Working capital to total asset ratio digunakan untuk mengukur
kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajibanya dan memberikan indikasi distribusi dari asset perusahaan apakah likuid atau tidak likuid.
Nelson, 2008:458.
2. Operasionalisasi Variabel Dependen Penelitian
Variabel dipenden sering juga disebut dengan variabel output, kriteria, konsekuen, dalam bahasa Indonesia sering disebut sebagai variabel terikat.
Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. Sugiyono, 2008:39.
a. Earning After Tax
Menurut prinsip akuntansi Indonesia penyajian laba dalam laporan rugi- laba adalah:
a. Penjuala – Harga Pook Penjualan = Laba Bruto b. Laba Bruto – Beban Usaha = Laba Usaha
c. Laba Usaha + Pendapatan Lain-lain – Beban Lain-lain = Laba Sebelum Pos Luar Biasa
d. Laba Sebelum Pos Luar Biasa – Pos Luar Biasa dan Pengaruh Kumulatif dari Perubahan Prinsip Akuntansi = Laba Sebelum Pajak
e. Laba Sebelum Pajak – Pajak = Laba Setelah Pajak earning after tax Perhitungan laba-rugi perusahaan dilakukan dengan membandingkan
antara pendapatan suatu periode tertentu dengan biaya-biaya untuk Aktiva Lancar – Kewajiban Lancar
Working Capital To Total Asset Ratio =
Jumlah Aktiva Total Asset
memperoleh pendapatan tersebut. Selisih dari pendapatan dan biaya-biaya akan merupakan laba atau rugi perusahaan. Jika terjadi lebih pendapatan atas
biaya-biaya yang terjadi berarti perusahaan mendapatkan laba, sedangkan jika terjadi selisih kurang pendapatan atas biaya-biaya maka perusahaan
mengalami kerugian. Gade, 2005:16 Net After-Tax Income
Laba bersih Setelah Pajak umumnya ditampilkan pada bottom line, yaitu Laba operasi tersisa setelah dikurangi dengan Biaya
bungan, Biaya tidak terduga, serta Pajak pendapatan Income Taxes. Laba bersih setelah pajak earning after tax sangat diperlukan oleh pihak yang
berkepentingan dengan perusahaan, karena hal ini menunjukan dana yang masih tersedia, apakah dana itu untuk membayarkan deviden bagi para
pemegang saham atau ditahan dalam rangka pengembangan atau mempertahankan usaha dimasa datang. Wino, 2008.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian a.
Properti
Properti atau real estate merupakan salah satu investasi yang paling populer di banyak negara maju. Di Indonesia sendiri sektor properti telah
digandrungi sejak tahun 1980-an oleh seluruh kalangan, mulai dari konglomerat, kelas menengah, hingga rakyat biasa. Hal ini dapat dilihat
dengan kasat mata dengan maraknya pembangunan sektor properti seperti kompleks-kompleks perumahan, apartemen, pusat perbelanjaan, hotel, tempat
rekreasi, rumah-rumah petakan, dan kos-kosan. Demiian pula dengan berjamurnya kantor-kantor agen properti yang berlabel lokal maupun asing