Gambaran Umum Objek Penelitian a.

memperoleh pendapatan tersebut. Selisih dari pendapatan dan biaya-biaya akan merupakan laba atau rugi perusahaan. Jika terjadi lebih pendapatan atas biaya-biaya yang terjadi berarti perusahaan mendapatkan laba, sedangkan jika terjadi selisih kurang pendapatan atas biaya-biaya maka perusahaan mengalami kerugian. Gade, 2005:16 Net After-Tax Income Laba bersih Setelah Pajak umumnya ditampilkan pada bottom line, yaitu Laba operasi tersisa setelah dikurangi dengan Biaya bungan, Biaya tidak terduga, serta Pajak pendapatan Income Taxes. Laba bersih setelah pajak earning after tax sangat diperlukan oleh pihak yang berkepentingan dengan perusahaan, karena hal ini menunjukan dana yang masih tersedia, apakah dana itu untuk membayarkan deviden bagi para pemegang saham atau ditahan dalam rangka pengembangan atau mempertahankan usaha dimasa datang. Wino, 2008.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Objek Penelitian a.

Properti Properti atau real estate merupakan salah satu investasi yang paling populer di banyak negara maju. Di Indonesia sendiri sektor properti telah digandrungi sejak tahun 1980-an oleh seluruh kalangan, mulai dari konglomerat, kelas menengah, hingga rakyat biasa. Hal ini dapat dilihat dengan kasat mata dengan maraknya pembangunan sektor properti seperti kompleks-kompleks perumahan, apartemen, pusat perbelanjaan, hotel, tempat rekreasi, rumah-rumah petakan, dan kos-kosan. Demiian pula dengan berjamurnya kantor-kantor agen properti yang berlabel lokal maupun asing sebagai tempat mediasi transaksi properti. Para pakar dan praktisi menyatakan bahwa properti menjadi pilihan berinvestasi yang menarik karena properti dinilai menawarkan banyak peluang bagi lebih banyak orang dibandingkan investasi lainnya. Dalam sektor properti siapa pun dapat berkecimpung, secara makro bisnis properti tidak banyak berpengaruh oleh kondisi apa pun. Pada saat perekonomian baik atau buruk, suku bunga tinggi atau rendah, pasar yang marak atau lesu, bagi properti relatif tidak ada bedanya. Perputaran uang di dalamnya tetap berlangsung dan selalu menarik, bahkan bagi sebagian orang justru dengan kondisi-kondisi tertentu merupakan peluang untuk mendapatkan keuntungan yang besar. Tidak sedikit pula yang ingin mendapatkan materi yang besar dari bisnis properti dan itu dapat diwujudkan. Sektor properti ada yang mengibaratkannya seperti sebuah tambang emas. Seseorang baru dapat menemukanya bongkahan emas hanya melalui penggalian yang berat dan gigih. Pendapat lain juga menganjurkan untuk menaati apa yang disebut ”piramida real estate”, yakni seiring dengan peningkatan pendapatan atau karier, hendaknya bergerak naik ke properti yang lebih besar dan bertransaksi yang lebih besar pula. Maksudnya, mulailah dengan investasi properti yang kecil, tambahkan nilai, bertransaksi properti yang lebih baik atau lebih besar, dan proses tersebut terus dilakukan hingga terhimpun keuntungan atau pemasukan sesuai dengan yang diharapkan. Pada literatur disebutkan bahwa bentuk properti terdiri dari aset berwujud tangible property, aset tidak berwujud intangible property, dan surat-surat berharga marketable securities. Aset berwujud dapat berupa tanah, bangunan, peralatan bangunan, termasuk kendaraan dan perhiasan. Aset tidak berwujud dapat berupa merek dagang, waralaba, hak cipta dan paten. Sedangkan surat-surat berharga diantaranya saham, obligasi, reksa dana, deposito, dan tabungan. Santoso, 2008:2. Dilf de Ross, yang terkenal sebagai penulis buku laris Real Estate Riches 2005 pernah melakukan sebuah riset terhadap orang-orang kaya. Penelitian yang berlangsung lebih dari tujuh bulan ini guna menemukan apa yang secara umum mereka miliki. Dia akhirnya menemukan dua hal yang sama-sama dimiliki oleh orang-orang tersebut. Pertama, hampir tanpa kecuali, mereka mempunyai integritas. Ucapan mereka sesuai dengan perbuatan mereka, sehingga dipercaya oleh orang lain. Integritas itu bukan murni karena faktor keturunan, tetapi setiap orang harus mempelajarinya. Kedua, hampir tanpa kecuali orang-orang tersebut menghasilkan kekayaan atau menyimpan kekayaanya pada sektor properti. Gary W. Eldred, PhD, penulis buku Trump University Real Estate 101 2006 berkeyakinan bahwa properti itu menawarkan lebih banyak peluang bagi banyak orang, karena dalam keadaan perekonomian hebat, perekonomian lemah, suku bunga tinggi, suku bunga rendah, pasar yang marak, pasar yang lesu, tidak akan berpengaruh terhadap bisnis properti. Eldred telah menghasilkan banyak keuntungan tanpa terpengaruhi oleh kondisi pasar tersebut dan