Definisi Variabel Operasional Penelitian Gambaran Umum Kabupaten Toba Samosir dan Kecamatan Porsea

Dengan kriteria uji terima H 1 , tolak H jika t hit t tabel 0,05 terima H , tolak H 1 jika t hit t tabel 0,05 Untuk mendukung dan memperkuat hipotesis pertama mengetahui CSR PT. Toba Pulp Lestari berperan dalam meningkatkan pendapatan ,Peningkatan pendidikan dan untuk mengetahui bahwa CSR berperan dalam meningkatkan penyerapan tenaga kerja maka dilakukan dengan Analisis Deskriptif.

3.5. Definisi Variabel Operasional Penelitian

Definisi Variabel Operasional Penelitian ini adalah : 1. Pendapatan adalah pendapatan atau hasil yang diperoleh dari sumber pendapatan yang diterima secara aktual oleh seorang penduduk tenaga sebelum dan sesudah adanya program CSR yang diukur dengan rupiah Rp. 2. Tingkat Pendidikan yaitu lamanya bersekolah kepala keluarga penduduk sebelum dan sesudah adanya program CSR melalui pendidikan formal tahun. 3. Penyerapan Tenaga Kerja adalah jumlah tenaga kerja yang terserap sebelum dan sesudah adanya program CSR PT. Toba Pulp Lestari orang Universitas Sumatera Utara BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum Kabupaten Toba Samosir dan Kecamatan Porsea

4.1.1. Gambaran Umum dan Sejarah Terbentuknya Kabupaten Toba Samosir Kabupaten Toba Samosir terbentuk berdasarkan Undang-Undang No. 12 Tahun 1998 tentang Pembentukan Kabupaten Daerah Tingkat II Toba Samosir. Kabupaten Toba Samosir merupakan pemekaran dari Kabupaten Tapanuli Utara yang diresmikan pada tanggal 9 Maret 1999 oleh Menteri Dalam Negeri, sekaligus melantik Pejabat Bupati Kabupaten Toba Samosir. Pada saat dibentuk Kabupaten Toba Samosir terdiri dari 13 Kecamatan dan 4 perwakilan kecamatan, 281 desa serta 19 kelurahan. Secara geografis Kabupaten Toba Samosir terletak di bagian tengah Propinsi Sumatera Utara pada garis koordinat 2 03’- 2 40’ Lintang Utara dan 98 56’-99 40’ Bujur Timur. Berada di jajaran pegunungan Bukit Barisan, Kabupaten Toba Samosir memiliki karakter topografi dan kontur tanah yang beraneka ragam datar, landai miring dan terjal pada ketinggian 300 - 2.200 meter di atas permukaan laut. Universitas Sumatera Utara Gambar 5. Peta Wilayah Kabupaten Toba Samosir Berdasarkan Batas Wilayah Kecamatan Sumber : Kabupaten Toba Samosir dalam Angka Tahun 2009, Skala 1 : 503.036 Dengan luas wilayah 2.021,80 km , Kabupaten Toba Samosir diapit oleh lima Kabupaten, di sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Simalungun, sebelah Timur dengan Kabupaten Labuhan Batu dan Asahan, sebelah selatan dengan Kabupaten Tapanuli Utara dan sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Samosir. Universitas Sumatera Utara Gamb ar 6. Perbandingan Luas Wilayah Kecamatan Terhadap Luas Kabupaten Toba Samosir 2008 Sumber : Kabupaten Toba Samosir dalam Angka Tahun 2009 Kabupaten Toba Samosir dengan jumlah penduduk 172.746 jiwa pada tahun 2008 ini dengan ibukota Balige, merupakan wilayah tradisional etnik Batak Toba. Dengan jumlah rumah tangga 38.276 RT, sebagian besar penduduk menggantungkan hidup pada sektor pertanian dengan komoditas padi sebagai unggulan. Dimana tingkat kepadatan penduduk kabupaten ini sebesar 85.4 jiwakm² pada tahun 2008 Berdasarkan data yang bersumber dari Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Toba Samosir tahun 2008 jumlah lowongan kerja yang terdaftar. di dinas tersebut sebesar 1.067 lowongan. Kesemua lowongan tersebut telah terpenuhi. Dari 614 orang pencari kerja yang terdaftar pada Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Toba Samosir tahun 2008, yang diterima berjumlah 436 orang dari berbagai latar belakang pendidikan. Universitas Sumatera Utara Gambar 7 : Jumlah Pencari Kerja yang Terdaftar Menurut Tingkat Pendidikan 2008 Sumber : Kabupaten Toba Samosir dalam Angka Tahun 2009. Tahun 2008 luas panen padi seluas 22.268 Ha dengan jumlah produksi sebesar 103.760 ton. Dimana sektor pertanian ini member kontribusi sebesar 27.14 terhadap total PDRB Kabupaten Toba Samosir. Luas panen dan produksi tanaman jagung tahun 2008 seluas 7.856 Ha dengan produksi yang dihasilkan sebesar 25.118 ton, dengan tingkat produktivitas sebesar 31,97 KwHa. Sementara luas panen kacang tanah tahun 2008 seluas 164 Ha dengan produksi yang dihasilkan 191 ton. Untuk tanaman sayur-sayuran, seperti cabe, bawang merah, bawang putih, bawang daun, buncis, kentang dan sebagainya baik luas panen dan produksinya dapat dilihat pada table 5.1.8 secara lengkap. Untuk tanaman buah-buahan yang cukup potensial di Kabupaten Toba Samosir adalah buah mangga, alpukat, durian, pisang, jeruk dan nenas. Produksi hasil hutan yang terbesar tercatat adalah Pulp dan Eucalyptus masing-masing sebanyak 197.097,22 ton dan 91.703,18 m3. Kabupaten Toba Samosir Memiliki 2 industri besar yaitu PT. Indonesia Asahan Aluminium INALUM yang memiliki jaringan pembangkit listrik tenaga air PLTA Asahan bersama dengan PT. Toba Pulp Lestari Tbk, dan 519 unit usaha Universitas Sumatera Utara kecil dengan jumlah tenaga kerja terserap sebanyak 1.239 orang yang bergerak pada bidang produksi tenunan tradisional ulos, kerajinan kulit, produk konsumsi, PT. Inalum Divisi PLTA, dan PT. Toba Pulp Lestari TPL yang terletak di Kecamatan Porsea menjadi kontributor PDRB kabupaten di sektor industri.

