akibat stimulasi reseptor yang menghasilkan pola tertentu dari impuls saraf. Pada sejumlah causalgia, nyeri pantom, dan neuralgia teori pola
ini bertujuan bahwa rangsangan yang kuat mengakibatkan berkembangnya gaung terus menerus pada spinal cord sehingga saraf
transmisi nyeri bersifat hipersensitif dimana rangsangan dengan intensitas rendah dapat menghasilkan transmisi nyeri Lewis, 1983.
1.4.2 Teori Gerbang Kendali Nyeri
Teori ini dari Melzack dan Wall 1965 mengusulkan bahwa impuls nyeri dapat diatur atau bahkan dihambat oleh mekanisme
pertahanan di sepanjang sistem saraf pusat. Mekanisme pertahanan dapat ditemukan di sel-sel gelatinosa substansi di dalam kornu dorsalis
pada medula spinalis, thalamus dan sistem limbik. Teori ini mengatakan bahwa impuls nyeri dihantarkan saat sebuah pertahanan
dibuka dan impuls dihambat saat sebuah pertahanan tertutup. Upaya menutup pertahanan tersebut merupakan dasar terapi menghilangkan
nyeri.
1.5 Penanganan Nyeri
Penanganan nyeri merupakan masalah yang kompleks. Sebelum dilakukan penanganan terhadap nyeri terlebih dahulu mengkaji sumber, letak,
faktor-faktor yang mempengaruhi nyeri seperti kegelisahan dan keletihan Brunner Suddarth, 2001. Penanganan nyeri dapat dilakukan dengan cara:
Universitas Sumatera Utara
1.5.1 Farmakologis
Menangani nyeri yang dialami pasien melalui intervensi farmakologis dilakukan dalam kolaborasi dokter dan pasien Brunner
Suddarth, 2001. Analgesik merupakan obat yang paling umum untuk menghilangkan nyeri Brannon Jeist, 2007. Obat golongan
analgesik akan merubah persepsi dan interpretasi nyeri dengan cara mendepresi sistem saraf pusat pada talamus dan korteks cerebri.
Analgesik akan lebih efektif diberikan sebelum klien merasakan nyeri yang lebih berat dibandingkan setelah mengeluh nyeri Irman, 2007.
Secara umum obat analgesik digolongkan menjadi dua yaitu narkotika dan non narkotika Julien, 1985 dalam Branner Feist, 2007.
Analgesik ini biasanya diberikan terutama pada nyeri akut Branner Feist, 2007. Pada nyeri kronis, klien cenderung mengalami
depresi sehingga diberikan anti depresan. Selain efektif untuk mengatasi depresi, antidepresan juga mengandung efek analgesik
Shatri Setyohadi, 2001. 1.5.2 Nonfarmakologis
Intervensi nyeri dengan cara non farmakologis memiliki resiko yang sangat rendah. Pada nyeri yang sangat hebat, mengkombinasikan
tehnik nonfarmakologis dengan obat-obatan mungkin cara yang efektif untuk menghilangkan nyeri Brunner Suddarth, 2001.
a. Distraksi. Distraksi adalah tehnik mengalihkan perhatian klien
ke hal lain terutama hal yang menyenangkan dengan tujuan
Universitas Sumatera Utara
untuk menurunkan kewaspadaan terhadap nyeri bahkan meningkatkan toleransi terhadap nyeri. Salah satu tehnik
distraksi adalah dengan mendengarkan musik Potter Perry, 2005.
b. Stimulasi Kutaneus. Stimulasi kutaneus adalah stimulasi kulit
yang dilakukan untuk menghilangkan nyeri. Beberapa strategi stimulasi kutaneus adalah dengan masase dan kompres panas
dan dingin. Masase sering dipusatkan pada punggung dan bahu, membuat pasien lebih nyaman karena merelaksasi otot Brunner
Suddarth, 2001. Pilihan terapi kompres panas dan dingin bervariasi menurut kondisi klien. Misalnya, panas lembab
menghilangkan kekakuan pada pagi hari akibat arthritis, tetapi kompres dingin mengurangi nyeri akut dan sendi yang
mengalami peradangan akibat penyakit yang diderita Ceccio, 1990 dalam Potter Perry, 2005.
