BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini diuraikan hasil penelitian serta pembahasan mengenai hubungan self efficacy dengan perilaku nyeri pada pasien dengan nyeri kronis di RSUP H.
Adam Malik Medan. Penelitian ini telah dilaksanakan mulai dari tanggal 25 Februari 2010 sampai 22 Mei 2010 dengan jumlah sebanyak 26 pasien.
1. Hasil Penelitian
Hasil penelitian ini dibagi atas empat bagian yaitu data demografi responden, self efficcacy, perilaku nyeri dan hubungan self efficacy dengan perilaku nyeri di
RSUP Haji Adam Malik Medan. 1.1
Karakteristik Demografi Responden Responden penelitian ini adalah pasien yang menderita nyeri kronis di
RSUP Haji Adam Malik Medan. Usia responden dalam penelitian ini lebih dari setengah 53.8 berada pada rentang usia 41-60 tahun dengan rata-rata usia
42.96 dan SD=9.53. Berdasarkan jenis kelamin, lebih dari setengah responden adalah
perempuan 61.5, dengan status pernikahan mayoritas 92.3 telah menikah. Sebagian besar responden beragama Islam yaitu sebanyak 57.7. Suku Jawa
adalah suku terbanyak diantara responden 58.7 dengan pendidikan tertinggi adalah SMA 34.6. Pekerjaan responden yang terbanyak adalah petani
sebanyak 10 orang 38.5. Berkaitan dengan diganosa penyakit, responden yang terbanyak adalah pasien yang menderita Naso Pharing Cancer NPC dan ca
mamae masing-masing 26.9 .
Universitas Sumatera Utara
Tabel 1. Distribusi Frekuensi dan Persentasi Karakteristik Demografi Responden n=26
No Karakteristik Responden Frekuensi
1. Usia Harlock, 1999
18-40 tahun dewasa awal 41-60 tahun dewasa madya
Mean= 42.96, SD=9.53 Min-max= 28-60
12 14
46.2 53.8
2. Jenis Kelamin
Perempuan Laki-laki
16 10
61.5 38.5
3. Agama
Islam Kristen protestan
15 11
55.7 42.3
4. Status Pernikahan
Menikah Belum Menikah
24 2
92.3 7.7
5. Suku Bangsa
Batak Jawa
Aceh Padang
Dan lain-lain 15
4 3
2 2
57.7 15.4
11.5
7.7 7.7
6. Pendidikan
SD SMP
SMA 9
7 9
34.6 26.9
34.6
Diplomasarjana 1
3.8 7
Pekerjaan Petani
Pedagang Ibu rumah tangga
PNS Dan lain-lain
10 9
2 1
4 38.5
34.6 7.7
3.8 15.4
8. Diagnosa
Ca Mamae NPC
Ca Paru Ca Medistianum
Soft tissue tumor Efusi pleura
Lain-lain 7
7 2
2 2
2 3
26.9 26.9
7.7 7.7
7.7 7.7
11.4
Universitas Sumatera Utara
1.2 Self efficacy pada pasien dengan nyeri kronis
Self efficacy pada pasien nyeri kronis di RSUP H. Adam Malik Medan diidentifikasi dengan menggunakan kuesioner dimana setiap pernyataan yang
ditanyakan langsung pada pasien. Berdasarkan hasil analisa data menunjukkan distribusi frekuensi dan presentasi self efficacy pada pasien yang mengalami
nyeri kronis secara keseluruhan memiliki self efficacy yang sedang 61.5. Distribusi frekuensi dan presentasi self efficacy pasien nyeri kronis dapat dilihat
pada tabel berikut:
Tabel 2. Distribusi frekuensi dan persentasi self efficacy pasien yang mengalami nyeri kronis
Tingkatan Frekuensi
Persentasi Self efficacy rendah 0-20
Self efficacy sedang 21-40 Self efficacy tinggi 41-60
1 16
9 3.8
61.5 34.6
Kuesioner yang digunakan untuk mengidentifikasi self efficacy ini terdiri dari sepuluh pernyataan. Pernyataan dengan nilai yang paling tinggi adalah
pernyataan nomor tiga Saya dapat bersosialisasi dengan sahabat dan anggota keluarga sesering yang saya mau, walaupun saya mengalami nyeri dengan
mean= 4.85 dan SD= 1.08. Sementara pernyataan dengan nilai yang paling rendah adalah pernyataan nomor tujuh Saya dapat mengatasi nyeri yang saya
alami tanpa minum obat anti nyeri dengan mean = 2.5 dan SD =1.30.