4.1.2. Gambaran Umum Kecamatan Porsea

Kecamatan Porsea berada pada 20 24’ - 20 37’ Lintang Utara dan 990 03’ – 990 16’ Bujur Timur, dengan luas wilayah 31,45 km2 dan diapit oleh 4 kecamatan lainnya dalam wilayah Kabupaten Toba Samosir. Sebelah utara berbatasan dengan Kecamatan Bonatua Lunasi, sebelah selatan berbatasan dengan Kecamatan Siantar Narumonda, sebelah timur berbatasan dengan Kecamatan Parmaksian, sedangkan sebelah barat berbatasan dengan Kecamatan Uluan. Kecamatan Porsea terletak pada wilayah dataran tinggi, dengan ketinggian antara 905 - 1.500 meter di atas permukaan laut, dengan topografi dan kontur tanah yang beraneka ragam, yaitu datar, landai, miring dan terjal. Sesuai dengan letaknya yang berada di garis khatulistiwa, Kecamatan Porsea tergolong ke dalam daerah beriklim tropis basah dengan suhu berkisar antara 170C - 290 C dan rata-rata kelembaban udara 85,04 persen. Desa Lumban Huala merupakan desa dengan wilayah terluas yaitu 7,83 km2 atau sekitar 8,99 persen dari luas total kecamatan dan Kelurahan Pasar Porsea merupakan desakelurahan dengan wilayah terkecil yaitu 0,08 km2 atau sekitar 0,09 persen dari luas total kecamatan. Dari luas Kecamatan Porsea yaitu 31,45 km2 3.145 ha, 1.316 ha merupakan areal persawahan dan sisanya 1.829 ha merupakan tanah kering termasuk areal perumahan. Jumlah penduduk Kecamatan Porsea pada tahun 2008 berjumlah 10.896 jiwa yang terdiri dari 5.288 jiwa laki –laki dan 5.608 perempuan. Jumlah rumah tangga di Universitas Sumatera Utara Kecamatan Porsea pada tahun 2008 berjumlah 2.508 Rumah Tangga. Kelurahan Pasar Porsea merupakan desakelurahan dengan tingkat kepadatan penduduk tertinggi dengan 18.838 jiwa km2. Sementara Desa Gala-gala Pangkailan merupakan desa dengan tingkat kepadatan penduduk terendah yaitu 80,0 jiwa km2. Dilihat dari sisi rata – rata Anggota Rumah Tangga, Desa Parparean II memiliki angka yang paling tinggi yaitu sebesar 5,12 yang artinya setiap rumah tangga yang ada di desa ini rata – rata memiliki anggota rumah tangga sebanyak 5 sd 6 orang. Sementara yang terkecil terdapat di Desa Silamosik I dengan rata – rata ARTRT sebesar 3 – 4orang. Kecamatan Porsea memiliki 13 Sekolah Dasar SD yang terdiri dari 12 SD Negeri dan 1 SD Swasta. Masih ada 3 tiga desakelurahan yang belum memiliki SD, tetapi pada beberapa desakelurahan ada yang memiliki lebih dari satu SD. Untuk SLTP terdapat 2 sekolah yang seluruhnya negeri. Sementara untuk SMUSMK terdapat 3 sekolah yang seluruhnya swasta. Kecamatan Porsea memiliki luas areal persawahan sebesar 1.270 ha yang terdiri dari 693 ha irigasi setengah teknis, 