g. Terdapat manfaat yang dapat diambil oleh kedua belah pihak didalam
melakukan transaksi ekonomi. h.
Penyediaan takaful saling menolong. i.
Tidak melakukan praktek asusila yaitu praktik usaha yang melanggar kesusilaan atau norma sosial.
41
C. Franchise dalam Perspektif Hukum Ekonomi Islam
1. Tinjauan dalam Aspek Hak Cipta
Unsur yang terpenting dalam Franchise adalah masalah hak cipta. Hak cipta dalam Franchise meliputi logo, merk, buku petunjuk pengoperasian
bisnis, brosur atau pamflet serta arsitektur tertentu yang berciri khas dari usahanya. Adapun imbalan dari penggunaan hak cipta ini adalah pembayaran
fee awal dari Franchisor kepada Franchisee.
42
Karya cipta merupakan kemaslahatan umum yang hakiki. Oleh sebab itu, hak para penciptanya perlu dilindungi dengan Undang-Undang dalam rangka
menjaga hak dan kepentingannya demi menegakkan keadilan di tengah masyarakat. Penalaran ini sesuai dengan jiwa dan tujuan syariah untuk
mengambil maslahat dan menolak madlarat
43
41
Ibid.
42
Suseno, Waralaba; Bisnis, h. 84
43
Ibid., h. 88
Jika terjadi pelanggaran terhadap hak tersebut, franchisor berhak untuk mengajukan gugatan untuk mendapatkan ganti rugi dan penghentian semua
perbuatan yang berkaitan dengan penggunaan merek tersebut setidaknya harus menghindari unsur di bawah ini:
1. Bertentangan dengan undang-undang, agama, kesusilaan, dan ketertiban
umum. 2.
Tidak memiliki daya pembeda. 3.
Tidak menjadi milik umum. 4.
Merupakan sesuatu yang berkaitan dengan barang atau jasa yang dimohonkan pendaftarannya.
44
Dalam kajian fiqih, merek dapat dimasukkan dalam haq ibtikar, yang berarti awal permulaan, maksudnya hak cipta kreasi yang dihasilkan oleh
seseorang untuk pertama kali. Atau boleh berbentuk sesuatu penemuan sebagai perpanjangan dari teori ilmuwan sebelumnya.
45
Hak cipta memiliki watak tersendiri, merupakan buah dari hasil karya otak manusia. Menurut
ulama fiqh, Al-Azz bin Abdussalam, apabila dilihat dari sisi materialnya, ibtikar lebih serupa dengan manfaat hasil suatu materi, seperti buah-buahan
dari pohon, susu hewan perahan. Ia berkomentar tentang pentingnya suatu
44
Budi Agus Riswandi, et.al., Hak Kekayaan Intelektual dan Budaya Hukum, Jakarta, PT. Rajagrafindo Persada, 2004, h. 85
45
Harun. Fiqh, h. 38-39
manfaat, seraya berkata: “Tujuan utama dari suatu harta adalah manfaatnya”.
46
MUI mengeluarkan fatwa khusus berkaitan dengan perlindungan HKI, yaitu fatwa MUI No. 1 Tahun 2003 tentang Hak Cipta.
47
Pendapat MUI menggolongkan Hak Cipta sebagai barang berharga yang boleh dimanfaatkan
secara syara hukum Islam. Dengan landasan: “Mayoritas ulama dari kalangan Mazhab Maliki, Syafii, dan Hambali
berpendapat bahwa hak cipta atas ciptaan yang orisinal dan manfaat tergolong harta berharga, sebagaimana benda jika boleh dimanfaatkan secara syara
hukum Islam”.
48
Berdasarkan fatwa tersebut dapat disimpulkan bahwa Hak Cipta dapat dimanfaatkan dan digolonglkan sebagai benda berharga, karena itu
diperbolehkan bagi pihak yang mempunyai Hak Cipta tersebut mengambil imbalan atas Hak Cipta nya yang dimanfaatkan oleh pihak lain dengan
persetujuannya. Hak cipta dalam kajian franchise, khususnya pada LKS Berkah Madani
yaitu pada Sistem Manajemen dan Aplikasi Sistem Informasi. Meskipun
46
Izzuddin ibn Abs as-Salam, Qawaid al-Ahkam fi Mashalih al-Anam, Beirut, Dar al-Kutub al-‘Ilmiyyah. tth, Jld II, h. 17
47
Fatwa MUI tentang Perlindungan Hak Kekayaan Intelektual HKI, http:www.mui.or.id, diakses pada 12 September 2008
48
Fathi al-Durani, Haqq al-Ibtikar fi al-Fiqh al-Islam al-Muqaran, Beirut, Mu’assasah al- Risalah, 1984, h. 20
bersifat immateriil, namun sistem tersebut telah dibukukan dan dijadikan pedoman dalam operasionalisasi LKS Berkah Madani. Berdasarkan dalil-dalil
yang telah dikemukakan sebelumnya, maka diperbolehkan bagi LKS Berkah Madani mendapatkan imbalan atas Hak Intelektualnya tersebut yang
dimanfaatkan oleh franchisee.
2. Tinjauan dalam Aspek Kemitraan Usaha