bulan, katanya. Namun yang perlu diperhatikan, kata Pornchockchai, dari 912 proyek tersebut baru 20 persen yang selesai dibangun. Sisanyanya, sekitar 80
persen unit masih dalam pembangunan yang diperkirakan selesai 2009. Di sini ada resiko bagi pembeli apakah unit akan diselesaikan atau tidak,
katanya. Solusinya, menurut dia, harus ada kontrak yang fair untuk membangun kepercayaan masyarakat.
Hasil survei itu menunjukkan di antara daerah yang disurvei, Jakarta pusat merupakan lokasi yang paling banyak terbangun yakni 55 persen dari
pembangunan di Jakarta. Sebab, selama survei area central Jakarta membangun 14.837 unit, 28 persen di antaranya termasuk dalam survei.
Sedangkan pendapatan dari pembangunan di area Jakarta Pusat mencapai Rp 21,63 triliun atau US1.967. Adapun kinerja proyek perumahan 2008, terdapat
84 proyek baru diresmikan dengan total 16,737 unit senilai Rp 11,57 triliun atau US1,052 miliar. Harga rata-rata yang ditawarkan Rp 692 juta. Nurlaila,
2009.
B. Deskriptif Analisis
1. Deskripsi Data Sampel
Berdasarkan pengambilan sampel secara judgement Sampling maka dapat diperoleh sampel sebagai berikut :
a. Perusahaan tercatat di BEI tahun 2005 sampai dengan tahun 2008
b. Data laporan keuangan tersedia berturut-turut untuk laporan tahun 2005
sampai dengan tahun 2008. c.
Perusahaan mempublikasikan laporan keuangan yang telah diaudit dengan menggunakan tahun buku yang berakhir pada tanggal 31
Desember.
d. Perusahaan yang termasuk dalam sektor properti. Dari keterangan-keterangan tersebut, maka dapat diperoleh sampel
penelitian yaitu 25 perusahaan dengan nama perusahaan sebagai berikut:
Tabel 4.1 Sampel Data Penelitian
No Kode Perusahaan
Nama Perusahaan
1 BIPP
Bhuwanatala Indah Permai Tbk. 2
BKSL Bukit Sentul Tbk.
3 BMSR
Bintang Mitra Semestaraya Tbk. 4
CTRA Ciputra Development Tbk.
5 CTRS
Ciputra Surya Tbk. 6
DART Duta Anggada Realty Tbk.
7 DPNS
Duta Pertiwi Nusantara Tbk. Lanjutan Tabel 4.1
8 DUTI
Duta Pertiwi Tbk. 9
ELTY Bakrieland Development Tbk.
10 GMTD
Gowa Makasar Tourism Dev. Tbk. 11
JRPT Jaya Real Property Tbk.
12 KIJA
Kawasan Industri Jababeka Tbk. 13
LAMI Lamicitra Nusantara Tbk.
14 LPCK
Lippo Cikarang Tbk. 15
LPKR Lippo Karawaci Tbk.
16 MDLN
Modernland Realty Tbk. 17
OMRE Indonesia Prima Property Tbk.
18 PTRA
New Century Development Tbk. 19
PWON Pakuwon Jati Tbk.
20 PWSI
Panca Wiratama Tbk 21
RBSM Ristia Bintang Mahkotasejati Tbk.
22 RODA
Roda Panggon Harapan Tbk. 23
SIIP Suryainti Permata Tbk.
24 SMDM
Suryamas Dutamakmur Tbk 25
SMRA Summarecon Agung Tbk
Sumber : Bursa Efek Indonesia
2. Deskripsi Analisis Data
Perolehan data dari variabel-variable yang diteliti, di antaranya adalah: a. Current Ratio
Rasio ini menyatakan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya yang akan jatuh tempo kurang dari 1 tahun.
