Jenis Makanan Anak Usia 0-24 Bulan

BAB V PEMBAHASAN

5.1. Jenis Makanan Anak Usia 0-24 Bulan

Dari hasil penelitian yang dilakukan, dijumpai jenis makanan yang diberikan pada anak usia 0-24 bulan sebagian besar berupa makanan yang dibuat sendiri seperti bubur nasi, nasi tim, dan makanan keluarga. Makanan tersebut biasanya dicampur dengan berbagai macam lauk pauk seperti bayam, wortel, daun singkong, kentang, tomat dan ikan. Ikan yang biasa dikonsumsi anak usia 0-24 bulan di Desa Ginolat adalah ikan pora-pora karena harganya terjangkau dan mudah diperoleh oleh masyarakat. Dalam seminggu, keluarga biasanya mengkonsumsi ikan pora-pora sebanyak 4 kali. Ikan pora-pora ini dimasak dengan cara diarsik, bila ibu memberi makan anak maka ikan ini dicuci terlebih dahulu agar tidak pedas sehingga rasanya kurang enak. Hal ini menyebabkan kurangnya selera makan anak. Akan tetapi, masih ada 45 yang jenis makanannya tidak baik, dimana makanan yang diberikan ibu kepada anak diolah menjadi makanan lumat hanya terdiri dari tepung beras tanpa lauk pauk. Pada anak umur 0-6 bulan dijumpai jenis makanan yang diberikan berupa pemberian ASI dan susu formula. Akan tetapi ada juga yang telah memberikan nasi tim kepada anak usia kurang dari 6 bulan yaitu sebesar 33,3, dengan alasan bahwa anaknya masih lapar jika hanya diberi ASI. Hal ini tidak sesuai dengan anjuran pemberian ASI Eksklusif, dimana ibu dianjurkan memberikan hanya ASI saja dalam enam bulam pertama kehidupan bayi Dinkes Prop SU, 2006. Universitas Sumatera Utara Sementara anak usia 7-12 bulan, jenis makanan yang diberikan adalah nasi tim dan bubur susu yang diperoleh dari Posyandu. Akan tetapi, hanya sedikit ibu yang memberikan sari buah kepada anaknya. Sari buah yang biasa diberikan kepada anak adalah buah pisang dan pepaya, namun sebagian besar anak tidak suka makan buah. Buah yang dikonsumsi oleh masyarakat Ginolat di peroleh dari ladang sendiri, mereka sangat jarang membeli buah dikonsumsi. Di desa Ginolat, biasanya ibu masih memberikan ASI kepada anaknya hingga umur 18 bulan, akan tetapi masih dijumpai ibu yang hanya memberikan ASI sampai usia di bawah 6 bulan. Pada anak usia 12-24 bulan ibu dianjurkan memberikan makanan keluarga kepada anak disamping pemberian ASI. Responden pada umumnya sudah memberikan makanan keluarga kepada anaknya. Namun, anak hanya diberi nasi dengan kuah sayur tanpa memberi ikan. Ikan pora-pora yang biasa dikonsumsi keluarga tidak disukai anak karena rasa bosan, tetapi ibu tidak berusaha mengganti lauk dengan makanan lain sehingga anak hanya diberi nasi. Pemberian makanan pendamping harus bertahap dan bervariasi, mulai dari bentuk bubur cair ke bubur kental, sari buah, buah segar, makanan lumat, makanan lembek dan akhirnya makanan padat. Pemberian makanan pendamping dilakukan secara berangsur-angsur untuk mengembangkan kemampuan bayi mengunyah dan menelan serta menerima macam-macam makanan dengan berbagai tekstur dan rasa Sulistijani, 2001. Sebagian besar keluarga di Desa Ginolat tidak memperhatikan pemberian makanan pada anaknya. Mereka hanya memberikan makanan kepada anaknya dengan apa yang tersedia di rumah tanpa memperhatikan aspek gizi. Hanya Universitas Sumatera Utara sedikit dijumpai keluarga yang memperhatikan aspek gizi dari makanan yang diberikan kepada anaknya. Sementara menurut pendapat Roesli, bahwa sikap ketidak pedulian ibu terhadap gizi dan kesehatan anak juga dapat mempengaruhi status gizi anak sehingga anak tidak mendapat makanan yang jumlahnya cukup, beragam dan seimbang Roesli, 2005.

5.2. Frekuensi Makan Anak Usia 0-24 bulan