam mendukung kegiatan bisnis yang bersangkutan.
Tujuan lainnya adalah menciptakan kesejahteraan bagi semua pihak yang terlibat dalam memberikan dukungan terhadap kegiatan bisnis, dengan adanya
kegiatan bisnis secara logis dikonsepsikan bahwa semua pihak memperoleh manfaat baik ekonomi, finansial, sosial, dan budaya. Sehingga masyarakat
luas akan memperoleh tingkat kesejahteraan yang tinggi.
38
Namun untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut, dibutuhkan lebih dari sekedar konsep maupun materi, tetapi juga etika atau moral agama yang dapat
menuntun manusia untuk melakukan kegiatan ekonomi sesuai dengan ajaran Islam. Abdul Mannan menerjemahkannya ke dalam prinsip-prinsip dasar
muamalah, diantaranya: a.
Pelaku ekonomi harus jujur dan tidak melakukan sumpah palsu. b.
Berlaku adil dan benar dalam penakaran, sebagaimana dijelaskan dalam QS al-Muthaffifin 83: 1-3
ْو ْ
نﻮ ْﻮ ْ سﺎ ا ﻰ اﻮ ﺎ ْآا اذإ ﺬ ا ْوأ ْ هﻮ ﺎآ اذإو
ْ هﻮ زو نوﺮ ْ
.
38
Ibid., h.12
Artinya: “Kecelakaan besarlah bagi orang-orang yang curang yaitu orang yang apabila menerima takaran dari orang lain,
mereka minta dipenuhi. Dan apabila menakar atau menimbang untuk orang lain, mereka mengurangi.” QS. Al-
Muthaffifin83:1-3
c. Mempunyai I’tikad baik dalam bertransaksi bisnis.
39
Dan juga harus berpegang pada prinsip-prinsip usaha yang harus diikuti meliputi beberapa hal, diantaranya:
a. Tetap mengumpulkan antara kepentingan individu dan masyarakat, serta
mengharamkan perdagangan yang dapat membahayakan masyarakat. b.
Antara dua penyelenggara muamalah harus ada keadilan dan kebebasan ijab qabul dalam melakukan akad.
c. Adanya cinta dan lemah lembut diantara dua penyelenggara muamalah.
d. Menjauhkan diri dari perselisihan.
40
Selain itu dalam bermuamalah juga harus terdapat asas-asas sebagai berikut:
a. Berusaha dengan usaha yang halal, sebagaimana dijelaskan dalam QS al-
Baqarah 2: 168
إ نﺎ ْ ا تاﻮ اﻮ ﺎ و ﺎ ﺎ ﺎ ضْرﺄْا ﺎ اﻮ آ سﺎ ا ﺎﻬ أﺎ ْ ﻜ
ﱞوﺪ
39
M. Abdul Mannan, Ekonomi Islam Teori dan Praktek, Yogyakarta, PT. Dana Bhakti Prima Yasa, 1997, h.288-289
40
Abu Ahmadi et.al., Sistem Ekonomi Islam: Prinsip-prinsip dan Tujuan-tujuannya, Surabaya, Bina Ilmu, 1990, h. 150
Artinya: “Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti
langkah-langkah syaitan; karena sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagimu”. QS. Al-Baqarah2: 168
b. Tidak merugikan orang lain, karena Islam dengan tegas melarang seorang
muslim merugikan orang lain. c.
Tidak mengandung unsur ribawi yang dapat merugikan dan mengharamkan transaksi ekonomi. Sebagaimana dijelaskan dalam QS Ali-
Imran 3: 130
ﻜ ا اﻮ او ﺔ ﺎ ﺎ ﺎ ْ أ ﺎ ﺮ ا اﻮ آْﺄ ﺎ اﻮ اء ﺬ ا ﺎﻬ أﺎ نﻮ ْ ْ
.
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memakan riba dengan berlipat ganda dan bertakwalah kamu kepada
Allah supaya kamu mendapat keberuntungan” . QS. Ali-
Imran3: 130 d.
Saling suka dan ridho tanpa ada paksaan dari siapapun dalam melakukan transaksi ekonomi.
e. Tidak mengandung unsur perjudaian maysir. Sebagaimana dijelaskan
dalam QS al-Maidah 5: 90
ْ ْ ر مﺎ ْزﺄْاو بﺎ ْﺄْاو ﺮ ْ ْاو ﺮْ ْا ﺎ إ اﻮ اء ﺬ ا ﺎﻬ أﺎ ا
نﻮ ْ ْ ﻜ ﻮ ْ ﺎ نﺎ ْ .
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya meminum khamar, berjudi, berkorban untuk berhala, mengundi nasib
dengan panah, adalah perbuatan keji termasuk perbuatan syaitan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu
mendapat keberuntungan”. QS. Al-Maidah5:90
f. Tidak terdapat unsur gharar segala transaksi yang transparan dan tidak
jelas sehingga berpotensi merugikan salah satu pihak.
g. Terdapat manfaat yang dapat diambil oleh kedua belah pihak didalam
melakukan transaksi ekonomi. h.
Penyediaan takaful saling menolong. i.
Tidak melakukan praktek asusila yaitu praktik usaha yang melanggar kesusilaan atau norma sosial.
41
C. Franchise dalam Perspektif Hukum Ekonomi Islam