c. Relaksasi. Relaksasi otot skeletal dipercaya dapat menurunkan
nyeri dengan merilekskan ketegangan otot yang menunjang nyeri. Tehnik relaksasi yang sederhana terdiri atas napas
abdomen dengan frekuensi lambat dan berirama. Pasien dapat memejamkan matanya dan bernafas dengan perlahan dan
nyaman. Irama yang konstan dapat dipertahankan dengan menghitung dalam hati dan lambat bersama setiap inhalasi dan
ekhalasi Brunner Suddarth, 2001. Tehnik relaksasi ini
Universitas Sumatera Utara
sangat efektif terutama pada pasien nyeri kronis Somantri, 2007.
d. Terapi Kognitif. Apa yang dipikirkan seseorang tentang nyeri
yang dialami memberikan pengaruh terhadap kehidupannya dan terhadap seberapa besar nyeri yang dia rasakan. Pikiran yang
negatif tentang nyeri akan memfokuskan perhatian seseorang terhadap aspek yang tidak menyenangkan dan membuat nyeri
yang dirasakan bertambah buruk Turk dkk, 1983; Turk Rudy, 1986 dalam DiMetteo, 1991. Pemberian intervensi terapi
kognitif ini adalah meningkatkan cara berfikir klien dengan mengarahkan klien untuk memahami masalah yang dihadapinya.
Klien diyakinkan bahwa ia memiliki kemampuan untuk berperilaku normal Tailor, 1995. Tehnik kognitif ini salah
satunya dengan meningkatkan self efficacy Brannon Jeist, 2007.
1.5.3 Pembedahan
Pembedahan merupakan pengobatan yang jarang dilakukan. Pembedahan ini dilakukan hanya ketika pengobatan yang dilakukan
sebelumnya tidak memberikan hasil yang efektif Brannon Jeist, 2007. Resiko yang dapat ditimbul akibat pembedahan ini meliputi
gejala nyeri baru akibat kerusakan saraf, kekambuhan nyeri dan kerusakan neurologi pasca operasi Potter Perry, 2005.
Universitas Sumatera Utara
1.6 Pengukuran Nyeri
1.6.1 Skala Numerik Nyeri Skala ini sudah biasa dipergunakan dan telah divalidasi. Berat
ringannya rasa sakit atau nyeri dibuat menjadi terukur dengan mengobyektifkan pendapat subyektif nyeri. Skala numerik dari 0 hingga
10, di bawah ini, nol 0 merupakan keadaan tanpa atau bebas nyeri, sedangkan sepuluh 10, suatu nyeri yang sangat hebat Brunner
Suddarth, 2001.
Skala Numerik Nyeri
1.6.2 Visual Analog Scale
Terdapat skala sejenis yang merupakan garis lurus, tanpa angka. Bisa bebas mengekspresikan nyeri, ke arah kiri menuju tidak sakit, arah
kanan sakit tak tertahankan, dengan tengah kira-kira nyeri yang sedang Potter Perry, 2005.
Visual Analog Scale VAS
Tidak ada Sangat
rasa nyeri nyeri
Universitas Sumatera Utara
Pasien diminta menunjukkan posisi nyeri pada garis antara kedua nilai ekstrem. Bila anda menunjuk tengah garis, menunjukkan nyeri
yang moderatesedang Brunner Suddarth, 2001
1.6.3 Skala Wajah Wong dan Barker
Skala nyeri enam wajah dengan ekspresi yang berbeda, menampilkan wajah bahagia hingga wajah sedih, digunakan untuk
mengekspresikan rasa nyeri. Skala ini biasanya dipergunakan mulai anak usia 3 tiga tahun Potter Perry, 2005.
Skala wajah untuk nyeri
Pengukuran nyeri yang dipakai untuk mengukur skala nyeri pada penelitian ini adalah skala numerik nyeri. Skala ini merupakan skala yang paling umum
digunakan untuk mengukur skala nyeri. Nilai 1-4 menggambarkan nyeri ringan, 5-6 menggambarkan nyeri sedang, dan 7-0 nyeri berat Brunner Suddarth,
2001.
2. Perilaku Nyeri