Untuk mengetahui besarnya tingkat current ratio dari 25 perusahaan properti periode 2005-2008 dapat dilihat dari tabel 4.2 berikut:
Tabel 4.2 Current Ratio
No Kode Perusahaan
2005 2006
2007 2008
1 BIPP
0.14 0.79
0.79
0.16
2 BKSL
1.27 3.15
5.87 4.98
3 BMSR
0.11 0.06
113.61 4.14
4 CTRA
0.86 3.08
4.47 3.81
5 CTRS
1.73 2.25
2.65 2.22
6 DART
0.41 0.29
0.19 0.41
7 DPNS
7.75 4.90
4.13 4.53
8 DUTI
1.48 1.59
1.91 2.18
9 ELTY
0.87 1.15
3.00 2.30
10 GMTD
0.77 0.76
0.9 0.91
11 JRPT
1.66 1.43
1.24 1.17
12 KIJA
3.33 4.91
3.37 2.72
13 LAMI
1.88 1.91
1.37 1.25
14 LPCK
1.24 1.17
1.11 1.05
15 LPKR
1.67 2.83
2.93 2.84
16 MDLN
1.73 1.90
2.34 1.50
17 OMRE
0.21 0.11
0.11 0.11
18 PTRA
1.70 1.75
2.21 1.77
19 PWON
1.04 0.51
0.98 0.91
20 PWSI
0.29 0.27
0.25 0.24
21 RBSM
7.77 12.20
4.93 4.52
22 RODA
13.48 22.61
14.96 5.61
23 SIIP
1.00 1.52
3.95 3.29
24 SMDM
15.36 27.73
27.02 29.73
25 SMRA
1.11 1.43
1.26 1.59
Rata-rata 2.75
4.01 8.22
3.36 Ket : Dalam satuan kali X
Sumber : data diolah Berdasarkan tabel 4.2 menunjukkan bahwa rata-rata current ratio dari
industri ini pada tahun 2007 lebih tinggi dibandingkan tahun 2005, 2006 dan 2008. Tahun 2005 rata-rata current ratio dari industri ini sebesar 2.75
di mana nilai tertinggi dimiliki oleh perusahaan Suryamas Dutamakmur Tbk. yaitu sebesar 15.36 sedangkan terendah dimiliki oleh perusahaan
Bintang Mitra Semestaraya Tbk. yaitu sebesar 0.11. Kemudian pada tahun 2006, rata-rata current ratio sebesar 4.01, di mana nilai tertinggi dimiliki
oleh perusahaan Suryamas Dutamakmur Tbk. yaitu sebesar 27.73 sedangkan terendah dimiliki oleh perusahaan Indonesia Bintang Mitra
Semestaraya Tbk. yaitu sebesar 0.06. Kemudian untuk tahun 2007 rata-rata current ratio
sebesar 8.22 di mana nilai tertinggi dimiliki oleh perusahaan Bintang Mitra Semestaraya Tbk. yaitu sebesar 113.61 sedangkan terendah
dimiliki oleh perusahaan Indonesia Prima Properti Tbk. yaitu sebesar 0.11. Kemudian pada tahun 2008 rata-rata current ratio sebesar 3.36 di mana
nilai tertinggi dimiliki oleh perusahaan Suryamas Dutamakmur Tbk. yaitu sebesar 29.73 sedangkan terendah dimiliki oleh perusahaan Indonesia
Prima Property Tbk. yaitu sebesar 0.11. b. Quick Ratio
Quick ratio adalah perbandingan antara aktiva lancar dikurangi
persediaan dengan hutang lancar, Brigham and Daves 2004: 231. Rasio ini menunjukkan kemampuan aktiva lancar yang paling likuid dengan
mengeluarkan pos persediaan dan uang muka biaya dari aktiva lancar mampu membiayai hutang lancar.
Untuk mengetahui besarnya tingkat quick ratio dari 25 perusahaan property periode 2005-2008 dapat dilihat dari tabel 4.3 berikut:
Tabel 4.3 Quick Ratio
No Kode Perusahaan
2005 2006
2007 2008
1 BIPP
0.14 0.79
0.44 0.16
2 BKSL
0.05 0.44
0.41 0.39
3 BMSR
0.07 0.03
112.75 4.07
4 CTRA
0.13 1.00
2.67 2.27
5 CTRS
0.55 0.37
0.49 0.34
6 DART
0.23 0.16
0.10 0.07
7 DPNS
5.81 3.64
3.04 2.67
8 DUTI
0.54 0.37
0.67 0.80
9 ELTY
0.58 0.25
1.50 1.09
10 GMTD
0.01 0.01
0.04 0.10
11 JRPT
0.11 0.13
0.13 0.13
12 KIJA
1.76 1.93
0.92 0.61
13 LAMI
0.3 0.09
0.24 0.25
14 LPCK
0.16 0.11
0.10 0.10
15 LPKR
0.37 1.04
1.16 1.08
16 MDLN
0.94 1.23
1.72 0.90
17 OMRE
0.20 0.10
0.10 0.10
18 PTRA
0.021 0.016
0.003 0.005
19 PWON
1.03 0.51
0.97 0.90
20 PWSI
0.007 0.005
0.004 0.004
21 RBSM
0.97 1.79
1.10 1.03
22 RODA
0.93 2.78
3.07 4.92
23 SIIP
0.18 0.28
2.31 1.00
24 SMDM
0.76 1.33
3.18 2.90
25 SMRA
0.48 0.54
0.76 0.79
Rata-rata 0.65
0.76 5.52
1.07 Ket : Dalam satuan kali X
Sumber : data diolah Berdasarkan tabel 4.3 menunjukkan bahwa rata-rata quick ratio dari
industri ini pada tahun 2007 lebih tinggi dibandingkan tahun 2005, 2006 dan 2008. Tahun 2005 rata-rata quick ratio dari industri ini sebesar 0.65 di
