3. Koefisien Determinasi Adjusted R Square
Pada bagian ini, dilakukan uji koefisien determinasi untuk menggambarkan seberapa besar perubahan atau variasi dari variabel dependen
yang dapat dijelaskan oleh perubahan atau variasi dari variabel independen. Dengan mengetahui nilai koefisien determinasi, maka akan dapat menjelaskan
kebaikan dari model regresi dalam memprediksi variabel independen. Koefisien determinasi atau adjusted R
2
dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 4.11 Koefisien Determinasi Adjusted
R
2
Model Summary
b
Model R
R Square Adjusted R Square
1 .383
a
.147 .120
a. Predictors: Constant, x3, x2, x1 b. Dependent Variable: y
Sumber: Data diolah Berdasarkan tabel 4.11 dapat dilihat angka koefisien determinasi
Adjusted R Square sebesar 0,120 atau 12. Hal ini menunjukkan bahwa variabel independen berupa current ratio, quick ratio, dan working capital to
total asset ratio dapat menjelaskan variabel dependen earning after tax
sebesar 12 dan sisanya sebesar 88 dijelaskan oleh variabel-variabel lain di luar penelitian ini.
4. Analisis Regresi Berganda
Berdasarkan analisis hasil penelitian didapatkan semua variabel independen mempunyai pengaruh signifikan terhadap earning after tax yaitu
current ratio , quick ratio, dan working capital to total asset ratio. Hasil
persamaan regresi sebagai berikut:
R
i
= 71.707 - 8.889 Current Ratio + 7.927 Quick Ratio + 108.846 WCTTAR
Berdasarkan persamaan regresi di atas, nilai konstanta menyatakan bahwa jika variabel independen bernilai nol maka nilai Ri earning after tax
adalah sebesar 71.707 atau apabila tidak ada pengaruh atau perubahan variabel
yang terdiri dari current ratio, quick ratio dan working capital to total asset ratio,
atau jika X
1
, X
2 ,
X
3 = ,
maka nilai variabel dependen yaitu earning after tax
Y adalah sebesar 71,707. Berdasarkan persamaan regresi di atas menunjukkan bahwa koefisien
current ratio
bertanda negatif sebesar -8.889. Hal ini menunjukkan jika terjadi
peningkatan current ratio sebesar 1 maka akan menimbulkan penurunan earning after tax
sebesar -8.889, dengan asumsi variabel lain bernilai nol dan
konstan. Dengan demikian dapat diinterpretasikan bahwa current ratio berpengaruh negatif terhadap earning after tax, artinya semakin besar current
ratio maka akan semakin rendah earning after tax yang diperoleh.
Berdasarkan persamaan regresi di atas menunjukkan bahwa koefisien quick ratio
bertanda positif sebesar 7.927. Hal ini menunjukkan jika quick ratio
mengalami kenaikan sebesar 1 maka akan menimbulkan kenaikan earning after tax
sebesar 7.927, dengan asumsi variabel lain diabaikan dan konstan. Dengan demikian dapat diinterpretasikan bahwa quick ratio
berpengaruh positif terhadap earning after tax, artinya semakin tinggi kenaikan quick ratio maka akan semakin besar earnng after tax yang
diperoleh. Berdasarkan persamaan regresi di atas menunjukkan bahwa koefisien
working capital to total asset ratio bertanda positif sebesar 108.846. Hal ini
menunjukkan jika working capital to total asset ratio mengalami kenaikan
sebesar 1 maka akan menimbulkan kenaikan earning after tax sebesar 108.846, dengan asumsi variabel lain diabaikan dan konstan. Dengan
demikian dapat diinterpretasikan bahwa working capital to total asset ratio berpengaruh positif terhadap Earning After Tax, artinya semakin tinggi
kenaikan working capital to total asset ratio maka akan semakin besar earnng after tax
yang diperoleh.
C. Interpretasi