terkenal sebagai investor properti yang sukses. Santoso, 2008:8. Sementara Donald Trump dan Robert T. Kiyosaki dalam bukunya Why We Want You to be Rich 2006 secara tegas menyatakan bahwa properti menawarkan keuntungan lain. Jika properti dibeli dengan harga tepat, didanai dengan baik, berada pada area yang bagus, dan dikelola dengan baik, setidaknya dapat menghasilkan keuntungan sebagai berikut: a. Arus kas akan masuk setiap bulan dan tahun. b. Bankir atau kreditor akan berbaris memberikan pinjaman untuk berinvestasi di properti. c. Nilai properti meningkat melaluin kreativitas, seperti memperbaiki rumah menjadi lebih menarik, atau mengubah apartemen menjadi kondominium. d. Kemampuan untuk dikembangkan, dari membeli sebuah rumah keluarga menjadi unit-unit yang berlipat. e. Dengan manajemen yang baik, nilai properti dapat ditingkatkan menjadi lebih baik sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan. f. Perkembangan populasi penduduk yang meningkat akan mengakibatkan permintaan naik, yang juga menyebabkan harga properti naik. Hempasan krisis keuangan global saat ini berdampak terhadap semua bisnis, tidak terkecuali bisnis properti. Namun optimisme dari para pengembang yakin jika hempasan tersebut tidak berpengaruh. Saat ini properti menjadi salah satu bisnis yang memiliki prospek yang cukup cerah, sekalipun telah terjadi krisis keuangan global bisnis ini tetap berjalan. Himpunan Pengusaha Muda Indonesia mengungkapkan optimismenya bahwa sektor properti di tahun 2009 akan berprospek baik, meski tidak dapat dipungkiri adanya perlambatan hampir di semua sektor industri. Optimisme terhadap prospek baik sektor properti tahun 2009 disebabkan kebutuhan perumahan yang masih cukup tinggi, terutama untuk rumah susun sederhana milik rusunami dan rumah sederhana sehat RSh. Prediksinya tahun di 2009 ini akan banyak proyek infrastruktur dan percepatan di bidang konstruksi. Darmawan, 2009:110. Prospek pembangunan properti perumahan di Indonesia masih terbuka dibanding pasar di negara di ASEAN. Hal tersebut menjadi simpulan survei perumahan yang dilakukan Thai Appraisal Foundation. Peluang properti sangat besar dilihat dari segi lahan yang sudah terbangun dibandingkan negara ASEAN seperti Malaysia dan Thailand, kata Sopon Pornchockchai, presiden Thai Appraisal Foundation pada Seminar Pasar Perumahan di Indonesia di Hotel Sultan Jakarta, Kamis, 19 Februari 2009. Menurut Pornchockchai, luasan pembangunan lahan di Indonesia baru terbangun 3,73 persen dari luasan 1,9 juta kilometer persegi. Sedangkan jumlah populasi mencapai 230 juta jiwa dan kepadatan 77 orang, serta pertumbuhan penduduk mencapai 1,5 persen sehingga merupakan peluang besar bagi industri perumahan. GDP pertumbuhan domestik bruto tumbuh 5,9 persen per tahun dan jumlah penduduk di bawah angka kemiskinan 18 persen, ujarnya. Dia menuturkan, selama survei sejak akhir November 2008 hingga awal Februari 2009 memperlihatkan kondisi perumahan di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi Jabodetabek yang mengalami pertumbuhan perumahan sangat cepat. Survei tersebut memperlihatkan, sebanyak 219 proyek perumahan tersedia selama masa survei. Jumlah total perumahan mencapai 52.184 unit perumahan dengan nilai total Rp 41,12 triliun atau US3,7 miliar. Dan dari hasil survei diketahui harga rata-rata per unit Rp 788 juta. Sebanyak 64 persen dari total unit sudah terjual, atau sekitar 18.606 unit masih tersedia di pasar. Sementara itu, penjualan rata-rata penjualan mencapai 6 persen atau 2.145 unit perbulan. Suplai saat ini mencapai 18.606 unit akan terserap pasar dalam waktu enam bulan, katanya. Namun yang perlu diperhatikan, kata Pornchockchai, dari 912 proyek tersebut baru 20 persen yang selesai dibangun. Sisanyanya, sekitar 80 persen unit masih dalam pembangunan yang diperkirakan selesai 2009. Di sini ada resiko bagi pembeli apakah unit akan diselesaikan atau tidak, katanya. Solusinya, menurut dia, harus ada kontrak yang fair untuk membangun kepercayaan masyarakat. Hasil survei itu menunjukkan di antara daerah yang disurvei, Jakarta pusat merupakan lokasi yang paling banyak terbangun yakni 55 persen dari pembangunan di Jakarta. Sebab, selama survei area central Jakarta membangun 14.837 unit, 28 persen di antaranya termasuk dalam survei. Sedangkan pendapatan dari pembangunan di area Jakarta Pusat mencapai Rp 21,63 triliun atau US1.967. Adapun kinerja proyek perumahan 2008, terdapat 84 proyek baru diresmikan dengan total 16,737 unit senilai Rp 11,57 triliun atau US1,052 miliar. Harga rata-rata yang ditawarkan Rp 692 juta. Nurlaila, 2009.