1.3 Perilaku nyeri pada pasien nyeri kronis
Universitas Sumatera Utara
Perilaku nyeri pada pasien nyeri kronis di RSUP H. Adam Malik Medan diidentifikasi dengan menggunakan lembar observasi. Berdasarkan hasil analisa
data menunjukkan distribusi frekuensi dan presentasi perilaku nyeri pada pasien yang mengalami nyeri kronis secara keseluruhan memiliki perilaku nyeri sedang
50, diikuti dengan perilaku nyeri rendah 46.2 dan hanya 3.8 yang memiliki perilaku nyeri tinggi. Distribusi frekuensi dan presentasi perilaku nyeri
pasien dengan nyeri kronis dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 3. Distribusi frekuensi dan persentasi perilaku nyeri pasien yang mengalami nyeri kronis
Perilaku Nyeri Frekuensi
Presentasi Perilaku nyeri rendah 0-3
Perilaku nyeri sedang 4-7 Perilaku nyeri tinggi 8-10
12 13
1 42.6
50 3.8
Ada lima parameter perilaku nyeri meliputi: terjaga guarding, menahan nyeri bracing, menggosok bagian yang
nyeri rubbing,meringis grimace dan mendesah sighing. Meringis
grimace merupakan perilaku yang paling sering muncul M = 0.875, SD = 0.62. Sementara perilaku yang paling jarang muncul adalah
mendesah sighing M = 0.057, SD = 0.177. Adapun nilai mean dan standard deviasi masing-masing parameter dapat dilihat pada tabel
berikut:
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4. Nilai mean, standard deviasi dan tingkat pada parameter perilaku nyeri n=26
1.4 Self efficacy dengan perilaku nyeri pada pasien dengan nyeri kronis
Sebelum menentukan uji korelasi untuk mengidentifikasi hubungan antara self efficacy dengan perilaku nyeri, terlebih dahulu dilakukan uji normalitas
dengan menggunakan uji Kolmogrov Smirnov pada kedua variabel. Dari hasil uji, didapat bahwa pada variabel self efficacy terdistribusi normal dengan nilai
p= 0.062. Sementara pada variabel perilaku nyeri tidak terdistribusi normal dengan nilai p= 0.002. Kemudian dilakukan transform untuk menormalkan data
tersebut tetapi nilai p yang dihasilkan tidak berubah. Dengan hasil ini, maka uji yang dilakukan untuk menganalisa kedua variabel
adalah uji nonparametric spearman. Pada analisa data hubungan self efficacy dengan perilaku nyeri pada pasien dengan nyeri kronis di RSUP H.Adam Malik
Medan didapat nilai koefisien korelasi spearman atau r= -0.67 dengan p= 0.01. Perilaku Nyeri
Actual Score Mean
SD Level
Meringis grimace Menahan nyeri bracing
Terjaga guarding Menggosok bagian yang nyeri
rubbing Mendesah sighing
0-2 0-2
0-2 0-2
0-2 0.87
0.64 0.60
0.25
0.05 0.62
0.44 0.36
0.36
0.17 Sedang
Rendah Rendah
Rendah
Rendah
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5. Hubungan self efficacy dengan perilaku nyeri pada pasien yang mengalami nyeri kronis
Variabel Korelasi
Self efficacy Perilaku nyeri
Self efficacy Perilaku nyeri
- -0.67 p=0.01
-0.67 p=0.01 -
2. Pembahasan