236 ha irigasi non PU dan 341 ha tadah hujan. Luas panen padi selama tahun 2008, mencapai 1.152 ha dengan produksi 6.578,3 ton atau rata – rata produksi sebesar 5,71 tonha. Desa Patane I merupakan desa dengan luas panen padi terluas sebesar 195 ha. Jagung merupakan tanaman yang paling luas dari antara tanaman yang ada yaitu seluas 334 ha dengan produksi 3.155 ton selama tahun 2008. Tanaman jagung ini tersebar di seluruh desakelurahan kecuali di Kelurahan Pasar Porsea yang tidak memiliki areal persawahan. Universitas Sumatera Utara Gambar 8. Peta Kecamatan Porsea Sumber: Kecamatan Porsea dalam Angka 2009 Masyarakat yang tinggal di sekitar jaringan transmisi adalah masyarakat yang tinggal di wilayah pegunungan dan perbukitan dan umumnya bekerja di kebun atau sawah. Tinggal di wilayah yang banyak perbukitan membuat karakter mereka menjadi karakter yang keras dan kritis, dengan logat yang kasar merupakan keunikan tersendiri bagi pendatang baru dan suku Batak merupakan suku yang dominan yang bermukim di desa-desa di Kecamatan Porsea. Karakter yang keras dan kritis pada sebagian besar masyarakat tidak dibarengi dengan karakter yang suka “bekerja keras” seperti karakter suku Batak Toba pada umumnya dan menganggap bahwa bangsa Batak adalah keturunan raja-raja. Padahal dengan mata pencaharian mereka yang bercocok tanam menuntut mereka harus bekerja keras untuk menghidupi keluarganya. Sebagian besar masyarakat ingin memperoleh uang banyak namun Universitas Sumatera Utara malas untuk bekerja, sehingga mata pencaharian mereka sehari-hari hanya mengandalkan hasil kebun yang ada. Budaya masyarakat yang memiliki falsafah “anakkohu do hamoraon di ahu” menyebabkan masyarakat sangat mengutamakan pendidikan bagi anak-anaknya dengan tujuan dapat merubah penghidupan yang lebih baik untuk masa depannya. Masa depan anak adalah cerminan sebuah keberhasilan harta kekayaan orang tua bagi masyarakat Batak. Masyarakat sangat berharap untuk dapat bekerja di PT. Toba Pulp Lestari TPL tetapi rata-rata budaya kerja, ketrampilan dan pendidikan yang rendah, dan meski sudah memiliki pendidikan setingkat sekolah menengah atas tetapi kualifikasi ketrampilan skill rata-rata masih rendah menyebabkan sedikit sekali jumlah tenaga kerja yang dapat diserap dari penduduk lokal menjadi karyawan langsung di PT. Toba Pulp Lestari meski hanya menjadi karyawan rendahan operator. Dengan kualifikasi SDM seperti mereka hanya dapat diserap menjadi tenaga kerja buruhkaryawan pada perusahaan lokal yang bermitra dengan PT. Toba Pulp Lestari.

4.2. Profil Perusahaan PT. Toba Pulp Lestari , Tbk PT. TPL