B. Deskriptif Analisis

Dokumen yang terkait

Pengaruh Hutang, Operating Ratio, Earning Power of Total Invesment, Rate of Return for Owners , Working Capital, Quick Ratio terhadap Dividen Tunai pada Perusahaan Perkebunan yang Terdaftar di BEI Periode 2009-2013

3 49 100

Analisis Pengaruh Likuiditas (Current Ratio), Profitabilitas (Return On Equity, Return On Investment, Earning Per Share), dan Inventory Turnover Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Tekstil Dan Garmen Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

2 110 99

Pengaruh Inventory Turnover Ratio, Account Payable to Cost of Goods Sold Ratio, Net Working Capital to Total Asset Ratio, dan Debt Ratio Terhadap Gross Profit Margin

5 89 108

Pengaruh Opini Audit, Debt To Total Asset Ratio, Earning Per Share, dan Ukuran Perusahaan Terhadap Audit Report Lag Pada Perusahaan Property dan Real Estate Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

1 64 99

Analisis pengaruh Quick Ratio, Working Capital to Total Asset, Inventory Turnover, Operating Ratio, Time Interest Earned terhadap Return On Asset pada perusahaan manufaktur sektor Food and Beverage yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

5 60 115

Pengaruh Debt to Total Assets Ratio, Kualitas Audit, dan Opini Going Concern Terhadap Audit Report Lag Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

4 49 97

Analisis Hubungan Receivable Turnover Ratio, Inventory Turnover Ratio, dan Total Asset Turnover Ratio Dengan Kemampulabaan Perusahaan Pada PTPN III (Persero) Medan

3 138 91

Analisis Pengaruh Current Ratio, Debt To Total Assets, Return On Invesment Dan Earning Per Share Terhadap Dividen Kas Pada Perusahaan Terbuka Di Bursa Efek Indonesia

1 55 97

Analisis Pengaruh Debt To Total Asset Ratio Dan Debt To Equity Ratio Terhadap Earning Per Share Pada Perusahaan Sektor Properti Dan Sektor Manufaktur Yang Go Public Di Bei

2 49 90

Analisis pengaruh risiko sistematis dan likuiditas terhadap ekspektasi pengembalian 14 saham LQ-45 di BEI periode 2004-2008 dengan menggunakan path analyisis

1 14 124