mana nilai tertinggi dimiliki oleh perusahaan Duta Pertiwi Nusantara Tbk. yaitu sebesar 5.81 sedangkan terendah dimiliki oleh perusahaan Panca
Wiratama Tbk. yaitu sebesar 0.007. Kemudian pada tahun 2006, rata-rata quick ratio
sebesar 0.76, di mana nilai tertinggi dimiliki oleh perusahaan Duta Pertiwi Nusantara Tbk. yaitu sebesar 3.64 sedangkan terendah
dimiliki oleh perusahaan Panca Wiratama Tbk. yaitu sebesar 0.005. Kemudian untuk tahun 2007 rata-rata quick ratio sebesar 5.52 di mana
nilai tertinggi dimiliki oleh perusahaan Bintang Mitra Semestaraya Tbk. yaitu sebesar 112.75 sedangkan terendah dimiliki oleh perusahaan New
Century Development Tbk. yaitu sebesar 0.003. Kemudian pada tahun 2008 rata-rata quick ratio sebesar 1.07 di mana nilai tertinggi dimiliki
oleh perusahaan Roda Panggon Harapan Tbk. yaitu sebesar 4.92 sedangkan terendah dimiliki oleh perusahaan Panca Wiratama Tbk. yaitu
sebesar 0.004. c. Working capital to total asset ratio
Working capital to total asset ratio adalah rasio modal kerja terhadap
total aktiva, rasio ini adalah ukuran bersih pada aktiva lancar perusahaan terhadap modal perusahaan. Modal kerja bersih adalah selisih antara aktiva
lancar dikurangi hutang lancar. Untuk mengetahui besarnya tingkat working capital to total asset
ratio dari 25 perusahaan property periode 2005-2008 dapat dilihat dari
tabel 4.4 berikut:
Tabel 4.4 Working capital to total asset ratio
No Kode Perusahaan
2005 2006
2007 2008
1 BIPP
-0.14 -0.05
-0.13 -0.33
2 BKSL
0.07 0.29
0.35 0.38
3 BMSR
-0.08 -0.10
0.38 0.13
4 CTRA
-0.09 0.40
0.46 0.42
5 CTRS
0.35 0.48
0.41 0.28
6 DART
-0.44 -0.52
-0.61 -0.61
7 DPNS
0.59 0.54
0.54 0.48
8 DUTI
0.11 0.14
0.18 0.23
9 ELTY
-0.04 0.05
0.37 0.30
10 GMTD
-0.15 -0.16
-0.06 -0.05
11 JRPT
0.15 0.12
0.08 0.06
12 KIJA
0.27 0.33
0.15 0.13
13 LAMI
0.33 0.38
0.22 0.16
14 LPCK
0.12 0.09
0.06 0.03
15 LPKR
0.24 0.44
0.45 0.47
16 MDLN
0.15 0.16
0.23 0.11
17 OMRE
-0.35 -0.45
-0.47 -0.48
18 PTRA
0.33 0.34
0.39 0.37
19 PWON
-0.09 -0.01
-0.001 -0.01
20 PWSI
-0.72 -0.82
-0.96 -1.04
21 RBSM
0.54 0.56
0.51 0.29
22 RODA
0.55 0.56
0.55 0.21
23 SIIP
-0.00009 0.05
0.26 0.22
24 SMDM
0.81 0.84
0.87 0.88
25 SMRA
0.04 0.11
0.07 0.13
Rata-rata 0.10
0.15 0.17
0.11 Ket : Dalam satuan kali X
Sumber : data diolah Berdasarkan tabel 4.4 menunjukkan bahwa rata-rata working capital to
total asset ratio dari industri ini pada tahun 2007 lebih tinggi dibandingkan
tahun 2005, 2006 dan 2008. Tahun 2005 rata-rata working capital to total asset ratio
dari industri ini sebesar 0.10 di mana nilai tertinggi dimiliki oleh perusahaan Suryamas Dutamakmur Tbk. yaitu sebesar 0.81 sedangkan
terendah dimiliki oleh perusahaan Panca Wiratama Tbk. yaitu sebesar -0.72. Kemudian pada tahun 2006, rata-rata working capital to total asset ratio
sebesar 0.15, di mana nilai tertinggi dimiliki oleh perusahaan Suryamas Dutamakmur Tbk. yaitu sebesar 0.84 sedangkan terendah dimiliki oleh
perusahaan Indonesia Panca Wiratama Tbk. yaitu sebesar -0.82. Kemudian untuk tahun 2007 rata-rata working capital to total asset ratio sebesar 0.17 di
mana nilai tertinggi dimiliki oleh perusahaan Suryamas Dutamakmur Tbk. yaitu sebesar 0.87 sedangkan terendah dimiliki oleh perusahaan Panca
Wiratama Tbk. yaitu sebesar -0.96. Kemudian pada tahun 2008 rata-rata working capital to total asset ratio
sebesar 0.11 di mana nilai tertinggi dimiliki oleh perusahaan Suryamas Dutamakmur Tbk. yaitu sebesar 0.88
sedangkan terendah dimiliki oleh perusahaan Panca Wiratama Tbk. yaitu sebesar -1.04.
B. Hasil dan Pembahasan 1. Pengujian Asumsi Klasik